Romo Paroki St Ignatius Magelang, Romo Petrus Suratmin, mengatakan, manusia terkadang kurang menyadari keberadaan Yesus sebagai sahabat sejati. Mereka lebih sering bangga punya banyak teman, termasuk teman di medsos.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG,KOMPAS — Menemukan teman, sahabat, tidaklah mudah. Namun, dalam perjalanan hidup, manusia juga sering kali tidak menyadari bahwa mereka tidak lagi perlu mencari karena Yesus Kristus adalah sahabat sejati yang selalu ada kapan saja.
Romo Paroki St Ignatius Magelang, Romo Petrus Suratmin, mengatakan, perilaku manusia yang kurang menyadari keberadaan Yesus sebagai sahabat sejati terjadi karena mereka saat ini lebih sering bangga memiliki banyak teman dan relasi yang dibuktikan dengan jaringan pertemanan di media sosial.
”Setiap orang lebih sering bangga memiliki banyak follower di Instagram, banyak teman di Facebook, memiliki banyak grup pertemanan di WA (Whatsapp). Mereka tidak menyadari bahwa banyak jaringan pertemanan itu tidak abadi dan hanya Yesus Kristus yang menawarkan persahabatan sejati,” ujarnya dalam homili pada misa perayaan Natal di Gereja St Ignatius, Kota Magelang, Jawa Tengah, Selasa (24/12/2019).
Yesus Kristus, menurut dia, tidak diragukan lagi adalah seorang sahabat sejati karena Yesus yang sebenarnya adalah seorang putra Allah Bapa, mau beralih wujud menjadi manusia, senasib sepenanggungan dalam menjadi kehidupan. Dengan kasih sayang dan kesetiaannya pada jalinan persahabatannya dengan manusia, Dia mau menjadi penyelamat, mengorbankan diri, demi menebus dosa-dosa manusia yang sangat dicintai-Nya.
Sikap Yesus yang mau berteman, bersahabat dengan siapa saja tersebut, menurut Romo Petrus, sebenarnya sudah ditunjukkan dalam simbol-simbol yang diwujudkan dengan keberadaan sejumlah binatang yang ada di sekitar tempat kelahirannya, yaitu, sapi, keledai, dan domba. Sapi adalah simbol dari manusia yang bodoh, keledai adalah simbol dari manusia yang mau berkorban dan tidak pernah mengulangi kesalahan, serta domba yang merupakan simbol dari manusia yang ”berbau tidak sedap” karena berlumur dosa.
Kelahiran Yesus Kristus di malam hari juga menjadi simbol bahwa keberadaan-Nya yang mau berdekatan dengan siapa saja akan membawa kebaikan bagi semua.
”Kelahiran Yesus di Betlehem memberi terang kebaikan di malam Natal,” ujarnya.
Kelahiran Yesus di Betlehem memberi terang kebaikan di malam Natal.
Dengan meniru sikap Yesus tersebut, Romo Petrus mengatakan, maka semestinya setiap manusia juga mau membuka dirinya untuk menjadi sahabat bagi orang lain, terutama bagi mereka, orang-orang terdekat, yang selama ini justru sering diabaikan dan diacuhkan.
”Jadilah sahabat bagi keluarga, bagi orangtua di rumah, bagi orang-orang tua di panti Wreda, dan anak-anak yatim piatu di panti asuhan,” ujarnya.
Selasa malam, misa perayaan Natal diselenggarakan dua kali. Misa Natal pertama yang dipimpin oleh Romo Petrus Suratmin Pr dihadiri oleh ribuan orang. Umat meluber hingga duduk di teras-teras ruang kelas di SD Kanisius Pendowo yang bersebelahan dengan gereja.
Pengamanan Natal
Misa perayaan Natal di Kabupaten Magelang yang berlangsung Selasa (25/12/2019) berlangsung aman dengan dijaga oleh TNI, Polri, dan personel dari sejumlah organisasi dan internal gereja.
”Sejumlah personel yang kami libatkan untuk pengamanan gereja, antara lain, adalah Banser dan komunitas sukarelawan,” ujar Wakil Kepala Kepolisian Resor (Polres) Magelang Komisaris Eko Mardiyanto. Jumlah personel pengamanan yang berjaga di setiap gereja dan kapel berjumlah 20-25 orang.
Eko mengatakan, pada Selasa pagi, pihaknya terlebih dahulu melakukan pengecekan dan sterilisasi gereja. Selanjutnya, sebelum pelaksanaan misa, personel polisi juga membantu memeriksa barang bawaan umat.
Kepala Polres Temanggung Ajun Komisaris Besar Muhammad Ali mengatakan, pengamanan di setiap gereja dilakukan dengan mengedepankan sikap humanis. Kendati demikian, dia juga tetap membekali personel dengan senjata, baik senjata dengan peluru karet maupun senjata api.
Selain itu, menurut dia, sembari mengawasi pelaksanaan misa, Polres Temanggung juga mengamankan jalur-jalur di sekitarnya dan pusat-pusat keramaian agar bebas dari kemacetan.