Pengelola kereta moda raya terpadu (MRT) tengah menguji sistem tiket berbasis kode pembaca cepat atau QR code di sejumlah stasiunnya. Sistem ini telah rampung dan akan segera digunakan di pengujung 2019.
Oleh
Aditya Diveranta
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pengelola kereta moda raya terpadu, atau MRT, tengah menguji sistem tiket berbasis kode pembaca cepat atau QR code di sejumlah stasiunnya. Sistem ini telah rampung dan akan segera digunakan di pengujung 2019.
Sistem tiket tersebut disiapkan dalam aplikasi MRT-J. Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan PT MRT Jakarta Muhammad Kamaluddin menjelaskan, pihak MRT telah melakukan kerja sama dengan sejumlah perusahaan pembayaran digital sejak pertengahan 2019.
Kini, empat perusahaan digital telah bergabung melengkapi pembayaran
QR code. Keempat perusahaan itu adalah PT Espay Debit Indonesia Koe (Dana), PT Fintek Karya Nusantara (Linkaja), PT Visionet Nasional (OVO), dan PT Dompet Anak Bangsa (Gopay).
”Setelah beberapa kali pembicaraan, akhirnya ditetapkan kerja sama dengan empat perusahaan digital tersebut. Beberapa pekan ini, sistem sudah berjalan dan sedang kami tes secara intensif,” ujar Kamaluddin yang biasa disapa Kamal, di Jakarta, Sabtu (21/12/2019).
Kamal menyebutkan, sistem yang telah dites kini akan segera diluncurkan dalam waktu dekat. ”Akan diluncurkan akhir bulan ini juga. Namun, kami harus memeriksa kecepatan dan keandalan sistemnya dalam menghadapi ribuan penumpang setiap hari,” lanjutnya.
Dengan sistem ini, penumpang nantinya dapat langsung membeli tiket melalui aplikasi. Penumpang tinggal memilih stasiun kedatangan dan stasiun tujuan, kemudian memilih pembayaran dengan opsi transaksi digital yang ada. Seketika, penumpang mendapat akses tiket berupa QR code.
Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar, saat ditemui dalam forum wartawan, Kamis (19/12/2019), mengklaim bahwa kecepatan pindai QR code saat dites mencapai 0,1 detik. Hal itu lebih cepat dibandingkan dengan kecepatan pindai kartu uang elektronik konvensional atau kartu multitrip dari MRT yang diklaim berkisar 0,3-1 detik.
Dengan kecepatan tersebut, William berharap akses penumpang menuju stasiun MRT akan lebih efektif. ”Jadi, saat pembayaran di pintu stasiun, ada dua pilihan pembayaran. Tinggal pilih, pakai kartu uang elektronik atau QR code dari ponsel,” ujarnya.
Kamal menambahkan, sistem QR code juga diharapkan dapat mengurangi antrean pengguna tiket harian berjaminan atau single trip. Sistem QR code, menurut dia, akan memfasilitasi warga yang tidak memiliki kartu uang elektronik.
Dinda (28), warga yang ditemui di Stasiun MRT Bendungan Hilir, berpikir sistem QR code dapat mempercepat mobilitasnya. Sebab, ia kerap lupa membawa kartu uang elektronik saat terburu-buru. Selain itu, metode pembayaran ini dapat dipakai saat kartu uang elektronik kehabisan saldo.
Head of Sales Gopay Amo Tse melalui keterangan tertulis menyampaikan, bentuk kerja sama dengan MRT adalah salah satu target yang dikejar oleh Gopay.
”Kami senang karena telah menjadi salah satu opsi pembayaran untuk tiket MRT. Ketika pembelian sudah dikonfirmasi, pengguna langsung dapat memindai tiket ke dalam sistem yang ada,” ucapnya.