Banjir awal tahun ini menjadi pelajaran penting. Infrastruktur dan fasilitas umum yang ada harus mampu mengatasi pola bencana alam dan pola iklim.
Oleh
MARIA PASCHALIA JUDITH JUSTIARI
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Banjir yang melanda sejumlah kawasan menjadi sarana evaluasi kualitas pembangunan infrastruktur dan fasilitas umum. Aspek ketahanan pada bencana alam, termasuk banjir, sebagai sorotan dalam kualitas pembangunan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menuturkan, banjir yang terjadi saat ini menandakan, perhitungan risiko bencana alam dalam proses infrastruktur dan fasilitas umum menjadi pekerjaan rumah bersama. ”Banjir ini menjadi pelajaran. Infrastruktur dan fasilitas umum tersebut harus mampu mengatasi pola bencana alam dan pola iklim,” katanya saat ditemui di Jakarta, Kamis (2/1/2020).
Menurut Sri Mulyani, kerusakan akibat bencana alam pada pembangunan tersebut dapat diperhitungkan. Jika perhitungannya akurat dan persisi, kerugian akibat dampak bencana alam pembangunan dapat dihindari.
Saat ini, Sri Mulyani mengatakan, Kementerian Keuangan tengah memantau kebutuhan sejumlah kementerian/lembaga untuk menanggulangi bencana banjir yang tengah terjadi. Misalnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan Kementerian Sosial.
Sementara itu, banjir yang melanda sejumlah wilayah di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi dinilai tak berpengaruh pada pembukaan perdagangan bursa efek tahun 2020. ”Pergerakan indeks (indeks harga saham gabungan atau IHSG) saat pembukaan cenderung moderat, tidak ada respons negatif yang berlebihan (terhadap bencana banjir),” kata Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia Hasan Fawzi saat ditemui terpisah.
Secara historis, Hasan menyatakan, tidak ada korelasi langsung antara bencana alam dan pergerakan IHSG. Hal itu disebabkan, pergerakan IHSG lebih dipengaruhi kekuatan fondasi pasar modal nasional.
Meskipun demikian, Hasan berharap, pemerintah provinsi dan pemerintah pusat dapat menangani dampak banjir ini secara tanggap. Dia juga berharap, kejadian banjir ini tak berdampak pada perdagangan di awal tahun.
Secara harian, perdagangan pasar saham Kamis ini ditutup di zona merah dengan posisi IHSG di 6283,581. Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan pada saat pembukaan, yakni pada posisi 6.313,128.
Menurut Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee, bencana banjir yang tengah terjadi tidak berdampak langsung pada pergerakan IHSG. ”Dampaknya mungkin pada penurunan frekuensi transaksi karena kendala akses komunikasi akibat banjir,” katanya.
Adapun koreksi pada pergerakan IHSG Kamis ini, menurut Hans, disebabkan pengumuman angka laju indeks harga konsumsi atau inflasi yang dinilai pasar tergolong rendah. Angka inflasi yang rendah menjadi indikator pelemahan daya beli.