Tanah ambles di Desa Lebbo Tengae, Kecamatan Cenrana, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, menunjukkan kecenderungan kian membesar dan bertambah dalam.
Oleh
Reny Sri Ayu
·2 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Lubang akibat tanah ambles di Desa Lebbo Tengae, Kecamatan Cenrana, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, menunjukkan kecenderungan kian membesar dan bertambah dalam. Karena itu, penutupan lubang perlu dilakukan untuk mencegah risiko jatuhnya korban.
Hingga Jumat (27/12/2019), lokasi tanah ambles atau sinkhole itu terus didatangi warga yang ingin melihatnya. Garis polisi yang mengelilingi lubang dalam radius beberapa meter tak membuat keinginan warga surut. Sebagian bahkan nekat melihat lebih dekat. Sejumlah petani setiap hari juga harus berjalan melewati sekitar lubang untuk mencapai sawahnya.
Guna mencegah membeludaknya warga ke lokasi itu, aparat keamanan bergantian berjaga di sekitar lokasi. ”Setiap hari saya jaga di sini bergantian dengan aparat kepolisian. Kami khawatir jika terjadi hal yang tidak diinginkan. Orang-orang yang datang tak bisa dilarang. Kami hanya terus mengimbau untuk tidak terlalu dekat,” kata Kopral Dua Jumaddin, personel Babinsa TNI Desa Lebbo Tengae.
Kepala Desa Lebbo Tengae Suryanto Indra mengatakan, untuk sementara pihaknya akan memasang pagar pengaman di sekeliling lubang. ”Paling tidak saya akan pasang pagar bambu di sekeliling lubang karena orang-orang terus datang melihat. Kami juga khawatir jika terjadi hal yang tidak diinginkan dan menimbulkan korban,” ujarnya.
Harus ditutup
Ahli geologi Universitas Hasanuddin, Adi Maulana, mengatakan, penutupan lubang harus dilakukan karena lubang cenderung bertambah luas. Kedalamannya pun turut bertambah. Saat ini, diameter lubang sudah lebih dari 20 meter dengan kedalaman genangan air lebih dari 60 meter. Saat awal lubang itu diketahui pada 23 Desember, diameternya hanya 1,5 meter dengan kedalaman 50 sentimeter.
”Kalau melihat kondisinya, lubang sudah penuh terisi air. Ada limpahan air permukaan akibat hujan dan juga air irigasi, belum lagi air bawah tanah. Kondisi tanah yang liat sangat mudah terkikis. Jika terus hujan, pinggiran lubang akan kian tergerus. Lama-lama, kondisi tanah makin tak kuat menahan beban. Itulah mengapa lubang cenderung terus bertambah besar,” kata Adi.
Lama-lama, kondisi tanah makin tak kuat menahan beban.
Sembari menunggu hasil penelitian, Adi mengatakan, lubang bisa ditutup dengan material timbunan berupa batu beragam ukuran dan pasir. Karena bentuk tanah ambles ini mengerucut ke bawah, dia menyarankan penutupan pada bagian bawah lubang menggunakan batu besar.
Selain penutupan lubang, Adi menambahkan, semua jalur air permukaan yang menuju lubang itu juga harus diputus, termasuk saluran irigasi yang melintasi lokasi tersebut. Hal itu agar air tidak makin memenuhi lubang yang bisa membuat tanah di sekelilingnya kian tergerus.