Semua Terukur sejak Tiba di Rumah Sakit
Ada sejumlah alasan berobat ke Malaysia, seperti baiknya pelayanan sebelum tiba di rumah sakit tujuan hingga terpenuhinya semua informasi selama ada di negara itu tanpa ribet.
Sejak lima tahun lalu, pelancong dari Sumatera cenderung memilih Malaysia sebagai tujuan utama, terlebih untuk berwisata kesehatan. Ada sejumlah alasan berobat ke Malaysia, seperti baiknya pelayanan sebelum tiba di rumah sakit tujuan hingga terpenuhinya semua informasi selama ada di negara itu tanpa ribet.
Saat ini, hampir setiap hari ratusan orang dari sejumlah kota di Sumatera seperti Medan, Batam, Pekanbaru, Palembang , dan Jambi menapakkan kaki di Malaysia. Bukan hanya mau belanja atau piknik, melainkan juga untuk urusan kesehatan.
”Kami sekeluarga sudah lama cek kesehatan atau berobat ke Penang, Malaysia. Selain jarak tempuh dekat, biaya transportasi murah, pelayanan di rumah sakit juga sangat terukur,” kata Sariana Milala (54), warga Medan, Sumatera Utara, yang pada awal November 2019 sedang berobat ke Institut Jantung Negara (IJN) di Kuala Lumpur.
Saat berobat di Penang, lanjut Sariana, pelayanan dari rumah sakit bisa dirasakan sejak awal. ”Informasi tentang apa yang harus dilakukan, rumah sakit mana yang dituju, serta soal dokter dan biaya semuanya lengkap meski dilakukan lewat telepon seluler,” ucapnya.
Tiga bulan sekali suami Sariana, yaitu Indra Tarigan, memeriksakan jantungnya ke IJN. ”Sekali berkunjung atau kontrol kira-kira habis 8.000 ringgit Malaysia (RM) atau Rp 27 juta,” kata ibu dari seorang putri ini.
Ananta Purba (54), warga Medan, juga memiliki pengalaman menyenangkan berobat ke Penang. Pelayanan di rumah sakit dilakukan dengan sungguh-sungguh, penuh perhatian dan profesional. ”Orang yang datang ke rumah sakit butuh kejelasan soal penyakit dan solusi serta biaya. Hampir semua rumah sakit di Malaysia melayani pasien dengan sangat profesional,” ujarnya.
Serius
Meningkatnya minat wisatawan kesehatan mendorong Pemerintah Malaysia semakin serius mengelola sektor ini. Bahkan, pada 2009, Malaysia membentuk Malaysia Healthcare Travel Council (MHTC) yang ada di bawah Kementerian Keuangan.
MHTC menjadi pintu masuk bagi pelancong yang hendak berobat ke Malaysia. Tidak hanya promosi yang digencarkan, tetapi juga benar-benar memberikan kemudahan bagi pasien yang hendak berobat ke negeri ini. Pasien dijemput di pesawat. Ketika keluar dari bandara atau pelabuhan di Malaysia, pasien dan pengantar akan melalui jalur khusus.
Malaysia Healthcare mengajak turis asing untuk bisa menikmati layanan kesehatan terbaik di negara dengan penduduk 32,2 juta jiwa ini.
Informasi terkait dengan rumah sakit, dokter, penginapan, hingga lama perawatan selama di Malaysia bisa diketahui lewat telepon ke MHTC. Untuk menggenjot jumlah kunjungan, Malaysia mengampanyekan Malaysia Year of Healthcare Travel 2020 atau MyHT2020. Malaysia Healthcare mengajak turis asing untuk bisa menikmati layanan kesehatan terbaik di negara dengan penduduk 32,2 juta jiwa ini.
Seperti dikemukakan CEO MHTC Sherene Azli kepada rombongan FamTrip MHTC asal Indonesia, Malaysia berusaha menawarkan sesuatu yang berbeda dari pesaing regionalnya terkait dengan pelayanan kesehatan. ”Malaysia menciptakan pengalaman berobat yang disebut sebagai perjalanan wisata kesehatan tanpa hambatan, dimulai sejak kedatangan hingga kepulangan ke negara asal,” katanya.
