Menjelang Natal 2019 dan Tahun Baru 2020, pemerintah memprediksi tingginya harga tiket pesawat dan konektivitas jalan tol berimbas pada lonjakan penumpang angkutan darat dan laut.
Oleh
Tim Kompas
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Potensi kemacetan di jalan tol dan prediksi lonjakan penumpang angkutan laut sebagai imbas dari masih tingginya harga tiket pesawat terbang menjadi masalah yang perlu diantisipasi menjelang Natal 2019 dan Tahun Baru 2020.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, pada Selasa (17/12/2019) di Jakarta, mengatakan, ada empat potensi masalah yang perlu diperhatikan menjelang Natal dan Tahun Baru kali ini. Pertama, potensi kemacetan di Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) yang menjadi gerbang utama yang tersambung dengan Trans-Jawa dan Tol Layang Jakarta-Cikampek, yang resmi beroperasi baru-
baru ini.
”Kedua, potensi kemacetan setelah tersambungnya Tol Trans-Sumatera dari Bakauheni, Lampung,” ujar Budi Karya. Ketiga, lanjut dia, harga tiket pesawat yang masih relatif tinggi. Terakhir, minimnya kapal laut guna melayani penumpang, khususnya ke wilayah timur Indonesia.
Penumpang moda transportasi udara diprediksi turun 8,4 persen (5,28 juta).
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memprediksi, sejak H-7 Natal 2019 hingga H+7 Tahun Baru 2020, kenaikan jumlah penumpang banyak terjadi pada angkutan darat dan laut. Total penumpang bus, misalnya, diprediksi naik 3,55 persen menjadi 1,75 juta ketimbang periode yang sama 2018. Penumpang kereta api naik 4,04 persen menjadi 5,91 juta.
Selain itu, penumpang penyeberangan laut naik 6,57 persen (2,27 juta) dan penumpang laut naik 1,71 persen (1,19 juta). Sementara penumpang moda transportasi udara diprediksi turun 8,4 persen (5,28 juta).
Kenaikan tertinggi
Sejumlah pelabuhan di wilayah timur Indonesia masuk daftar 10 besar pelabuhan dengan kenaikan penumpang tertinggi pada libur Natal dan Tahun Baru periode lalu. Pelabuhan itu antara lain Jayapura (Papua), Manokwari dan Sorong (Papua Barat), serta Kupang (Nusa Tenggara Timur).
Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Capt Wisnu Handoko mengatakan, dalam kondisi normal, jumlah kapal di bagian timur sangat mencukupi. Penambahan armada kapal bukan opsi yang akan ditempuh.
Oleh sebab itu, Kemenhub akan mengalihkan perjalanan kapal (deviasi) ke rute yang lebih padat untuk mengantisipasi lonjakan penumpang. Opsi lain yang akan ditempuh, kapal meninggalkan atau hanya melewati pelabuhan yang sepi.
Upaya untuk memastikan keselamatan di jalur darat juga dilakukan dengan memeriksa kelaikan bus serta kesiapan pengemudi dan kernet bus. Adapun PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi III Cirebon menjamin kelaikan lokomotif dan rel saat masa Natal dan Tahun Baru 2020 dengan meningkatkan perawatan lokomotif dan menambah personel di depo.
Terkait angkutan udara, Budi mengimbau agar maskapai penerbangan mendukung kegiatan libur Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 dengan memberikan harga tiket yang terjangkau.
Maskapai Garuda Indonesia merespons dengan memberikan potongan harga hingga 40 persen untuk perjalanan 10 Desember 2019-31 Januari 2020 pada rute domestik dan hari-hari tertentu serta menyediakan 30.630 kursi tambahan. (ERK/FAI/SYA/IKI/XTI/COK)