Natal harus menjadi momentum menciptakan kehidupan bersama yang penuh kedamaian, persaudaraan, dan keharmonisan. Umat Kristiani diimbau menjadikan Natal menjadi kesempatan besar menjalin persaudaraan dengan semua orang.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·3 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Natal harus menjadi momentum menciptakan kehidupan bersama yang penuh kedamaian, persaudaraan, dan keharmonisan. Umat Kristiani diimbau menjadikan Natal menjadi kesempatan besar menjalin persaudaraan dengan semua orang.
”Kita harus menciptakan kehidupan bersama demi Indonesia maju,” kata Uskup Agung Semarang Mgr Robertus Rubiyatmoko seusai bertemu Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sultan Hamengku Buwono X, Senin (23/12/2019), di Kantor Gubernur DIY, Kota Yogyakarta.
Rubiyatmoko menjelaskan, pada perayaan Natal tahun ini, umat Katolik dan Kristen memiliki tema bersama, yakni ”Hiduplah sebagai Sahabat bagi Semua Orang”. Dia menuturkan, tema tersebut memiliki makna agar umat Kristiani menjadi sahabat untuk orang-orang di sekitarnya.
”Ini imbauan untuk semua umat Kristiani, baik Katolik maupun Kristen, untuk bersama-sama menjadi sahabat dan saudara bagi orang lain,” ucap Rubiyatmoko.
Rubiyatmoko mengatakan, tema tersebut juga memiliki makna agar umat Kristiani bisa berkontribusi mewujudkan kehidupan yang damai dan harmonis. Dia menambahkan, tema perayaan itu sesuai dengan Deklarasi Abu Dhabi yang ditandatangani pemimpin Gereja Katolik Roma Paus Fransiskus serta Imam Besar Al-Azhar Sheikh Ahmed al-Tayeb di Abu Dhabi pada 4 Februari 2019.
Deklarasi Abu Dhabi itu disebut sebagai dokumen bersejarah tentang persaudaraan manusia untuk perdamaian dunia dan hidup berdampingan guna menangkal radikalisme serta terorisme. Menurut Rubiyatmoko, Deklarasi Abu Dhabi bertujuan menghilangkan ekstremisme di dunia serta mewujudkan kehidupan yang damai.
”Deklarasi Abu Dhabi yang ditandatangani Paus Fransiskus dan Imam Besar Al-Azhar itu mengajak kita semua untuk sungguh-sungguh mengupayakan kehidupan bersama yang damai, rukun, dan semua menjadi saudara,” ujarnya.
Deklarasi Abu Dhabi yang ditandatangani Paus Fransiskus dan Imam Besar Al-Azhar itu mengajak kita semua untuk sungguh-sungguh mengupayakan kehidupan bersama yang damai, rukun, dan semua menjadi saudara.(Mgr Robertus Rubiyatmoko)
Perayaan di Yogyakarta
Rubiyatmoko menyebutkan, Yogyakarta dikenal sebagai tempat yang aman dan damai. Oleh karena itu, ia mengajak semua pihak untuk terus menjaga kedamaian dan kenyamanan Yogyakarta.
”Menjadi harapan kita bersama agar masyarakat Yogyakarta untuk terus menciptakan kota yang adem-ayem dan membuat orang kangen,” ujar Rubiyatmoko.
Sultan Hamengku Buwono X mengucapkan selamat Natal bagi masyarakat Yogyakarta yang merayakan. Sultan berharap, perayaan Natal bisa menjadi kesempatan bagi semua pihak untuk melakukan perbaikan dalam berbagai aspek, misalnya hubungan kebersamaan, politik, dan kesejahteraan.
Sultan memastikan bahwa perayaan Natal di Yogyakarta akan dijaga aparat keamanan. Oleh karena itu, masyarakat tidak perlu khawatir saat mengikuti perayaan Natal. ”Untuk Natal, di gereja akan ada pemeriksaan sebelumnya untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,” ujarnya.
Kepala Polda DIY Inspektur Jenderal Asep Suhendar menyatakan, kepolisian dan TNI siap menjaga perayaan Natal dan Tahun Baru di DIY. Ia menyebutkan, sebanyak 4.426 aparat gabungan dari sejumlah instansi akan diturunkan dalam momen Natal dan Tahun Baru kali ini.
Terkait ancaman terorisme, Asep memaparkan, pihaknya sudah melakukan langkah antisipasi bersama Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri.
”Mudah-mudahan Yogyakarta aman dan damai,” ujar Asep.