Jalan Tol Cikopo-Palimanan Kilometer 136 arah Jakarta yang tergenang air pada Selasa (31/12/2019) menyebabkan arus kendaraan terganggu.
Oleh
abdullah fikri ashri
·3 menit baca
INDRAMAYU, KOMPAS — Jalan Tol Cikopo-Palimanan Kilometer 136 arah Jakarta yang tergenang air pada Selasa (31/12/2019) menyebabkan arus kendaraan terganggu. Kondisi tersebut masih dapat terjadi karena intensitas hujan masih tinggi di tengah arus balik libur Tahun Baru.
General Manager Operasi PT Lintas Marga Sedaya (LMS), pengelola Tol Cipali, Suyitno mengatakan, ruas jalan yang tergenang sejak Selasa pukul 17.00 di Kilometer 136.200, wilayah Cikedung, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. ”Ketinggian air 15-20 sentimeter dan panjang sekitar 200-250 meter,” katanya.
Selain akibat curah hujan yang cukup tinggi, genangan air juga diduga berasal dari luar jalan tol. Di sisi kiri dan kanan jalur itu merupakan lahan persawahan dengan pemisah hanya pagar kawat.
Akibat kejadian itu, kendaraan yang mengarah ke Jakarta hanya melintas di lajur dua dengan lambat. Sebab, lajur satu dan bahu jalan tergenang cukup dalam. ”Mohon maaf atas ketidaknyamanan ini. Sejak pukul 18.00 jalan tol sudah bebas dari genangan,” kata Suyitno.
Direktur Operasional PT LMS Agung Prasetyo mengklaim, penyebab genangan air di ruas tol tersebut bukan karena saluran drainase tol tidak berfungsi. Pihaknya sudah membangun drainase sesuai dengan detailed engineering design (DED) yang telah disetujui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat berdasarkan kondisi setempat pada saat itu.
Sistem drainase yang ada di jalan tol hanya berfungsi sebagai saluran untuk menampung dan mengalirkan air hujan dan air yang berasal dari permukaan badan jalan tol. Namun, tidak berfungsi untuk menampung air akibat adanya perubahan tata guna lahan dan tata ruang sekitar jalan tol.
Pihaknya juga memastikan selalu memelihara secara rutin, termasuk pembersihan dan perbaikan, saluran tersebut. ”Kami tidak punya sejarah ruas Tol Cipali tergenang. Baru kali ini terjadi. Kami akan koordinasi dengan pihak ketiga di sekitar tol. Kami sudah datangkan ekskavator untuk mencegah hal ini berulang,” ucapnya.
Meskipun air telah surut, petugas LMS dan polisi tetap bersiaga serta mengarahkan arus lalu lintas kepada pengguna jalan yang melintas. ”Semuanya sudah aman dan normal kembali. Kami bersiaga 24 jam,” kata Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Indramayu Ajun Komisaris Ahmat Troy.
Sebelumnya, Ahmad Faa Izyin, prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Kertajati, mengatakan, hujan lebat dengan lebih dari 55 milimeter per hari berpotensi terjadi selama Desember. Normalnya, intensitas hujan hanya 20 mm per hari.
Kami tidak punya sejarah ruas Tol Cipali tergenang. Baru kali ini terjadi. Kami akan koordinasi dengan pihak ketiga di sekitar tol. Kami sudah datangkan ekskavator untuk mencegah hal ini berulang. (Agung Prasetyo)
Djoko Setijowarno, pengamat transportasi dari Universitas Soegijapranata, mengatakan, genangan air masih berpotensi terjadi di jalur tersebut. Menurut dia, lingkungan yang tidak terjaga di sekitar tol memicu genangan. ”Kejadian ini memang di luar pengelola jalan tol. Namun, bisa diantisipasi dengan memperbesar saluran. Adapun pengguna yang perjalanannya terganggu dapat diberikan kompensasi,” ucapnya.
Jalan Tol Cipali sepanjang 116,7 kilometer merupakan jalur terpanjang dalam ruas Tol Trans-Jawa. Setiap hari, sekitar 30.000 kendaraan melintasi Cipali. Namun, ketika musim liburan, seperti Natal dan Tahun Baru seperti sekarang, volume kendaraan bisa mencapai lebih dari 60.000 unit per hari. Puncak arus balik Tahun Baru diprediksi pada Rabu (1/12/2019).