Panglima TNI dan Kapolri Tekankan Keterlibatan Masyarakat
Sebanyak 120.000 personel TNI, Polri, dan organisasi kemasyarakatan dikerahkan untuk mengamankan perayaan Natal 2019 dan Tahun Baru 2020. Namun, Panglima TNI dan Kapolri menekankan pentingnya keterlibatan warga.
Oleh
AUFRIDA WISMI WARASTRI
·4 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Sebanyak 120.000 personel TNI, Polri, dan organisasi kemasyarakatan dikerahkan untuk mengamankan perayaan Natal 2019 dan Tahun Baru 2020. Namun, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto maupun Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Idham Azis tetap menekankan pentingnya keterlibatan masyarakat dalam melancarkan perayaan itu.
”Pengamanan melibatkan lebih kurang 120.000 personel gabungan TNI, Polri, aparat pemda, dan organisasi masyarakat. Pengamanan Natal dan Tahun Baru bukan hanya domain TNI dan Polri, melainkan juga harus ada peran aktif masyarakat untuk menjaga situasi kondusif,” kata Kapolri kepada media setelah memimpin Apel Gelar Pasukan Operasi Lilin Toba-2019, Pengamanan Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 di wilayah Sumatera Utara di Lapangan Banteng Medan, Kamis (19/12/2019) bersama Panglima TNI.
Apel juga dihadiri Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi, Pelaksana Tugas Wali Kota Medan Akhyar Nasution, dan anggota forum pimpinan daerah di Sumut. Apel diikuti ratusan unsur TNI dan Polri dari berbagai kesatuan dan masyarakat.
Sebelumnya, pentingnya keterlibatan masyarakat juga disampaikan Hadi dalam amanatnya dan saat wawancara dengan media. ”Satu yang tidak kalah penting adalah keterlibatan dan partisipasi masyarakat dalam turut menjaga keamanan dan ketertibannya sendiri,” kata Hadi.
Terkait pelaksanaan apel yang diselenggarakan di Medan, Hadi mengatakan tidak ada alasan khusus mengapa memilih Kota Medan sebagai tempat dirinya dan Kapolri memimpin apel pengamanan. ”Tidak ada tujuan tertentu, hanya silaturahmi,” kata Hadi. Tahun depan, ia dan Kapolri bisa hadir di kota lain untuk memimpin apel.
Namun, Idham Azis mengatakan, kehadirannya bersama Panglima di Medan untuk memotivasi seluruh jajaran di Kodam I Bukit Barisan dan Polda Sumut agar operasi pengamanan Natal dan Tahun Baru yang mulai dilakukan, Senin (23/11/2019) hingga Kamis (2/1/2020), berjalan lancar dan tertib. Kapolri enggan menjawab keterkaitan apel dengan teror bom bunuh diri di Polrestabes Medan bulan lalu dan pengamanan terorisme.
Dalam amanatnya, Hadi juga mengingatkan penggunaan teknologi digital dan media sosial untuk memperkuat sendi-sendi kekuatan bangsa, seperti gotong royong, toleransi, dan kepedulian sosial. Jangan sampai akar budaya bangsa itu tercabut hanya karena teknologi. Kemajuan teknologi seyogianya memperkuat kebinekaan.
Kemajuan teknologi seyogianya memperkuat kebinekaan.
Oleh sebab itu, Panglima meminta pengamanan memanfaatkan media digital dalam berkomunikasi untuk melakukan deteksi dini gejala di masyarakat. Media digital juga mempercepat penemuan masalah, pelaporan, sehingga penanganannya pun cepat dan berjalan baik.
Ia juga menyatakan bangga atas generasi muda yang terlibat dalam pengamanan pada masa Natal. Anak-anak muda menjiwai kebinekaan dan menyiapkan diri menjadi manusia berkualitas.
Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi mengatakan, mengapresiasi Kapolri dan Panglima TNI hadir di Sumut. Sumut secara khusus juga menjadi gong kesiapan pengamanan Natal dan Tahun Baru.
Kepala Subbidang Penerangan Masyarakat Polda Sumut Ajun Komisaris Besar MP Nainggolan mengatakan, khusus pengamanan Natal dan Tahun baru di Sumut, tim mengerahkan 9.864 personel yang terdiri dari unsur Kepolisian, TNI, Pemadam Kebakaran, Satpol PP, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Perhubungan, Dinas Kesehatan, Basarnas, dan Pramuka.
Adapun jumlah pos pengamanan yang dibangun mencapai 142 pos, termasuk pos pelayanan dan pelayanan terpadu. Tim pengamanan juga mendeteksi ancaman bencana banjir di 36 lokasi yang tersebar di 11 satuan wilayah. Adapun rawan bencana longsor di 51 lokasi di 13 satuan wilayah.
Terkait pengamanan lalu lintas, telah dideteksi 53 lokasi rawan kecelakaan lalu lintas di 15 satuan wilayah dan 94 rawan mancet di 19 satuan wilayah. Selain itu, terdapat 20 lokasi jalan rusak di 11 satuan wilayah.
Adapun kerawanan gereja terkait ancaman bom dideteksi di 17 gereja. Sebanyak 13 di antaranya berada di Medan dan enpat di Pematang Siantar. Sementara kerawanan ancaman teror bom melalui telepon ada di 14 gereja. Sebanyak 10 gereja ada di Medan selebihnya di Kisaran, Karo, Pematang Siantar, dan Turutung, masing-masing satu gereja.
Ketua Karitas PSE Keuskupan Agung Medan Pastur Markus Manurung OFM Cap mengatakan, untuk memperlancar ibadah perayaan Natal, setiap gereja telah membentuk kelompok khusus pengamanan gereja, selain TNI dan Polri. Tim meneliti orang yang tidak dikenal dan memastikan tidak ada pihak yang dicurigai masuk ke gereja. Kendaraan umum seperti taksi juga dibatasi aksesnya. ”Sejauh ini gereja-gereja sudah mengantisipasi,” kata Markus.
Markus juga meminta umat tidak membawa tas besar dan membawa hal-hal yang tidak diperlukan untuk mereduksi kecurigaan saat merayakan Natal di gereja.