Antisipasi Gangguan Ular, Warga Disarankan Membersihkan Gudang dan Pekarangan
Kemunculan ular kobra di permukiman warga dalam beberapa hari terakhir patut diwaspadai. Untuk mengantisipasinya, masyarakat dianjurkan rutin membersihkan gudang dan tumpukan barang di pekarangan.
Oleh
MELATI MEWANGI/TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Kemunculan ular kobra di permukiman warga dalam beberapa hari terakhir patut diwaspadai. Untuk mengantisipasinya, masyarakat dianjurkan rutin membersihkan gudang dan tumpukan barang di pekarangan yang sering dijadikan tempat ular bersembunyi.
Kurator satwa di Bandung Zoological Garden, Kota Bandung, Jawa Barat, Panji Ahmad Fauzan, mengatakan, fenomena munculnya ular di permukiman warga turut dipengaruhi musim hujan seperti saat ini. Ular akan mencari tempat yang lebih hangat dan lembab. Kondisi itu juga cocok untuk telur ular menetas.
”Gudang dan pekarangan menjadi tempat yang disukai ular karena di sana biasanya terdapat rongga-rongga untuk bersembunyi dari jangkauan manusia,” ujarnya di Bandung, Selasa (17/12/2019).
Panji menuturkan, ular juga cenderung memilih tempat yang tidak terlalu jauh dari ketersediaan makanannya. Oleh karena itu, masyarakat disarankan membersihkan permukiman dari sampah makanan yang dapat mengundang tikus.
”Tikus menjadi salah satu mangsa ular. Jadi, kalau banyak tikus, tempat itu juga disukai ular karena memudahkannya untuk mencari makan,” ujarnya.
Menurut Panji, ular cenderung menghindari manusia. Jadi, ketika bertemu ular, disarankan tetap tenang dan tidak melakukan gerakan yang membuat ular merasa terancam.
”Jangan panik. Ular cenderung tidak akan menyerang kalau tidak diganggu. Namun, harus tetap waspada,” ujarnya.
Gudang dan pekarangan menjadi tempat yang disukai ular karena di sana biasanya terdapat rongga-rongga untuk bersembunyi dari jangkauan manusia.
Warga dapat memanggil petugas pemadam kebakaran dan penanggulangan bencana untuk menangkap ular kobra. Sebab, jika tidak terlatih, kobra akan melawan dan menggigit saat ditangkap sehingga fatal akibatnya.
Sementara itu, indukan ular kobra ditemukan di rumah warga di Desa Munjul Jaya dan Desa Karoya, Purwakarta, Jabar, Senin (16/12/2019). Ular tersebut ditemukan di dalam kamar dan gudang koperasi milik desa.
Sebelumnya, Kamis (12/12/2019), ditemukan 13 anak ular kobra di rumah Rudi Irawan, warga Desa Nagri Kidul, Purwakarta. Dia mengatakan, rumahnya kerap didatangi beragam jenis ular. Jika sebelumnya hanya ular sawah, kali ini ular kobra.
Rumah Rudi berada tepat di samping sawah. Dapur rumahnya memiliki ventilasi dan satu jendela. Di sisi depan dapurnya terdapat kandang burung lovebird dan kolam ikan.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Purwakarta Wahyu Wibisono menyebutkan, peralihan dari kemarau ke musim hujan menjadi waktu yang tepat untuk telur ular menetas. Ia mengimbau warga segera melaporkan kepada pihaknya jika menemukan ular di permukiman.
Ketua Yayasan Sioux Ular Indonesia Aji Rachmat mengatakan, fenomena munculnya ular saat pergantian musim di kawasan hunian bukanlah suatu keganjilan. Menurut dia, ular adalah satwa liar yang habitatnya paling dekat dengan manusia.
Namun, seiring dengan berjalannya waktu, sebagian habitat ular (sawah dan rawa) beralih menjadi permukiman warga. Tidak hanya ular yang terganggu, mangsanya pun semakin terdesak.
Pada akhirnya, berkumpullah mangsa ular ini di sekitar permukiman sehingga ular pun mendekat ke sana. ”Ada ular, berarti ekosistem di sekitar hunian masih bagus dan normal. Justru jika tidak ada ular, bersiaplah ledakan populasi hama di mana-mana,” ujarnya.
Peneliti reptil dari Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Amir Hamidy, menjelaskan, ular kobra, khususnya kobra jawa (Naja sputatrix), menghuni tipe habitat seperti perbatasan hutan yang terbuka, sabana, persawahan, dan pekarangan. Ular ini berukuran rata-rata 1,3 meter dan bisa mencapai ukuran panjang 1,8 meter.
Sekali bertelur, induk betina ular kobra jawa dapat menghasilkan 10-20 telur. Telur-telur tersebut akan menetas dalam rentang waktu tiga sampai empat bulan.
Hampir semua jenis ular, termasuk induk ular kobra, pada periode tertentu akan meninggalkan telur-telurnya dan membiarkan telur tersebut menetas sendiri. ”Begitu menetas, anakan kobra akan menyebar ke mana-mana,” ucapnya.