Dekorasi Natal selama ini identik dengan pohon cemara, kado, dan sinterklas. Seperti apa istimewanya ketika pohon natal dikelilingi boneka-boneka animasi beragam warna?
Oleh
Erika Kurnia
·3 menit baca
Della (19) bersama tiga kawannya pun rela mengantre panjang, Sabtu (21/12/2019). Tujuannya agar dapat berswafoto berlatar dekorasi-dekorasi unik yang tersaji di atrium utama pusat perbelanjaan Senayan City, Jakarta.
Della merupakan satu dari 90 juta pengguna sebuah aplikasi pesan di Indonesia. Karakter seperti Brown, Cony, Moon, dan Choco pun tidak asing lagi baginya, termasuk karakter BT21. Di sana, mereka terpesona menikmati petualang karakter pangeran Tata dan Van dalam bilik-bilik ruang yang berdekorasi unik dan memanjakan mata. Dari situ, tak sedikit pula yang setelah berfoto melanjutkan petualangan berbelanja cendera mata.
Rahma (45) bersama putri bungsunya, Asma (16), juga rela berjejalan di antara pengunjung lain untuk membeli cendera mata berupa boneka berkarakter BT21. ”Anak saya minta dibelikan ini dari beberapa minggu lalu karena nilai ujiannya bagus,” kata ibu dua itu.
Leonardo dari Humas Senayan City mengatakan, dekorasi-dekorasi itu banyak digemari generasi milenial. Pada saat bersamaan, konsep itu, menurut dia, juga ramah untuk keluarga. Sejak dibuka 7 Desember, setiap harinya berkisar 1.000 sampai 2.000 pengunjung mendatangi atraksi. Pengunjung bisa menikmatinya gratis sampai dengan 12 Januari 2020.
Mereka ingin datang untuk mendapatkan pengalaman baru.
”Antusiasme masyarakat luar biasa. Bahkan, banyak yang dari luar kota bertanya lewat akun media sosial kami. Mereka ingin datang untuk mendapatkan pengalaman baru,” katanya. Menyambut Natal dan Tahun Baru ini pusat-pusat perbelanjaan di Jakarta berlomba menawarkan suguhan dekorasi yang lain dari biasanya. Strategi itu berhasil menyedot pengunjung serta menaikkan nilai transaksi belanja.
Selain Senayan City, Mal Kota Kasablanka di Jakarta Selatan juga menyuguhkan karakter animasi. Bedanya, mal itu menghiasinya dengan boneka-boneka Spongebob Squarepants yang populer awal tahun 2000-an. Alhasil sudut-sudut mal itu berhiaskan warna kuning. Setali tiga uang, Mal Ciputra di Jakarta Barat menawarkan karakter fantasi kue jahe dan kuda poni di antara hiasan berwarna pastel. Di atrium utama mal bertebaran pernak-pernik beraneka warna.
General Manager Mal Ciputra Jakarta Ferry Irianto mengatakan, konsep itu diharapkan menarik berbagai kalangan untuk bermain dan menikmati momen berbelanja akhir tahun. ”Bulan ini, kami sudah melihat kenaikan kunjungan. Kami pasang target jumlah kunjungan meningkat hingga 7 persen. Tahun lalu, kenaikan pengunjung 5 persen dari biasanya,” katanya.
Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia Stefanus Ridwan mengatakan, berbagai acara di pusat perbelanjaan untuk merayakan libur Natal dan Tahun Baru, termasuk libur sekolah kali ini, akan memberikan sukacita kepada pengunjung.
Pertumbuhan naik
Ridwan memperkirakan masa Natal ini menaikkan pertumbuhan transaksi belanja. Transaksi belanja tahun ini diproyeksikan naik 15-20 persen. Tahun lalu hanya 5-10 persen. Tahun lalu, nilai transaksi lebih rendah karena diwarnai gonjang-ganjing pemilihan presiden. ”Kondisi sekarang lebih stabil,” ujarnya.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance, Bhima Yudistira, yang dihubungi secara terpisah, menambahkan, kondisi politik saat ini telah memperbaiki kepercayaan konsumen. ”Politik yang lebih stabil menjadi kunci naiknya kepercayaan konsumen, khususnya kelas menengah dan atas,” katanya.
Sebagian kalangan kelas menengah baru yang mendorong konsumsi domestik, menurut Bhima, adalah kalangan milenial. Menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, jumlah generasi milenial yang berusia antara 20 tahun dan 40 tahun mencapai 88 juta jiwa atau 33,75 persen dari total penduduk Indonesia.
Bhima memprediksi proporsi kaum milenial semakin kuat sebagai penggerak utama hadirnya kelas konsumen baru di Indonesia. ”Mereka mengubah lanskap bisnis ritel, misalnya muncul e-dagang dan aneka bisnis baru,” ujarnya.