Masyarakat diperkirakan menggunakan momen libur Natal 2019 dan Tahun Baru 2010 untuk mencoba jalan tol baru. Pengguna jalan tol mesti mematuhi aturan batas kecepatan.
Oleh
Norbertus Arya Dwiangga Martiar
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pengoperasian jalan tol di sekitar Jakarta serta Bakauheni sampai Palembang di Sumatera diperkirakan menarik masyarakat untuk mencoba ruas tol pada liburan Natal dan Tahun Baru. Mengacu pada perkiraan itu, titik penumpukan kendaraan mungkin terjadi di pelabuhan dan beberapa gerbang tol.
Berdasarkan hasil survei Badan Litbang Kementerian Perhubungan, sekitar 60 persen pemudik menjelang Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 dari wilayah DKI Jakarta dan Jawa Barat. Sementara sekitar 70 persen pemudik bergerak ke Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur.
Ruas yang baru dioperasikan antara lain Tol Layang Jakarta-Cikampek. Ruas Bakauheni-Kayu Agung sudah beroperasi penuh, sedangkan Kayu Agung-Palembang masih berupa tol fungsional.
Khusus di wilayah Sumatera, yang diperhatikan adalah tempat istirahat dan pelayanan serta kemungkinan kendaraan menumpuk di pelabuhan.
”Keberadaan tol Lampung sampai Palembang memberikan stimulus bagi masyarakat untuk ke Jawa dan sebaliknya. Demikian pula Tol Layang Jakarta-Cikampek telah beroperasi. Saya kemarin lihat dari siang sampai malam ada peningkatan kendaraan. Masyarakat terbantu,” kata Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi, Senin (16/12/2019), di Jakarta.
Direktur Sarana Transportasi Jalan Kemenhub Sigit Irfansyah menambahkan, di sepanjang Tol Bakauheni sampai dengan Kayu Agung ada 12 titik tempat istirahat dan pelayanan. Sementara seluruh stasiun pengisian bahan bakar untuk umum (SPBU) telah dilengkapi fasilitas pengisian bahan bakar minyak.
Meningkat
Budi menambahkan, pengguna Tol Layang Jakarta-Cikampek diperkirakan meningkat. Peningkatan itu, antara lain, dipicu keinginan masyarakat mencoba tol baru. Selain itu, moda transportasi yang digunakan masyarakat menjelang Natal dan Tahun Baru diperkirakan tetap didominasi kendaraan pribadi.
Di tol layang tersebut, menurut Budi, masih ada sambungan antarjembatan yang kurang rata. Meski demikian, jika pengguna jalan memenuhi ketentuan dengan kecepatan maksimal 80 kilometer per jam, sambungan yang kurang rata tersebut tak akan menjadi masalah.
”Kalau kecepatan tinggi akan membuat kendaraan seperti melompat. Di situ pengawasannya akan menggunakan CCTV,” ujar Budi.
Lebih lanjut Budi menyebutkan, penumpukan kendaraan di gerbang tol diperkirakan terjadi di Cikampek Utama, Kalihurip Utama, dan Cileunyi.
Terkait penyelenggaraan angkutan Natal dan Tahun Baru, Kemenhub telah menjalankan inspeksi keselamatan untuk 13.883 unit bus pariwisata. Dari jumlah itu, sebanyak 5.412 unit di antaranya tidak lolos pemeriksaan, sedangkan 8.471 unit lolos. Pemeriksaan hanya ditujukan bagi bus pariwisata karena untuk bus reguler sudah diinspeksi petugas ketika masuk terminal.
Direktur Lalu Lintas Jalan Kemenhub Pandu Yunianto menuturkan, penyebab kendaraan dinyatakan tidak lolos pemeriksaan, antara lain tanda uji kir sudah mati. Namun, ada juga karena kendaraan belum terdaftar atau belum memperpanjang izin dan tidak memiliki perlengkapan penunjang, seperti kotak obat.
Sementara itu, pengamat transportasi dari Universitas Katolik Soegijapranata, Djoko Setijowarno, berpandangan, keberadaan tol baru secara alamiah akan mendorong masyarakat untuk mencobanya. Apalagi, antara Bakauheni sampai Palembang biasanya memerlukan waktu tempuh hingga 12 jam.
”Sekarang bisa ditempuh 4-5 jam. Tentu hal ini menumbuhkan usaha serta pola mobilitas baru. Kebetulan penyeberangannya sudah bagus sehingga menambah mobilitas orang Jawa ke Sumatera dan sebaliknya,” kata Djoko.
Menurut Djoko, pemerintah perlu membatasi atau mengawasi kecepatan kendaraan sesuai ketentuan batas maksimal dan minimal. Sebab, seperti dilakukan di ruas Mojokerto-Surabaya (Jawa Timur), pembatasan kecepatan terbukti menekan angka kecelakaan.
Di sisi lain, untuk Natal dan Tahun Baru, kebanyakan mobilitas yang terjadi untuk kegiatan wisata. Inspeksi keselamatan untuk bus pariwisata diharapkan juga dapat dilakukan juga di lokasi-lokasi wisata. (NAD)