Dinas Bina Marga DKI Jakarta melakukan sejumlah pembenahan infrastruktur untuk mencegah timbulnya genangan. Beberapa saluran dan mulut air ditemukan tak tersambung pada saluran drainase.
Oleh
IRENE SARWINDANINGRUM
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dinas Bina Marga DKI Jakarta melakukan sejumlah pembenahan infrastruktur untuk mencegah timbulnya genangan. Beberapa saluran dan mulut air ditemukan tak tersambung pada saluran drainase.
Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho mengatakan, pembenahan saluran dan mulut air itu dilakukan di lima wilayah di DKI Jakarta. Dua titik utama adalah di sekitar Balai Kartini dan kawasan Senayan. ”Dua titik itu pada 17 Desember lalu ada genangan cukup lumayan,” katanya, di Jakarta, Rabu (25/12/2019).
Di sekitar Balai Kartini, saluran air ditemukan tersumbat sedimentasi dan utilitas berupa kabel-kabel yang masuk di saluran air. Sementara di kawasan Senayan, mulut air kurang lebar dan saluran air yang tak tersambung pada drainase yang lebih besar atau saluran utama.
Dinas Bina Marga DKI Jakarta melakukan pembongkaran di dua titik tersebut untuk menyambungkan saluran air dan merapikan kabel utilitas. Kabel-kabel itu, menurut rencana, akan direlokasi setelah pihaknya menyelesaikan perencanaan penataan utilitas.
Menurut Hari, selama musim hujan ini, Pasukan Kuning akan terus siaga memantau genangan yang timbul di jalanan. Ia menjanjikan pembenahan infrastruktur yang menghambat aliran air akan segera dilakukan segera setelah ditemukan genangan. Dinas Bina Marga DKI Jakarta juga menyiagakan pompa air dan cadangannya untuk 14 terowongan (underpass).
Saat hujan melanda kemarin, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mendata tiga genangan hingga ketinggian sekitar 50 sentimeter di jalanan di Jakarta Utara. Genangan-genangan tersebut surut sekitar pukul 09.00 setelah ditangani petugas PPSU dan Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta.
Jumlah genangan ini turun drastis dari hujan pada 17 Desember lalu sebanyak 19 titik. Genangan juga dilaporkan sempat terjadi di beberapa permukiman warga, seperti di Kampung Tengah, Kramatjati, dan sekitar Masjid Astra, Sunter, Jakarta Utara.
Unit Pengelola Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta mendata lonjakan volume sampah di sungai-sungai DKI Jakarta selama musim hujan, yaitu sebanyak 8.291 ton selama Oktober dan 8.219 ton pada November. Sebagai perbandingan, pada September volume sampah di sungai 6.983 ton.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Andono Warih mengatakan, satuan tugas penanganan sampah pada musim hujan disiagakan selama 24 jam di setiap lokasi rawan tumpukan sampah oleh banjir kiriman. Luapan sungai merupakan salah satu sumber banjir Jakarta.
”Ada 4.0000 orang dari UPK Badan Air disiagakan dan puluhan alat berat,” katanya.
Dari analisis kondisi atmosfer, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika memperkirakan potensi hujan disertai angin kencang dan kilat di sejumlah wilayah Jakarta selama sepekan hingga 29 Desember.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG R Mulyono R Prabowo mengatakan, meningkatnya aliran massa udara menuju wilayah Indonesia akibat aktifnya monsoon Asia menyebabkan potensi peningkatan massa udara basah, terjadinya area pertemuan udara, dan terjadinya pelambatan kecepatan angin di sebagian wilayah Indonesia.
Sementara itu, suhu permukaan laut di wilayah perairan Indonesia cenderung menghangat yang menambah suplai uap air cukup tinggi untuk mendukung pembentukan awan hujan.