Integrasi Antarmoda Angkutan Publik Berlanjut pada 2020
Pengerjaan fisik desain ulang Halte CSW, Jakarta Selatan, direncanakan berlangsung pada Januari 2020 dan beroperasi sekitar Juli 2020. Halte akan menjadi simpul integrasi dengan MRT Stasiun ASEAN dan bus Transjakarta.
Oleh
IRENE SARWINDANINGRUM
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Integrasi antara Transjakarta dan moda transportasi lain masih terus berlanjut pada 2020. Salah satunya adalah dengan desain ulang Halte CSW di Koridor 13 yang sampai sekarang belum difungsikan. Belum difungsikannya halte ini karena akses yang sulit dicapai, dampak dari tingginya tangga yang setara dengan ketinggian lima lantai.
Pengerjaan fisik desain ulang Halte CSW, Jakarta Selatan, direncanakan akan berlangsung pada Januari 2020 dan beroperasi sekitar Juli 2020. Halte tersebut akan menjadi simpul integrasi dengan MRT di Stasiun ASEAN dan bus-bus kota.
Direktur Teknik dan Fasilitas PT Transportasi Jakarta Yoga Adiwinarto mengatakan, desain baru itu disebut sebagai Halte Cakra Selaras Wahana (CSW).
Desain baru itu dilengkapi dengan halte antara yang ketinggiannya hanya sekitar 2,5 lantai dari moda MRT di Stasiun ASEAN yang akan dihubungkan dengan eskalator, lift, dan tangga. Seluruh fasilitas tersebut akan dihubungkan juga dengan jalur melingkar yang diberi nama cakra.
Di dasar terdapat satu lagi halte di daerah Blok M yang akan menghubungkan moda bus-bus kota dari arah Blok M. ”Jadi, nanti aksesnya orang tidak perlu turun dulu lalu naik lagi untuk pindah moda, tinggal naik atau turun 2-2,5 eskalator,” katanya.
Jalur melingkar Cakra akan dilengkapi dengan fasilitas pertokoan dan toilet. Pembangunan fasilitas ini hasil kerja sama dengan PT MRT Jakarta. Dari PT Trans Jakarta, anggaran untuk pembangunan sekitar Rp 55 miliar.
Selama ini, Halte CSW belum juga difungsikan karena ketinggiannya yang setara lima lantai tanpa eskalator ataupun lift. Padahal, Halte CSW dinilai sebagai simpul integrasi strategis karena tingginya jumlah penumpang di Koridor 13 dan adanya Stasiun MRT serta terminal bus Blok M.
Selain desain ulang Halte CSW, pada 2020, PT Transportasi Jakarta juga akan melakukan integrasi fisik di sejumlah titik dengan beragam moda. Integrasi dengan LRT Cawang-Dukuh Atas, di empat titik, yaitu Halte Cawang BNN, Halte Depkes, Halte GOR Sumantri, dan Halte Setiabudi Utara AINI. Dengan LRT Cibubur-Cawang dilakukan di Halte Harja Mukti, Cibubur, dan Halte Ciracas, Kampung Rambutan.
Integrasi dengan KRL di Senen akan dilakukan di empat titik, yaitu di Halte Pasar Senen, Halte Atrium, Halte non-BRT Stasiun, dan Senen.
Direktur PT Transportasi Jakarta Agung Wicaksono mengatakan, selama 2019, Transjakarta mencapai rekor penumpang tertinggi pada 16 Desember sebanyak 998.658 orang dari rata-rata harian lebih kurang 800.000 orang. Sepanjang 2019, jumlah penumpang sekitar 263 juta orang, naik 40 persen dari 2018.
Sebagian di antaranya ditopang oleh armada mikrotrans atau angkutan kota yang sudah bergabung dengan JakLingko. ”Jumlah penumpang mikrotrans selama Desember mencapai 155.000-199.000 orang,” katanya.
Jumlah armada Transjakarta saat ini 3.888 unit. Sebagian besar, yaitu 1.636 unit, merupakan angkutan kota yang telah bergabung dengan JakLingko. Sementara jumlah kartu JakLingko yang sudah terjual pada Oktober 2019 sebanyak 47.376 buah.
Menurut Agung, peningkatan jumlah penumpang ini merupakan bentuk evolusi mental masyarakat DKI Jakarta untuk beralih ke transportasi umum. Ia menargetkan pada 2020, cakupan Transjakarta mencapai 90 persen kawasan DKI Jakarta. Saat ini, cakupan Transjakarta mencapai 80 persen kawasan Jakarta, dalam artian di 80 persen area Jakarta, orang bisa menemukan Transjakarta dalam radius minimal 500 meter.