Kegagalan Arsenal menguasai lini tengah membuat Manajer Mikel Arteta belum mampu menuai kemenangan pada laga ketiganya sejak menangani klub yang membesarkan namanya sebagai pemain itu.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·3 menit baca
LONDON, SENIN – Manajer baru Arsenal Mikel Arteta menyebut kegagalan timnya menguasai lini tengah menyebabkan Arsenal harus mengakui keunggulan Chelsea, 1-2, pada lanjutan laga Liga Inggris di Stadion Emirates, London, Minggu (29/12/2019) malam. Kekalahan yang membuat Arsenal kian tenggelam di papan tengah klasemen Liga Inggris itu diwarnai blunder penjaga gawang The Gunners, Bernd Leno.
Kekalahan dari Chelsea membuat Arteta belum mampu memetik kemenangan dalam tiga laga Liga Inggris sejak resmi menangani bekas klubnya itu, 20 Desember lalu. Dua laga sebelumnya melawam Everton dan Bournemoth berakhir dengan kedudukan imbang.
Arsenal menyia-nyiakan peluang meraih poin penuh di kandang. Mereka menguasai permainan pada babak pertama dan unggul lebih dahulu lewat gol penyerang Pierre-Emerick Aubameyang menit ke-13. Namun, Chelsea berbalik menguasai pertandingan dan terus menekan pada babak kedua.
Mereka membuat dua gol melalui gelandang Jorginho di menit ke-83 dan penyerang muda Tammy Abraham empat menit kemudian.
Kekalahan Arsenal tidak lepas dari kesalahan yang dilakukan Leno. Kiper asal Jerman itu salah mengantisipasi umpan lambung dari sisi kanan pertahanannya. Bola hasil tendangan bebas gelandang muda Chelsea Mason Mount itu gagal diamankan Leno dan jatuh tepat di kaki Jorginho, yang dengan mudah menceploskan ke gawang yang ksosong.
Di menit akhir, Leno juga gagal mengantisipasi eksekusi bola datar Tammy. Bola meluncur pelan di sela dua kaki Leno dan masuk gawang.
Dengan kekalahan ini, Arsenal terpuruk di peringkat ke-11 klasemen dengan 24 poin dari 20 laga. Mereka terpaut 11 poin dari Chlesea di peringkat keempat, posisi terakhir untuk meraih tiket Liga Champions.
Xhaka absen
Meski Leno berperan atas terjadinya gol pertama Chelsea, Arteta tidak mau menyalahkan Leno. Baginya, Leno telah menunjukkan permainan terbaik. ”Kita harus menghormati apa yang telah dia berikan kepada klub ini,” ujar pelatih asal Spanyol itu dikutip ESPN.
Arteta menilai, kekalahan itu tak lepas dari kegagalan timnya mengendalikan lini tengah. Hal itu akibat absennya gelandang asal Swiss Granit Xhaka. Pemain berusia 27 tahun cedera usai bermain apik kala Arsenal menghadapi Bounemouth.
”Xhaka bermain bagus saat melawan Bounemouth. Tetapi, dua hari ini, dia mengeluh kesakitan sehingga harus beristirahat,” katanya.
Di sisi lain, Arteta menilai para pemain Chelsea mampu membaca kelemahan timnya. ”Struktur permainan kami sudah bagus. Kami bisa mengontrol permainan, terutama di babak pertama. Namun, mereka mereka lihai dalam transisi,” tutur pelatih berusia 37 tahun tersebut.
Bagi Chelsea, kemenangan ini adalah buah kemampuan Manajer Frank Lampard untuk mengubah formasi. Lampard sempat mencoba formasi 3-4-3, yang mengantar Chelsea menang 2-0 atas Tottenham Hotspur, pekan lalu. Namun, mereka justru terus ditekan oleh Arsenal yang bermain cepat sepanjang babak pertama.
Lampard pun merubah formasi menjadi 4-3-3 dengan menjadikan Jorginho poros lini tengah. Perubahan formasi itu membuat Chelsea bisa meredam serangan Arsenal dan mencuri dua gol di sepuluh menit terakhir.
”Kami sangat mengerikan selama 30 menit pertama. Kami lamban, lesu, dan panik. Kebalikan seperti ketika melawan Tottenham. Arsenal tampaknya menganalisis permainan kami melawan Tottenham. Masuknya beberapa pemain pengganti memberikan perubahan sehingga kami bisa mengimbangi lini tengah lawan,” ujar legenda Chelsea itu seperti dikutip BBC.
Bek tengah Chelsea Kurt Zouma menuturkan, timnya butuh konsistensi dalam setiap pertandingan. Selama ini, mereka punya semangat lebih besar ketika menghadapi tim-tim kuat. Terbukti, mereka mampu menang 2-1 atas Arsenal, 2-0 atas Tottenham, dan 2-1 atas Manchester United.
Namun, menghadapi tim-tim lebih lemah, mereka kurang motivasi. Terbukti, mereka takluk 0-2 dari Southamptondi kandang, ditekuk 0-1 oleh Bournemouth, dan menyerah 0-1 dari West Ham. ”Rentetan kekalahan itu karena kurangnya motivasi tim ketika menghadapi lawan yang kurang mewah,” ujarnya. (AFP)