Najib Bersumpah di Masjid, Bantah Terlibat Pembunuhan Model Mongolia
Perdana Menteri Malaysia periode 2009-2018 Najib Razak bersumpah di sebuah masjid di Kuala Lumpur, Malaysia, Jumat (20/12/2019), dalam kaitan dengan kasus kematian seorang model Mongolia.
Oleh
Elok Dyah Messwati
·3 menit baca
KUALA LUMPUR, JUMAT — Perdana Menteri Malaysia periode 2009-2018 Najib Razak bersumpah di sebuah masjid di Kuala Lumpur, Malaysia, Jumat (20/12/2019), dalam kaitan dengan kasus kematian seorang model Mongolia.
Pada kesempatan tersebut, Najib (66) membantah tuduhan bahwa dialah yang memerintahkan pembunuhan terhadap model Mongolia, Altantuya Shaariibuu (28), pada 2006. Najib berusaha untuk membersihkan namanya di negara berpenduduk mayoritas Muslim itu.
Sebelumnya, dalam pekan ini, mantan pengawal Najib, polisi Azilah Hadri yang dijatuhi hukuman mati pada 2015 karena pembunuhan Altantuya tersebut, menyatakan bahwa Najib yang memerintahkan kepada Azilah dan rekannya, Sirul Azhar Uma, untuk membunuh Altantuya.
Najib membantah pengakuan Azilah dan mengatakan bahwa tuduhan tersebut tidak benar dan dia menilai ini adalah taktik politik untuk memenjarakannya. Pada saat Altantuya dibunuh, Najib menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri Malaysia. Altantuya ditembak mati dan tubuhnya diledakkan dengan bahan peledak militer di hutan dekat Kuala Lumpur.
Kematian Altantuya diduga karena skandal suap, saat Pemerintah Malaysia membeli kapal selam Perancis pada 2002. Altantuya pada tahun itu bekerja sebagai penerjemah Abdul Razak Baginda, mantan rekan Najib yang bertugas membeli kapal tersebut. Abdul Razak yang mengaku memiliki hubungan dengan Altantuya dan diadili dalam kasus ini justru dibebaskan.
Bersumpah
Selama ini Najib tidak pernah menjawab tuduhan sehubungan dengan pembunuhan model Mongolia itu. Namun, dia harus menghadapi dakwaan pidana sehubungan dengan skandal korupsi jutaan dolar dalam kasus megakorupsi dana negara 1Malaysia Development Berhad (1MDB). Najib menyatakan diri tidak bersalah atas tuduhan pelanggaran kepercayaan, pencucian uang, dan penyalahgunaan kekuasaan.
Di dalam masjid, Jumat ini, didampingi istri dan putrinya, Najib membaca selembar kertas yang berbunyi, ”Di rumah mulia Allah, pada hari Jumat yang penuh syukur ini, saya menyatakan bersumpah bahwa saya tidak pernah menginstruksikan seseorang untuk membunuh seorang perempuan berkebangsaan Mongolia bernama Altantuya Shaariibuu.”
”Dan, saya belum pernah bertemu dan tidak mengenal orang tersebut sama sekali. Jika saya berbohong, maka kutukan Allah ada pada saya dan jika saya benar, maka mereka yang memfitnah saya dan tidak bertobat akan dikutuk oleh Allah,” demikian sumpah yang dinyatakan Najib.
Sebanyak 1.000 pendukung Najib pun bersorak ketika menyaksikan sumpahnya. Belum pernah dipastikan siapa yang berada di belakang dua polisi mantan pengawal Najib itu, yang dihukum karena membunuh Altantuya. Namun, seorang terdakwa, Uma, melarikan diri ke Australia tak lama sebelum hukuman dijatuhkan.
Sedangkan Azilah, dalam sidang penuntutan bulan ini, mengatakan bahwa Najib telah memerintahkan dirinya untuk ”menangkap dan menghancurkan” Altantuya yang oleh Najib disebut sebagai mata-mata asing. Pengadilan Federal Malaysia akan mendengarkan permohonan Azilah pada 20 April 2020. (REUTERS/AFP/LOK)