Banjir bandang melanda dua desa di Labuhan Batu Utara, Sumatera Utara. Sejumlah rumah hanyut dan rusak berat. Diduga, lima orang sekeluarga terhanyut banjir beserta rumah mereka.
Oleh
·3 menit baca
Banjir bandang melanda dua desa di Labuhan Batu Utara, Sumatera Utara. Sejumlah rumah hanyut dan rusak berat. Diduga, lima orang sekeluarga terhanyut banjir beserta rumah mereka.
LABUHAN BATU UTARA, KOMPAS— Lima orang sekeluarga diduga hilang bersama rumah mereka yang diterjang banjir bandang di Desa Pematang, Kecamatan IX-X, Kabupaten Labuhan Batu Utara, Sumatera Utara, Minggu (29/12/2019). Banjir bandang melanda dua desa, menghanyutkan 9 rumah, 17 rumah rusak berat, 1 jembatan rusak, ruas jalan longsor, dan ladang tertimbun.
”Banjir bandang melanda Desa Pematang dan Desa Hatapang. Hingga Minggu malam, Desa Hatapang belum bisa diakses kendaraan karena jalan longsor,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumut Riadil Akhir Lubis.
Aliran air begitu deras hingga menghanyutkan rumah di pinggir sungai.
Menurut Riadil, air dari Sungai Lubuk Natiko dan Sungai Siria-Ria meluap, membawa kayu dan batu besar ke permukiman warga di Dusun Siria-Ria, Desa Pematang, di pinggir sungai. Aliran air begitu deras hingga menghanyutkan rumah di pinggir sungai.
Musibah terjadi setelah hujan deras Sabtu malam. Melihat hujan deras dan debit air sungai membesar, warga yang tinggal di pinggir sungai meninggalkan rumah untuk mengungsi. Banjir bandang datang tiba-tiba, Minggu sekitar pukul 01.30.
Riadil mengatakan, dampak banjir bandang masih didata. Mereka mengerahkan tim gabungan dari BPBD, Badan SAR Nasional, Polri, TNI, dan warga, untuk mendirikan posko pengungsian dan dapur umum. ”Kami menurunkan dua alat berat untuk membuka akses jalan ke daerah terdampak,” katanya.
Koordinator Pos SAR Tanjung Balai dan Asahan Bobi Purba mengatakan, ada laporan salah satu rumah yang hanyut di Desa Pematang ditempati lima orang sekeluarga. ”Namun, informasi itu masih dugaan karena tidak ada kerabat mereka yang bisa dihubungi,” ujarnya.
Menurut Bobi, rumah itu berada jauh dari permukiman warga. Keluarga itu pendatang, dan tidak ada warga yang mengenal kerabatnya. Mungkin juga, mereka sedang pulang kampung merayakan Tahun Baru.
Jembatan putus
Riadil menuturkan, jembatan yang menghubungkan Dusun Siria-Ria dengan dusun lain terputus dihantam banjir bandang. Petugas gabungan berupaya membuka kembali akses menuju dusun tersebut agar bisa membantu warga yang tinggal di dekat kebun sawit itu.
Menurut Bobi, Minggu siang, Dusun Siria-Ria sudah bisa diakses sepeda motor. Namun, mobil belum bisa masuk. Sementara itu, banjir setinggi 1 meter melanda dua kampung serta dua dusun di Distrik Sidey, Kabupaten Manokwari, sejak Jumat malam. Warga diimbau mewaspadai banjir susulan karena tingginya curah hujan di Manokwari hingga Minggu.
Sungai meluap dan menggenangi puluhan rumah dan Jalan Trans-Papua dari Manokwari ke Sorong.
Kepala BPBD Provinsi Papua Barat Derek Ampnir saat dihubungi dari Jayapura, Papua, Minggu, menyatakan, banjir menggenangi 28 rumah yang dihuni 169 orang. Banjir dipicu hujan lebat pada Jumat pukul 15.00-21.00 WIT. ”Sungai meluap dan menggenangi puluhan rumah dan Jalan Trans-Papua dari Manokwari ke Sorong,” kata Derek.
Tim BPBD bersama warga telah membersihkan Jalan Trans-Papua yang tertimbun lumpur dan batang kayu. BPBD Papua Barat juga menyalurkan bantuan makanan siap saji, pakaian, obat, dan selimut bagi para pengungsi. Derek mengimbau warga Papua Barat mewaspadai dampak bencana hidrometeorologi. Ada 804 kelurahan dan kampung yang rentan banjir bandang serta longsor.
Kepala Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah V Jayapura Petrus Demon Sili mengatakan, Papua dan Papua Barat akan memasuki puncak musim hujan, Januari 2020. (NSA/FLO)