Sepuluh dari total 12 kecamatan di Kota Bekasi, Jawa Barat, terendam banjir, Rabu (1/1/2020) dini hari hingga petang ini. Ketinggian air bervariasi, mulai dari 30 sentimeter hingga 3 meter.
Oleh
Kurnia Yunita Rahayu
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sepuluh dari total 12 kecamatan di Kota Bekasi, Jawa Barat, terendam banjir, Rabu (1/1/2020) dini hari hingga petang ini. Ketinggian air bervariasi, mulai dari 30 sentimeter hingga 3 meter.
Wakil Ketua Satuan Tugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bekasi Karsono, saat dihubungi dari Jakarta, Rabu, mengatakan, banjir menggenangi 10 kecamatan di Kota Bekasi. Sebagian besar melanda wilayah permukiman.
Karsono menjelaskan, sampai pukul 11.17, di Kecamatan Jati Asih, banjir setinggi 2 meter terjadi di Perumahan Dosen Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP), Perumahan Nasio 1,5 meter, dan Perumahan Pondok Gede Permai 40 sentimeter (cm). Selain itu, Perumahan Villa Jatirasa juga tergenang air setinggi 30 cm dan Perumahan Cahaya Kemang Permai terendam air setinggi 1 meter.
Perumahan Purigading di Kelurahan Jatimelati, Kecamatan Pondok Melati, juga tergenang 30 cm hingga 1 meter. Jalan Purigading Raya yang lebarnya sekitar 10 meter berubah menjadi seperti sungai dengan arus air yang deras. Hingga berita ini diturunkan pukul 15.00, banjir belum juga berlalu.
Di Kecamatan Bekasi Barat, banjir terjadi di 11 kompleks perumahan. Di Perumahan Kota Baru, Villa Jaka Permai, Perumnas 1, Duta Kranji, Bougenville, Jatiluhur Raya, dan Kompleks Mas Naga, banjir mencapai 1-1,5 meter. Sementara di Perumahan Depnaker, Pondok Cipta, Grand Prima Bintara, dan Jalan Bintara, air menggenang setinggi 50-60 cm.
Selain itu, banjir juga terjadi di lima perumahan di Kecamatan Rawalumbu. Sejumlah perumahan itu adalah BBB, BBB Utama, PHP, Narogong, dan Kemang Pratama. Ketinggian air terentang dari 1-2 meter di setiap lokasi.
Karsono menambahkan, banjir juga menerjang 7 perumahan di Kecamatan Bekasi Timur, 3 perumahan di Kecamatan Bekasi Utara, dan 4 perumahan di Kecamatan Medan Satria. Selain itu, di Kecamatan Bekasi Selatan, ada 8 perumahan terendam banjir, 6 perumahan di Kecamatan Pondok Gede, 4 perumahan di Kecamatan Mustika Jaya, dan 2 perumahan di Kecamatan Bantargebang.
”Selain karena hujan deras sejak Selasa (31/12/2019) pukul 16.00 sampai Rabu, banjir juga diakibatkan kiriman dari Sungai Cileungsi dan Cikeas, Kabupaten Bogor,” ujar Karsono.
Sementara tinggi muka air di hulu Sungai Cileungsi pada pukul 09.00 sudah mencapai 540 cm, sedangkan di lokasi pertemuan Sungai Cileungsi dan Cikeas tinggi muka air mencapai 630 cm. Dua jam setelahnya, tinggi muka air pada pertemuan kedua sungai itu mencapai 700 cm.
Ketua Komunitas Peduli Sungai Cileungsi Cikeas (KP2C) Puarman mengatakan, tinggi muka air tersebut sudah jauh di atas batas normal. Batas normal tinggi muka air di hulu Cileungsi adalah 100 cm, sedangkan batas normal di pertemuan Cileungsi dan Cikeas adalah 300 cm.
Perkiraan waktu kedatangan air dari hulu Sungai Cikeas di Kabupaten Bogor ke Kota Bekasi adalah dua sampai tiga jam. Sementara air dari hulu Sungai Cileungsi diperkirakan sampai ke Kota Bekasi dalam waktu tiga sampai empat jam.
”Status sudah bahaya. Diperkirakan, air akan meluap di sekitar pos pantai pertemuanSsungai Cileungsi dan Cikeas, yaitu Perumahan Pondok Gede Permai pada pukul 11.00-12.00. Tetap tenang, jaga keselamatan, dan segera mengungsi ketika potensi banjir akan datang,” kata Puarman.
Siaga
Karsono mengatakan, dengan kondisi itu, wilayah Pondok Gede Permai sudah berstatus Siaga 1. Selain itu, ada 13 wilayah atau perumahan yang juga tetap harus bersiaga dalam waktu empat hingga delapan jam ke depan.
Sejumlah wilayah atau perumahan yang wajib bersiaga itu adalah Pangkalan 1A, Bantargebang; Pondok Gede Permai, Jati Asih; Kemang IFI, Jati Asih; PPA, Jati Asih; Pondok Mitra Lestari, Jati Asih; Depnaker, Bekasi Barat; dan Kemang Pratama, Rawalumbu.
Selain itu, perumahan Delta, Bekasi Selatan; Bendung Prisdo, Bekasi Timur; Jalan Kartini; Kampung Patal, Bekasi Timur; Kampung Lebak, Bekasi Utara; dan Teluk Pucung, Bekasi Utara, juga masih harus bersiaga.
”Sejauh ini, kami juga sudah menyebarkan informasi kepada camat dan lurah yang tinggal di sepanjang tepi Kali Bekasi mengenai kenaikan tinggi muka air, baik di Kali Bekasi maupun di pertemuan Sungai Cileungsi dan Cikeas,” kata Karsono.