Utusan Khusus AS untuk Korea Utara, Stephen Biegun, tiba di Seoul, Minggu (15/12/2019), sehari setelah Korut sukses membuat tes penting di tempat peluncuran.
Oleh
·3 menit baca
Utusan Khusus AS untuk Korea Utara, Stephen Biegun, tiba di Seoul, Minggu (15/12/2019), sehari setelah Korut sukses membuat tes penting di tempat peluncuran.
Kesuksesan tes rudal balistik antarbenua itu seolah ”kado” Natal dari Presiden Korea Utara (Korut) Kim Jong Un kepada Presiden Amerika Serikat Donald J Trump karena rudal itu diperkirakan bisa mencapai daratan AS. Kepala Staf Umum Angkatan Darat Korut Pak Jong Chon menyatakan, negaranya berhasil membangun ”kekuatan luar biasa”.
Akhir November lalu, Korut juga meluncurkan dua rudal jarak pendek ke laut lepas di pantai timur negara tersebut, bertepatan dengan hari libur Thanksgiving di AS. Gabungan Para Kepala Staf Korea Selatan (JCS) menyatakan, Korut meluncurkan dua rudal jarak pendek dari kota pantai timur Yonpo sekitar pukul 17.00 waktu setempat. Rudal itu melesat sejauh 380 kilometer dan mencapai ketinggian 97 kilometer.
Sejumlah aktivitas nuklir Korut memang mengindikasikan pesan tentang apa yang akan terjadi jika AS tidak mampu menawarkan proposal perundingan baru hingga tenggat akhir tahun ini. Sebagai catatan, uji coba rudal kemarin adalah uji coba ke-14 oleh Korut tahun ini.
Meski menimbulkan kekhawatiran terhadap negara tetangganya, Korsel dan Jepang, Korut sering menyebut program nuklirnya bertujuan damai. Presiden Kim juga sering mengatakan ingin membangun ”negara sosialis yang makmur dan kuat” melalui ekonomi mandiri yang berbasis pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Dan, sejak menggantikan ayahnya tahun 2011, Kim telah menempatkan dua satelit ke orbit.
Kim dan Trump sudah tiga kali bertemu. Pada pertemuan kedua di Hanoi, Trump mengklaim Kim telah memberinya jaminan lisan ”tidak akan melakukan pengujian roket atau rudal atau apa pun yang berkaitan dengan nuklir”.
Kali ini, misi Biegun di Seoul pun masih belum jelas, apakah akan mengontak pejabat Korut dan apakah upaya itu akan berhasil. Hal inilah yang ditunggu dunia.
Namun, aktivitas pengujian senjata nuklir dan pernyataan menantang menunjukkan Korut bersiap melakukan sesuatu untuk memprovokasi AS. Hal itu akan dilakukan Korut jika Washington tak mundur dan membuat konsesi untuk meringankan sanksi dan tekanan pada Pyongyang dalam negosiasi nuklir. Kali ini, misi Biegun di Seoul pun masih belum jelas, apakah akan mengontak pejabat Korut dan apakah upaya itu akan berhasil. Hal inilah yang ditunggu dunia.
Pekan lalu, Wakil Menteri Luar Negeri Korut Choe Son Hui mengancam jika AS menggunakan kekuatan militer kepada negaranya, Korut akan mengambil ”tindakan cepat yang sesuai di tingkat mana pun”. Sikap keras Korut sebenarnya sudah dapat diduga, tetapi bermain api menghadapi Korut bisa membuat situasi Semenanjung Korea akan semakin sulit.
Upaya diplomasi harus terus dilakukan mengingat Korut tidak lagi sepenuhnya bisa tunduk kepada AS dan sekutunya. Korut yang semakin mendekat ke China dan Rusia memiliki kapasitas yang dapat mengecoh dunia. Tanpa kesepakatan, Korut akan melakukan apa pun yang mereka anggap perlu untuk mengegolkan nuklir mereka, terlepas dari harga diplomatik yang harus mereka bayar.