Rakyat dan Pemerintah Jepang merayakan rampungnya pembangunan stadion nasional baru yang ramah lingkungan. Stadion ini akan digunakan untuk Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020.
Oleh
D HERPIN DEWANTO PUTRO dari Tokyo, Jepang
·4 menit baca
TOKYO, KOMPAS — Stadion Nasional Jepang di Tokyo kini terlihat lebih ”hijau” dan segar setelah mendapat sentuhan alam pada bagian utamanya. Sang arsitek, Kengo Kuma, sengaja membuat stadion yang menjadi arena pembukaan dan penutupan Olimpiade serta Paralimpiade Tokyo 2020 ini tampak seperti pohon yang hidup.
Pembangunan stadion ini berlangsung sejak 1 Desember 2016 dan berakhir 30 November 2019. Rampungnya proyek yang melibatkan 1,5 juta pekerja dan menghabiskan total 156,9 miliar yen (Rp 20 triliun) itu pun dirayakan dalam upacara yang dihadiri Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, Gubernur Tokyo Yurike Koiko, dan Kuma, pada Minggu (15/12/2019) pagi.
Siang harinya, stadion itu diperlihatkan kepada wartawan untuk pertama kalinya. Sekitar 450 wartawan dari sejumlah negara, termasuk harian Kompas, berkesempatan melihat langsung wajah baru dari stadion yang dulu pernah dipakai untuk menggelar Olimpiade 1964 itu.
Hasil rancangan Kuma ini jauh lebih indah, alami, dan ramah lingkungan dibandingkan dengan stadion lama yang tampak kering. Dari kejauhan, kayu sebagai ornamen paling penting dari stadion yang baru ini sudah bisa terlihat. Palang-palang kayu dipakai untuk menghiasi fasad setiap tingkatan stadion. Kuma ingin mengingatkan bahwa kayu menjadi bahan terpenting dalam pembuatan rumah di Jepang dan menjadi bagian dari kehidupan warga.
Di bagian dalam, kayu juga dipakai sebagai kerangka atap. Kayu yang dipakai di stadion ini dikumpulkan dari 47 perfektur di Jepang. Atap merupakan bagian terbaru dan menambah kenyamanan karena stadion yang lama tidak beratap.
”Kami memang berusaha keras agar orang yang hadir ke tempat ini merasa nyaman,” kata perwakilan Dewan Olahraga Jepang, Kato Keiji.
Upaya untuk membuat pengunjung merasa nyaman pun dilakukan secara serius seperti terlihat pada lantai lima atau lantai teratas stadion. Di sepanjang tepi selasar di lantai itu dibangun taman yang dilengkapi bangku di beberapa titik. Para pengunjung bisa bersantai dan menikmati pemandangan kota dari lantai yang khusus dinamai ”Groove of The Sky”.
”Setelah stadion diresmikan, lantai lima ini memang akan dibuka untuk publik. Semua orang bisa menikmatinya,” kata Keiji. Menurut rencana, stadion akan dibuka untuk publik pada 21 Desember 2019 atau pekan depan. Peresmian itu akan dimeriahkan dengan konser dan kehadiran mantan pelari dari Jamaika, Usain Bolt.
Pada 1 Januari 2020, stadion akan menggelar ajang pertamanya, yaitu Piala Kaisar JFA ke-99. Turnamen sepak bola itu sekaligus menjadi kesempatan Jepang menguji coba lapangan sebelum Olimpiade dibuka pada 24 Juli 2020. Apabila ada kekurangan, pengelola bisa segera memperbaikinya.
Penyejuk alami
Saat Olimpiade berlangsung, cuaca di Jepang relatif panas sehingga stadion itu dilengkapi teknologi yang membuat penonton dan atlet tetap merasa nyaman. Kesejukan di dalam stadion dijaga dengan menggunakan penyejuk alami yang memanfaatkan angin dari sisi selatan stadion.
Menurut Keiji, angin lebih banyak datang dari sisi selatan dan kemudian dialirkan menggunakan kipas berbentuk silinder yang dipasang di beberapa titik di sekeliling stadion. Fasad dari kayu di sisi luar termasuk bagian penting untuk menangkap angin yang akan dialirkan ke dalam. Dengan demikian, stadion tersebut telah menghemat energi.
Teknologi ramah lingkungan ini dipertegas dengan pemilihan warna bangku penonton yang menyimbolkan hutan. Hanya lima warna yang dipilih karena bersifat alami dan diaplikasikan secara acak. Meski acak, warna coklat hanya terdapat di tribune bagian bawah. Di atasnya warna hijau tua, hijau muda, abu-abu, dan putih pada bangku teratas. Pewarnaan ini menyimbolkan warna tanah, pohon, dan langit.
Ramah disabilitas
Sebagai arena untuk ajang Paralimpiade 2020 setelah Olimpiade, Stadion Nasional Jepang dibuat agar ramah bagi para penyandang disabilitas. Akses, penyediaan tempat duduk, dan alat bantu di sebagian besar area stadion telah diperhitungkan.
Kapasitas stadion mencapai 68.000 penonton dan 500 bangku di antaranya diperuntukkan bagi penonton dengan kursi roda. Jumlah tersebut bertambah menjadi 750 bangku pada saat Paralimpiade.
Papan penunjuk dengan huruf Braille dan dilengkapi suara dipasang di beberapa titik. Panduan berupa suara untuk menunjukkan tempat-tempat khusus, seperti loket, gerbang, dan toilet, dapat didengarkan dalam bahasa Jepang dan Inggris. Bahkan, perusahaan otomotif Toyota berencana menyediakan robot untuk melayani penonton dengan kursi roda.
”Kami sudah tidak sabar menantikan para atlet dari banyak negara hadir di stadion ini dan dunia menyaksikannya,” ujar CEO Olimpiade Tokyo 2020 Toshiro Muto dalam keterangan persnya. Muto berjanji akan menggelar Olimpiade terhebat sepanjang masa.