Presiden sekaligus CEO The Friedkin Group, Thomas Daniel Friedkin dikabarkan segera mengakuisisi saham mayoritas klub Serie A Italia, AS Roma, dari James Pallotta.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·3 menit baca
ROMA, SENIN –Tim ibu kota AS Roma tak lama lagi akan mendapatkan pemilik baru. Presiden sekaligus CEO The Friedkin Group, Thomas Daniel Friedkin segera mengakuisisi saham mayoritas dari James Pallotta.
Isu perubahan kepemilikan tim berjuluk Il Giallorossi ini disambut positif oleh sejumlah pihak, terutama para legenda AS Roma seperti Daniele De Rossi dan Francesco Totti. Sebab, selama menjadi Presiden AS Roma sejak 2012, Pallota tidak disukai fans dan sejumlah legenda AS Roma.
Seperti dikutip Football-Italia, Senin (30/12/2019), negosiasi Friedkin dan Pallotta telah berlangsung dua bulan terakhir. Kedua pengusaha asal Amerika Serikat itu dikabarkan telah mencapai kesepakatan di angka 780 juta-790 juta euro (Rp 12,1 triliun-Rp 12,3 triliun) untuk 70-80 persen saham Roma.
Friedkin menyediakan uang muka 50 juta euro atau Rp 778 miliar untuk menutup kesepakatan dalam 48 jam ini. ”Sejauh ini, kesepakatan belum terjadi. Belum ada pembayaran apapun. Kedua pihak (Friedkin dan Pallota) masih melangsungkan transaksi,” demikian siaran pers pada laman resmi AS Roma, Senin.
Jika kesepakatan terjadi, ini akan menjadi perubahan kepemimpinan AS Roma ketiga kalinya sejak 2011. Klub yang berdiri pada 7 Juni 1927 itu dijual keluarga Franco Sensi ke pengusaha AS keturunan Italia, Thomas di Benedetto delapan tahun lalu. Di Benedetto lalu menjual saham mayoritas kepada Pallotta setahun berikutnya.
La Gazetta dello Sport memberitakan, jika kesepakatan terjadi, AS Roma akan menjadi klub Italia termahal sepanjang sejarah Liga Italia. Ketika membeli saham mayoritas AC Milan dari Silvio Berlusconi, pengusaha China Li Yonghong mengeluarkan dana 740 juta euro (Rp 11,5 triliun).
Adapun saat membeli saham mayoritas Inter Milan dari konsorsium Indonesia yang dipimpin Erick Thohir, konglomerat ritel China Zhang Jidong menyediakan dana 270 juta euro atau Rp 4,2 triliun. Saat membeli saham mayoritas dari Massimo Moratti, Erick mengeluarkan 250 juta euro (Rp 3,8 triliun).
Setelah pembelian itu, Friedkin berencana menyerahkan bangku presiden kepada putranya, Ryan Friedkin. Keluarga mereka akan menjadi presiden atau pejabat tertinggi AS Roma ke-24 dalam sejarah. Mereka berjanji akan mengambil kendali dan melanjutkan proyek pembuatan stadion baru untuk AS Roma, Stadio della Roma. Adapun Pallota diperkirakan meraup keuntungan sekitar 170 juta euro (Rp 2,6 triliun).
Membangun klub
Keluarga Friedkin berencana membangun klub menjadi kekuatan baru di Italia. Namun, mereka tidak ingin menghamburkan uang untuk membeli banyak pemain, seperti dilakukan pemilik klub Perancis, Paris Saint-Germain, atau klub Inggris Manchester City.
Keluarga Friedkin berkomitmen menjaga pemain bintang AS Roma dan memperkuatnya dengan membeli pemain baru. Hal ini disambut baik legenda De Rossi yang dikabarkan bersedia kembali mengisi jabatan direksi klub jika keluarga Friedkin datang.
De Rossi sebelumnya menolak mengisi jabatan direksi klub usai kontraknya tidak diperpanjang pada musim panas lalu. Dia pun memilih melanjutkan karir dengan bermain di klub Argentina Boca Junior. Hal ini karena di era Pallotta, AS Roma cenderung menjadi klub ”pencari bakat” dan menjual pemain ketika harganya meningkat.
Hal itu terlihat pada kiper Brasil Alisson Becker dan penyerang Mesir Mohamed Salah. Kedua pemain itu dibeli dengan harga relatif murah saat belum terkenal, dan menjualnya dengan harga mahal ke Liverpool.
Kebijakan Pallotta yang terlalu mementingkan keuntungan dibanding prestasi klub itu juga yang membuat mantan kapten AS Roma Francesco Totti mundur dari jabatannya sebagai petinggi klub. ”Jika pemilik AS Roma sudah berganti, saya siap 100 persen kembali ke klub ini,” ujar Totti, setahun silam.