Liverpool menutup laga terakhirnya pada tahun 2019 dengan kemenangan lagi tetapi tanpa menunjukkan penampilan terbaiknya. Jadwal padat telah menguras energi mereka.
Oleh
D HERPIN DEWANTO PUTRO
·4 menit baca
LIVERPOOL, SENIN - Wolverhampton Wanderers ikut mengakui ketangguhan Liverpool pada laga Liga Inggris di Stadion Anfield yang berakhir Senin (30/12/2019) dini hari WIB. Meski kalah 0-1 pada laga itu, Wolverhampton berhasil membuktikan bahwa skuad ”The Reds” juga manusia yang memiliki batasan.
”Si Serigala”, julukan Wolverhampton, malam itu lebih banyak bertahan dan memaksa Liverpool mengerahkan semua kreativitas dalam menyerang. Tuan rumah mencoba menyerang dari berbagai arah dan menguasai bola hingga 62,9 persen. Namun, Liverpool hanya mampu mencetak satu gol serta mendapat bantuan dari asisten video wasit atau VAR untuk mempertahankan keunggulan di puncak klasemen sementara dengan 55 poin.
Gol tunggal yang dicetak Sadio Mane pada menit ke-42 itu menjadi kontroversial karena sebelumnya bola sempat menyentuh pundak Adam Lallana, gelandang serang Liverpool. Wasit Anthony Taylor harus menggunakan bantuan VAR untuk memastikan bola tersebut tidak mengenai lengan Lallana. Setelah menunggu beberapa saat, Taylor mengesahkan gol tersebut.
VAR kembali memberi keuntungan pada Liverpool ketika pemain Wolverhampton, Pedro Neto, berhasil mencetak gol pada akhir babak pertama. Taylor kemudian menganulir gol itu karena pemain Wolverhampton lainnya, Jonny Otto, sebelumnya sudah terperangkap offside. Sial bagi sang tamu, karena offside itu terjadi dengan jarak yang sangat tipis.
Penampilan malam itu pun menjadi sinyal bagi Liverpool untuk selalu mawas diri. Meski saat ini mereka masih meninggalkan Leicester City dengan 13 poin, Liverpool tetap belum berani berbicara banyak, bahkan berpikir mengenai kans merebut gelar juara Liga Inggris. Kompetisi baru berlangsung separuh jalan dan Liverpool sudah banyak belajar dari kekecewaan yang mereka alami selama tiga dekade terakhir.
Pelatih Liverpool Juergen Klopp pun mengakui, para pemainnya tidak mampu berpikir jernih pada babak kedua malam itu. Wolverhampton sampai bisa bangkit dan mulai meningkatkan penguasaan bola.
”Bermain sepak bola itu seperti menjalani kehidupan. Kadang anda sangat siap dan kadang tidak. Laga ini adalah sebuah pertarungan besar,” ujarnya seperti dikutip BBC.
Klopp berusaha menekankan bahwa para pemainnya adalah manusia biasa yang pada saat-saat tertentu tidak siap menghadapi tantangan dan bisa membuat kesalahan. Apalagi, akhir Desember ini adalah masa-masa ketika semua energi para pemain sudah banyak terkuras. Mereka sudah bersusah payah menjaga tren kemenangan di Liga Inggris sekaligus berjuang merebut gelar juara Piala Dunia Antarklub.
Wajar apabila Klopp mengajak para pemainnya untuk tidak memikirkan soal kepastian merebut trofi Liga Inggris, karena mereka bukan mesin. Klub seperti Wolverhampton yang berada di papan tengah merupakan buktinya.
Mereka baru saja mengalahkan Manchester City, 3-2, dan hampir membuat Liverpool kehilangan poin.
Kesalahan yang nyaris membuat Liverpool kehilangan poin itu justru dilakukan oleh pemain andalannya, Virgil van Dijk. Bek yang menjadi pemain terbaik versi UEFA dan Asosiasi Pesepak Bola Profesional itu sempat lengah sehingga bola di kakinya dapat direbut Diogo Jota. Liverpool beruntung karena tendangan Jota masih bisa digagalkan kiper Liverpool, Alisson Becker.
Van Dijk lebih beruntung karena kesalahannya itu akhirnya tidak merusak laganya bersama Liverpool yang ke-100 malam itu.
”Van Dijk merayakan laga ke-100 dengan membuktikan bahwa ia manusia,” tulis Ian Doyle, jurnalis Liverpool Echo.
Sulit dikejar
Pada laga lainnya, Manchester City berhasil mengalahkan Sheffield United, 2-0, dan mengumpulkan 41 poin untuk berada di peringkat ketiga klasemen sementara. Namun, sang juara bertahan ini sudah mengibarkan bendera putih.
”Mengejar Liverpool sudah sangat sulit. Kami sekarang fokus untuk memenangi laga demi laga agar tetap bisa tampil di Liga Champions musim depan,” ujar striker Manchester City, Sergio Aguero.
Pemain asal Argentina itu mencetak satu gol ke gawang Sheffield dan satu gol lainnya dicetak Kevin De Bruyne. Sama seperti Liverpool, City sudah kelelahan dan mendapat bantuan VAR. Wasit sempat menganulir gol striker Sheffield, Lys Mousset, karena ia sudah berada di posisi offside.
City saat ini bertarung melawan Leicester City dalam perebutan peringkat kedua.
”Berpikir untuk mengejar Liverpool sudah tidak realistis lagi. Mengapa kami harus memikirkannya,” kata pelatih Manchester City, Pep Guardiola. (AFP/REUTERS)