Palang Merah Indonesia segera membangun kantong darah dan plasma darah sendiri untuk menggantikan kantong darah yang selama ini diimpor dari Singapura. Dengan produksi sendiri, PMI bisa lebih efektif dan optimal.
Oleh
Suhartono
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Palang Merah Indonesia segera membangun kantong darah dan plasma darah sendiri di Indonesia untuk menggantikan kantong darah yang selama ini diimpor dari Singapura. Dengan produksi sendiri, PMI bisa lebih efektif dan optimal berperan dalam pelayanan donor darah.
”Itu (pabrik kantong darah dan plasma darah) yang akan kita segera wujudkan. Harapannya tahun depan, sekarang masih dalam proses,” kata mantan Wapres Jusuf Kalla saat dihubungi pada Selasa (17/12/2019) seusai terpilih untuk ketiga kali sebagai Ketua Umum PMI Pusat di Jakarta.
Menurut Kalla, rencana membangun kantong darah di Bekasi, Jawa Barat, dan plasma darah di Kota Bandung, Jabar, beberapa tahun lalu batal karena ada masalah dengan salah satu calon investor asal Korea Selatan.
”Kami ganti calon investornya yang semula dari Korsel,” tambah Kalla. Dia mengatakan, PMI masih menjajaki calon investor lain.
Pabrik kantong darah akan dibangun PMI dengan melibatkan investor asal Korsel, Green Cross Medical Science Corps. Untuk pembangunan tempat pengolahan plasma darah, PMI sudah mempersiapkan lahan seluas 3 hektar yang akan dibangun bekerja sama dengan PT Biofarma.
Sistem layanan donor darah
Selain mewujudkan pabrik kantong darah dan plasma darah, tambah Kalla, PMI juga akan memperbaiki sistem pelayanan donor darah, penanggulangan dan mitigasi bencana, serta kegiatan lain dalam bentuk preventif di bidang kerentanan masyarakat. ”Selama ini, sejumlah program sudah PMI jalankan dalam beberapa tahun terakhir kepemimpinan saya,” kata Kalla.
Ketua Harian PMI Ginandjar Kartasasmita pernah menyatakan, kantong darah harus dibuat sendiri agar PMI semakin optimal menjalankan tugas dan peranan dalam pelayanan donor darah di Indonesia.
Kantong darah itu harus dibuat sendiri agar PMI semakin optimal menjalankan tugas dan peranannya dalam pelayanan donor darah di Indonesia.
Terkait plasma darah, Ginandjar menambahkan, kerja sama dengan Biofarma akan membantu PMI dalam pendanaan.
Sementara itu, dalam Musyawarah Nasional PMI di Jakarta, yang ditutup Selasa ini, untuk ketiga kali, Kalla terpilih kembali secara aklamasi untuk memimpin PMI periode 2019-2024. Kepemimpinan Kalla yang pertama pada periode 2009-2014 dan periode kedua 2014-2019 dinilai berhasil membawa PMI lebih optimal membantu masyarakat yang kesulitan dalam bencana dan membutuhkan pertolongan dalam pelayanan darah. Oleh karena itu, Kalla didukung 33 perwakilan PMI untuk meneruskan kembali kepemimpinannya.