Harga semen di Kabupaten Puncak mencapai Rp 2 juta per zak hingga akhir tahun ini. Masih tingginya harga semen di kawasan itu dipertanyakan karena transportasi udara ke Puncak kian lancar.
Oleh
FABIO COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Harga semen di Kabupaten Puncak, Papua, mencapai Rp 2 juta per zak hingga akhir tahun ini. Masih tingginya harga semen di kawasan itu dipertanyakan karena transportasi udara ke Puncak kian lancar.
Kepala Kepolisian Daerah Papua Inspektur Jenderal Paulus Waterpauw di Jayapura, Minggu (29/12/2019), mengatakan, pihaknya mendapatkan informasi terkait dengan tingginya harga semen di daerah itu langsung dari Bupati Puncak Willem Wandik.
”Saya sangat kaget dengan informasi tersebut. Seharusnya dengan kondisi arus transportasi udara ke Puncak yang semakin lancar dapat berdampak untuk harga barang kebutuhan pokok dan semen,” papar Paulus.
Mantan Kapolda Sumatera Utara ini menuturkan, sebelumnya harga semen di Puncak mencapai Rp 2 juta karena ketersediaan pesawat yang masih minim ke salah satu kabupaten di kawasan pegunungan tengah Papua tersebut.
Saya sangat kaget dengan informasi tersebut. Seharusnya dengan kondisi arus transportasi udara ke Puncak yang semakin lancar dapat berdampak untuk harga barang kebutuhan pokok dan semen. (Paulus Waterpauw)
Ia pun menegaskan, Polda Papua akan menerjunkan tim ke Ilaga, ibu kota Kabupaten Puncak, dalam waktu dekat. Tim ini berperan untuk mengklarifikasi terkait tingginya harga semen.
”Tim ini akan menyelidiki apakah ada kartel, ada sekelompok orang tertentu yang berada di balik tingginya harga semen. Mudah-mudahan kami dapat segera mengungkapnya,” katanya menambahkan.
Diketahui Puncak merupakan salah satu daerah pelaksanaan program tol udara dari Kementerian Perhubungan sejak akhir 2016. Program ini memberikan subsidi biaya angkut pesawat ke daerah terpencil dan kondisi geografis yang sulit seperti Puncak.
Asisten II Bidang Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat Pemkab Puncak Darwin Tobing ketika dikonfirmasi membenarkan masih tingginya harga semen di daerah Puncak.
Ia menuturkan, penyebab utama masih tingginya harga semen per zak karena biaya angkut yang mahal, yakni Rp 25.000 per kilogram. Padahal, Bandara Ilaga melayani 15 hingga 30 kali penerbangan dengan sembilan pesawat.
Biaya angkut tinggi karena dari sembilan pesawat itu hanya terdapat empat pesawat yang melayani program tol udara. Setiap pesawat tol udara jenis caravan dan twin otter hanya memiliki daya angkut barang maksimal 1,2 ton. Barang yang diangkut pun bukan hanya semen, melainkan juga kebutuhan pokok lain.
”Dari hasil pantauan di lapangan, harga semen pertokoan di daerah Ilaga mencapai Rp 1,8 juta. Harga semen per zak bisa meningkat hingga Rp 2,3 juta apabila ditambah dengan biaya angkut dari Ilaga ke lokasi proyek infrastruktur,” ungkap Darwin.
Ia berharap pemerintah pusat dapat memberikan sebuah solusi untuk mengatasi tingginya biaya angkut barang daerah sentra ke daerah pedalaman seperti Kabupaten Puncak.