Polri dan TNI siap menjaga perayaan Natal dan Tahun Baru dengan pendekatan yang humanis. Dengan ditambah bantuan dari berbagai kelompok masyarakat, perayaan Natal dan Tahun Baru diyakini berlangsung aman dan nyaman.
Oleh
Kornelis Kewa Ama/ Al Fajri/ Stafanus Ato/ Edna Caroline Pattisina
·3 menit baca
KUPANG, KOMPAS - Perayaan Natal dan Tahun Baru yang aman dan nyaman menjadi harapan masyarakat luas. Kepolisian Negara Republik Indonesia bersama Tentara Nasional Indonesia dan berbagai kelompok masyarakat siap mewujudkan hal itu.
Hasil jajak pendapat Kompas dengan 559 responden pada 14-15 Desember 2019 menunjukkan, sebanyak 91,1 persen responden menyatakan pentingnya menjaga suasana kondusif saat perayaan Natal dan Tahun Baru.
Selain itu, menurut hampir 55 persen responden, situasi yang kondusif itu bisa diwujudkan dengan ikut menjaga ketertiban dan keamanan saat ibadah berlangsung. Salah satu elemen masyarakat yang turut mengamankan gereja saat perayaan Natal adalah Gerakan Pemuda (GP) Ansor. Tahun ini, separuh dari total tujuh juta anggota GP Ansor dikerahkan dalam pengamanan gereja.
Masyarakat harus mau dan mampu menjaga toleransi, menghormati perbedaan yang memang sudah menjadi keniscayaan.
Menurut Ketua Umum Pimpinan Pusat GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas, Minggu (22/12/2019), menjaga tempat ibadah pada hakikatnya adalah menjaga Indonesia.
Cholil menambahkan, masyarakat harus mau dan mampu menjaga toleransi, menghormati perbedaan yang memang sudah menjadi keniscayaan. Momentum Natal 2019 diharapkan membawa pesan-pesan damai dalam kehidupan bersama sebagai bangsa.
Sosiolog Universitas Indonesia Imam B Prasodjo berpendapat, perayaan setiap hari raya keagamaan sudah seharusnya berjalan aman dan lancar. Guna mewujudkan hal itu, rasa saling menghormati dan menghargai keyakinan masing-masing mesti terus dipupuk di antara umat beragama.
Siap
Saat berkunjung ke Nusa Tenggara Timur bersama Kapolri Jenderal (Pol) Idham Azis, Minggu, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengingatkan aparat keamanan untuk tetap waspada. Perayaan Natal dan Tahun Baru harus berlangsung aman dan nyaman.
Panglima TNI juga menekankan agar aparat keamanan dari TNI dan Polri, untuk yang bertugas menjaga keamanan Natal dan Tahun Baru, bersikap humanis. ”Pengamanan Natal dan Tahun Baru harus sesuai dengan prosedur operasional standar dan harus bersifat humanis karena yang dijaga itu masyarakat,” kata Hadi seusai mengunjungi Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) Koinonia di Kuanino, Kupang, NTT.
”Mari bertindak profesional dan humanis dengan masyarakat sekitar, membangun persahabatan dan persaudaraan. Jika mereka membutuhkan bantuan, segera mungkin diberikan. Jika bantuan itu harus diberikan dalam situasi dan kondisi tertentu, jangan menunggu perintah. Bertindak sesuai prosedur yang sudah ada,” kata Panglima.
Kunjungan Kapolri dan Panglima TNI ke Kupang ini merupakan bagian dari pemeriksaan kesiapan pasukan Polri yang dibantu TNI dalam menjaga keamanan Natal dan Tahun Baru. Sebelum Kupang, pemeriksaan telah dilakukan di Wamena, Medan, Surabaya, dan Semarang. Selanjutnya, persiapan di Manado juga akan diperiksa. ”Semua kami tanya permasalahannya apa,” kata Hadi.
Idham mengatakan, selain untuk meyakinkan masyarakat, kehadirannya bersama dengan Panglima TNI juga untuk menambah motivasi aparat yang bertugas. ”Semua daerah rawan sudah dipetakan. Semua aparat sudah di tempatnya, bersama TNI, pemda, ormas, dan pemangku kepentingan lain,” kata Idham.
Selain ke GMIT, Kapolri dan Panglima TNI juga mengunjungi Gereja Katedral Kristus Raja, Kupang. Di Katedral Kristus Raja, Romo Ambrosius Ladjar Pr menerima Hadi dan Idham. Selain memberikan apresiasi, ia pun menjelaskan tentang rencana ibadah pada rangkaian Natal dan Tahun Baru.
Ambrosius Ladjar mengatakan, yang berlaku selama Natal, Tahun Baru, dan Paskah selama ini, aparat TNI dan Polri beragama Katolik berjaga di dalam gereja. Aparat lain berjaga di luar gereja bersama pemuda dari GP Ansor Kupang.