Hujan sejak Siang, 19 Ruas Jalan di Jakarta Tergenang Banjir
Setidaknya 19 ruas jalan di Jakarta tergenang karena hujan deras yang mengguyur, Selasa (17/12/2019), sejak pukul 13.30 WIB. Akibatnya, kemacetan, kendaraan terendam, dan sejumlah bangunan di pusat kota ikut kebanjiran.
Oleh
NIKOLAUS HARBOWO/WISNU WARDHANA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Setidaknya 19 ruas jalan di Ibu Kota tergenang air karena hujan deras yang mengguyur pada Selasa (17/12/2019), sejak pukul 13.30 WIB. Ketinggian genangan air bervariasi, mulai dari 5 sentimeter hingga 40 sentimeter. Akibatnya, kemacetan, kendaraan terendam, hingga sejumlah bangunan kemasukan air pun tak terhindarkan.
Di kawasan Senayan, Gelora, Jakarta Pusat, misalnya, genangan air memenuhi sepanjang ruas Jalan Gerbang Pemuda, Jalan Gelora, dan Jalan Asia Afrika.
Menurut Lurah Gelora Nurul Huda, genangan air terjadi karena mulut saluran air terlalu kecil sehingga tidak mampu menampung air dalam jumlah besar.
Oleh karena itu, pekerja Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Kelurahan Gelora bersama petugas Dinas Sumber Daya Air DKI dikerahkan untuk memperlancar saluran air. Mereka memastikan tidak ada sampah, lumpur, dan lainnya yang menghambat laju air.
”Setiap hari kami mengecek tali air di sepanjang di wilayah Gelora guna mencegah banjir,” kata Nurul Huda.
Sementara itu, genangan air di Jalan Jenderal Sudirman, Setiabudi, Jakarta Selatan, mencapai ketinggian 40 sentimeter. Akibatnya, Gedung CIMB Niaga kemasukan air.
Selain mengerahkan petugas, Dinas Sumber Daya Air DKI juga mengoperasikan 122 unit pompa mobile dan 474 unit pompa stasioner yang tersebar di 165 lokasi untuk penyedotan serta pembersihan tali-tali air.
Mulut saluran kecil
Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Juaini Yusuf mengatakan, genangan air di sejumlah ruas jalan berangsur surut setelah hujan deras yang mengguyur Ibu Kota selama hampir dua jam berhenti. Genangan air muncul akibat mulut saluran air yang terlalu kecil. Rata-rata ukuran normal mulut air sekitar 40 sentimeter.
”Jadi, kebanyakan air itu antre masuk ke mulut-mulut air. Kan, masuk ke dalam mulut airnya itu kecil. Kalau kami lihat kondisi di salurannya sendiri sih rapi, enggak ada masalah. Kalau memang benar ada masalah di saluran, pasti sampai sekarang belum surut. Justru di saluran, airnya enggak penuh. Jadi, penuhnya di badan jalan,” tutur Juaini.
Terhadap persoalan itu, saat ini, Juaini mulai memetakan lokasi-lokasi mana saja yang muncul genangan air, paling tidak hingga 20 menit setelah hujan berhenti. Dari pemetaan itu, pihaknya akan mulai mengerjakan penambahan mulut air atau memperbesar mulut air yang sudah ada.
”Ke depan, kami akan evaluasi. Kalau memang ada (mulut air) yang kurang dan (antrean masuknya air hujan) malah jadi melambat, paling tidak, kami akan tambahkan lagi jumlah mulut air yang ada di sana atau memperbesarnya supaya nanti airnya tak antre masuk lagi. Besok kami mulai kerjakan,” kata Juaini.
Juaini juga menjelaskan, dalam antisipasi banjir, Dinas Sumber Daya Air terus menggenjot pembangunan sumur resapan.
Tahun ini, Pemerintah Provinsi DKI baru mampu membangun 1.794 unit sumur resapan. Dari total sumur yang terbangun itu, ada 804 unit dibangun oleh Dinas Perindustrian dan Energi serta 990 unit dibangun oleh Dinas Sumber Daya Air.
”Kami usahakan tahun 2020 bisa dua kali lipat dari tahun ini. Prosesnya, kan, sekarang pakai katalog, jadi enggak pakai lelang segala macam. Jadi, awal tahun sudah bisa langsung beli,” tuturnya.