Guna memudahkan wisatawan, MHTC membuka Malaysia Healthcare Lounge di Kuala Lumpur International Airport (KLIA), KLIA2, dan Penang International Airport. MHTC juga menyediakan layanan penjemputan di aerobridge, jalur cepat melewati imigrasi serta bea cukai dan bantuan pengambilan bagasi. Tak ketinggalan pula layanan penerjemahan sesuai dengan permintaan untuk memudahkan komunikasi bagi pasien yang membutuhkan.
”Kami ingin mengundang semua wisatawan kesehatan untuk menikmati pengalaman perjalanan end to end yang berkualitas tinggi dan terjangkau selama kampanye MyHT2020,” kata Sherene.
Semua kemudahan dan pengalaman berobat yang menyenangkan ini bisa terjadi karena sistem perawatan kesehatan diatur secara ketat oleh Kementerian Kesehatan Malaysia melalui Private Healthcare and Facilities Service Act. Hal yang paling dikedepankan oleh lembaga itu adalah keselamatan pasien serta biaya perawatan terjangkau.
Kelas dunia
Reputasi Malaysia sebagai destinasi perjalanan medis dibangun melalui kegigihan negara itu dalam menyediakan perawatan kesehatan kelas dunia, yakni mudah diakses dengan biaya terjangkau dan dihadirkan dengan ramah dan bersahabat.
Berkat semua kegigihan itu, menurut Wakil Menteri Keuangan Malaysia Dato Haji Amiruddin, Malaysia berhasil menarik lebih dari 1,2 juta wisatawan kesehatan pada 2018. Sekitar 900.000 orang di antaranya berasal dari banyak kota di Indonesia, seperti Medan, Batam, Pekanbaru, Padang, Palembang, dan Surabaya.
MHTC yang kini menaungi 73 rumah sakit di Malaysia kian gencar mempromosikan wisata kesehatan Malaysia hingga ke China, Vietnam, Myanmar, dan India.
MHTC yang kini menaungi 73 rumah sakit di Malaysia kian gencar mempromosikan wisata kesehatan Malaysia hingga ke China, Vietnam, Myanmar, dan India. Pelayanan kesehatan yang dibalut dalam wisata, menurut Amiruddin, merupakan bisnis yang perlu terus dirawat agar semakin banyak orang dari berbagai belahan dunia berobat ke Malaysia.
Selama ini, industri perjalanan kesehatan Malaysia tercatat tumbuh sekitar 17 persen tiap tahun. Selain itu, total pendapatan rumah sakit mencapai 1,5 miliar RM pada 2018. Sementara itu, total kontribusi MHTC terhadap ekonomi nasional Malaysia mencapai 6,4 miliar RM. Dengan mengusung MyHT2020, MHTC menargetkan bisa memberikan kontribusi 8 miliar RM-10 miliar RM terhadap ekonomi nasional pada tahun 2020.
Menurut Faizal Ali, salah satu dokter di Rumah Sakit Spesialis KPJ Johor, ada sejumlah aturan ketat untuk mewujudkan pelayanan terbaik dan terjangkau di seluruh rumah sakit yang bernaung di bawah MTHC. Aturan itu antara lain dokter hanya boleh bekerja di satu rumah sakit. Biaya pelayanan termasuk harga obat juga diatur Kementerian Kesehatan Malaysia.
Malaysia juga memiliki trik lain untuk meningkatkan kunjungan wisatawan, terutama wisatawan asing, melalui layanan kesehatan yang terjangkau dan berkualitas dunia. Rumusnya adalah 1 RM untuk kesehatan dan 4 RM untuk pariwisata. Pada tahun 2020, hal itu akan ditingkatkan menjadi 2 RM untuk kesehatan dan 6 RM-8 RM untuk pariwisata. Dengan cara ini, pariwisata terutama wisata kesehatan akan benar-benar menjadi sumber devisa bagi Malaysia.