Aparat Diminta Tak Operasikan Telepon Genggam Saat Bertugas
Sebanyak 1.500 personel Polri mulai bergerak ke 102 lokasi pengamanan yang telah dipetakan dalam Operasi Lilin Siwalima 2019. Aparat pun diminta fokus, termasuk tidak mengoperasikan telepon genggam saat bertugas.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
AMBON, KOMPAS — Sebanyak 1.500 personel Polri mulai bergerak ke 102 lokasi pengamanan yang telah dipetakan dalam Operasi Lilin Siwalima 2019. Potensi ancaman terorisme menjadi perhatian utama anggota yang bertugas di lapangan. Aparat pun diminta fokus, termasuk tidak mengoperasikan telepon genggam ketika sedang bertugas.
Penegasan itu disampaikan Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Maluku Komisaris Besar M Roem Ohoirat kepada Kompas di Ambon pada Senin (23/1/2019). Adapun pergeseran status mulai dilakukan Senin pukul 00.00 waktu setempat, sebagaimana juga dilakukan di sejumlah polda lain di Indonesia.
Fokus pengamanan adalah gedung gereja terutama yang berada di pusat kota. Petugas akan berjaga di gerbang masuk gereja. Dibantu pihak pengamanan dalam gereja, petugas akan memeriksa barang bawaan jemaat menggunakan alat pendeteksi metal. ”Nanti ada polwan berhijab yang akan membantu pengamanan di gerbang. Ini sudah biasa terjadi,” katanya.
Beberapa jam sebelum perayaan malam Natal, tim gegana dari Brimob Polda Maluku memeriksa kondisi beberapa gereja yang berada di pinggir jalan raya utama di Kota Ambon. Gereja dimaksud antara lain Katedral St Fransiskus Xaverius, Gereja Kristen Protestan Maranatha, Gereja Kristen Protestan Silo, dan Gereja Kristen Protestan Rehoboth.
Nanti ada polwan berhijab yang akan membantu pengamanan di gerbang. Ini sudah biasa terjadi.
Roem mengingatkan, agar saat melayani umat di gerbang gereja ataupun ketika menjaga lalu lintas di jalanan dekat gereja, petugas harus fokus. Kebiasaan buruk mengoperasikan telepon genggam saat bertugas agar dihindarkan. ”Selalu waspada sebab saat itu pasti banyak orang. Fokus pada tugas. Komunikasi semua lewat radio,” ucapnya.
Roem juga mengapresiasi rencana sejumlah organisasi kemasyarakatan yang ikut menjaga keamanan pada perayaan malam Natal. Hal itu semakin memperkuat jalinan persatuan antarumat beragama di Maluku, daerah bekas konflik yang kini memiliki indeks kerukunan tertinggi di Indonesia. Seperti pengalaman sebelumnya, remaja masjid di Maluku ikut menjaga keamanan di halaman gereja.
Pantauan Kompas di sejumlah lokasi di Ambon, polisi masih fokus mengatur lalu lintas di jalanan Kota Ambon yang padat dipenuhi pengendara yang hendak mudik meninggalkan Kota Ambon serta warga yang berbelanja di sejumlah mal. Arus kendaraan di Kota Ambon diperkirakan mulai lengang Selasa besok. Arus kendaraan di Pelabuhan Yos Sudarso pun sudah berkurang.
Kepala Kepolisian Sektor Kawasan Pelabuhan Yos Sudarso Ajun Komisaris F Teddy mengatakan, selama arus mudik tidak ada kejadian yang menonjol di pelabuhan terbesar di Maluku itu. ”Semua lancar. Kepadatan penumpang dan kendaraan dapat diurai dengan cepat berkat kerja sama semua pihak di pelabuhan,” ujarnya. Berkaca pada arus mudik sebelumnya, di pelabuhan sering kali terjadi kericuhan.
Sepanjang masa mudik Natal 2019 dan Tahun Baru 2020, sepuluh kapal Pelni dan tujuh kapal Perintis melayani pemudik yang tiba dan berangkat melalui Pelabuhan Yos Sudarso, Ambon. Dari 10 kapal Pelni itu, dua merupakan kapal tambahan untuk mengantisipasi pemudik yang melonjak hingga 3 persen dari tahun 2018 yang mencapai 56.773 orang.
Manajer Operasi PT Pelni Cabang Ambon Robi Munardi mengatakan, puncak arus mudik telah berlalu. Hingga Senin siang ini, pemudik yang berangkat dan tiba di Pelabuhan Yos Sudarso menggunakan kapal Pelni masing-masing 5.476 dan 8.074 orang. Adapun penumpang lanjutan sebanyak 2.057 orang. Untuk pelayaran perintis, pemudik yang berangkat sebanyak 3.674 orang, sedangkan yang tiba 2.125 orang.