Di tengah ketegangan dengan AS, kepada Jepang dan Korea Selatan, China menawarkan hubungan dan kerja sama ke aras yang tak pernah dicapai sebelumnya.
Oleh
·2 menit baca
Di tengah ketegangan dengan AS, kepada Jepang dan Korea Selatan, China menawarkan hubungan dan kerja sama ke aras yang tak pernah dicapai sebelumnya. Sehari setelah pertemuan puncak, Perdana Menteri China Li Keqiang kembali bertemu dengan PM Jepang Shinzo Abe dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in di Chengdu, China, Rabu (25/12/2019). Setelah pertemuan, mereka mengadakan jumpa pers bersama.
Menurut Li, nilai perdagangan ketiga negara pada 2018 mencapai 720 miliar dollar AS. Mereka sepakat mempercepat negosiasi untuk mencapai kesepakatan mewujudkan lingkungan perdagangan dan investasi yang bebas, adil, tidak diskriminatif, transparan, dapat diprediksi, dan stabil.
Para pemimpin ketiga negara itu berencana membuat kawasan perdagangan bebas (FTA) baru yang terpisah dari perdagangan Asia. Padahal, ketiga negara itu juga aktif mendorong terjadinya Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) yang akan ditandatangani tahun depan. Jika betul ditandatangani, RCEP merupakan kesepakatan perdagangan terbesar di dunia.
Presiden China Xi Jinping berjanji untuk meningkatkan hubungan dengan Jepang ke aras yang lebih tinggi. Menurut Xi, hal ini harus menjadi dasar bagi pengembangan hubungan China-Jepang di era baru, tak boleh samar-samar dan terguncang. Kedua negara harus tetap berpegang erat pada konsensus politik bahwa China dan Jepang adalah mitra, bukan saling mengancam.
”Dengan semangat mengubah kompetisi menjadi koordinasi, China dan Jepang akan mempromosikan pengembangan hubungan bilateral berkelanjutan di sepanjang jalur yang benar,” kata Xi. Kantor berita Korea Selatan, Yonhap, melaporkan, pada pertemuan Senin (23/12/2019) dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, PM Li mengatakan, China akan bekerja sama membangun jaringan rel kereta api yang menghubungkan Korea dengan China dan Eropa.
Ketiga pemimpin juga sepakat soal denuklirisasi Korea Utara sesuai batas waktu akhir tahun yang ditetapkan Pyongyang. Namun, belum ada tanda-tanda Korea Utara akan memenuhi tenggat tersebut mengingat Washington belum juga membuat konsesi untuk meringankan sanksi ekonomi terhadap Korea Utara.
Pertemuan puncak diikuti pertemuan bilateral antara China, Jepang, dan Korea Selatan terjadi di tengah suasana galau ketiga negara dalam menghadapi Presiden AS Donald Trump. Korsel dan Jepang galau akibat AS meminta peningkatan ongkos berlipat-lipat atas kerja sama militer dengan AS.
Perang dagang Trump dengan China telah berimbas pada ekspor ketiga negara. Langkah ketiganya ingin membentuk FTA menjadi semacam peringatan agar Trump segera mengakhiri perang dagang. Wajar saat menjelang pertemuan puncak itu Trump menyatakan, penyelesaian fase pertama perselisihan perang dagang dengan China semakin dekat.