Mikel Arteta, asisten manajer Manchester City, tinggal selangkah lagi “pulang” ke London. Arteta difavoritkan menangani bekas klubnya yang kini tengah terpuruk, Arsenal.
Oleh
Yulvianus Harjono
·4 menit baca
LONDON, SELASA – Situasi aneh dan canggung mendera Mikel Arteta, mantan gelandang Arsenal, sepekan terakhir ini. Akhir pekan lalu, ia dan klubnya, Manchester City, mempermalukan Arsenal 3-0 di Stadion Emirates, London.
Kekalahan itu membuat klub yang dibelanya sepanjang 2011 hingga 2016 itu semakin terpuruk, berada di peringkat kesepuluh Liga Inggris. Padahal, ketika masih menjadi pemain, Arteta tak pernah menyaksikan Arsenal seburuk itu. ”The Gunners” selalu menjadi langganan tim elite dan finis pada posisi empat besar Liga Inggris.
Kecanggungan itu kian menjadi ketika CEO Arsenal Vinai Venkatesham datang ke rumahnya di Manchester, sehari usai laga di London. Kunjungan bos besar Arsenal yang terendus media di Inggris itu kian menegaskan spekulasi ketertarikan ”The Gunners” memulangkan Arteta, asisten manajer Manchester City saat ini, ke London.
Arteta, tangan kanan Manajer City Pep Guardiola, kini difavoritkan untuk mengisi jabatan manajer Arsenal yang lowong. Menyusul dipecatnya Unai Emery akhir November lalu, posisi Emery ditempati sementara oleh asistennya, Freddie Ljungberg. Namun, The Gunners semakin terpuruk. Arsenal hanya sekali menang dari lima laga bersama Ljungberg.
Menurut BBC, kepastian kepindahan Arteta ke Arsenal tinggal hitungan jam. Arsenal akan segera mengumumkan manajer barunya seusai bertemu Josh Kroenke, anak dari pemilik Arsenal, Selasa (17/12/2019). Arteta juga telah meminta restu kepada Guardiola untuk segera berlabuh ke London. Meskipun berat melepasnya, Guardiola enggan menghalangi kepindahannya.
Selain Arsenal, Everton dikabarkan juga tengah mengejar Arteta. Arsenal memiliki keterbatasan pilihan menyusul kabar enggannya Mauricio Pochettino menangani klub dalam waktu dekat seusai dipecat Tottenham Hotspur, bulan lalu. Pochettino ingin berlibur sejenak hingga setidaknya musim panas tahun depan. Opsi lainnya, Brendan Rodgers, menolak untuk pindah dan memilih memperpanjang kontraknya di Leicester City.
Perjudian
Menurut Jamie Carragher, mantan pemain Liga Inggris, Arsenal melakukan perjudian besar jika sampai mengangkat Arteta sebagai manajer. Ia belum pernah menjadi manajer di klub mana pun sebelumnya.
Terlepas kekurangan itu, Arteta diyakini punya motivasi besar menaikkan kembali gengsi Arsenal. Maka itu, jika ditawari Arsenal, Arteta tidak akan menyia-nyiakannya.
”Saat ini, tidak banyak klub besar yang menginginkan Arteta (sebagai manajer). Maka itu, jika harus memilih Everton dan Arsenal, ia jelas lebih memilih Arsenal. Di klub itu, ia punya lebih banyak peluang sukses dan tampil di Liga Champions,” ujar Carragher dikutip HITC.
Arteta sebenarnya sempat dikait-kaitkan dengan posisi manajer Arsenal musim lalu, seusai mundurnya ”gurunya”, Arsene Wenger, Mei 2018. Ketika itu, Wenger bahkan terang-terangan mendukung Arteta untuk menggantikannya.
”Dia memiliki kualitas untuk mengisi jabatan ini. Ia adalah seorang pemimpin dan salah satu favorit pengganti saya. Sebagai mantan kapten, ia tahu apa hal terbaik untuk klub ini. Ia memiliki banyak gairah di medan laga,” ujar Wenger dikutip Metro ketika itu.
Namun, Arsenal ketika itu memilih Emery yang dinilai jauh lebih berpengalaman ketimbang Arteta. Bersama Emery, The Gunners menembus final Liga Europa musim lalu. Sayangnya, mereka dibekap Chelsea 1-4 di final. Kekecewaan kian menjadi-jadi karena mereka hanya mampu finis kelima di Liga Inggris.
Emery, yang mengoleksi tiga trofi Liga Europa bersama Sevilla, kehilangan dukungan dari para pemain senior Arsenal memasuki musim 2019-2020. Ia mengasingkan Mesut Oezil, pemain termahal Arsenal, dan sempat melucuti jabatan Granit Xhaka sebagai kapten tim.
Tak hanya itu, taktik kakunya tidak disukai Arsenal, klub yang belasan tahun dikenal dengan pola menyerang yang cair dan atraktif.
Sepak bola ekspresif
Dalam wawancara seusai pensiun sebagai pemain tahun 2016, Arteta mengungkapkan filosofinya jika menjadi manajer suatu hari nanti.
”Filosofi saya jelas. Saya ingin sepak bola yang ekspresif, menghibur. Saya tidak suka gaya sepak bola yang berorientasi ke tim lawan. Tim saya harus bisa mendikte laga, mengambil inisiatif, dan menghibur penonton. Saya 100 persen yakin bisa mewujudkannya,” ujarnya dikutip Football-London.
Tidak heran, dengan filosofinya itu, ia sangat cocok dan disukai Guardiola, salah satu manajer tersukses di dunia. Ia bahkan sempat diplot menjadi pengganti jika Guardiola meninggalkan City, suatu hari nanti. ”Dia adalah bagian dari kesuksesan besar klub ini. Ia sungguh bagian penting,” ujar Guardiola kepada Sky Sports.
Menurut Martin Keown, legenda Arsenal, pengalaman bekerja dengan Guardiola kian menegaskan keunggulan Arteta. Jika ditangani Arteta, mantan pemain asal Spanyol, Arsenal bisa menjadi seperti City atau Barcelona, setidaknya dalam hal cara bermain.
”Filosofinya datang dari edukasinya di Barcelona. Ia juga cetakan dari Wenger. Mungkin itu yang membuat Arsenal meyakini, Arteta adalah orang yang tepat,” ujar Keown kepada Goal.com. (JON)