Sedikitnya 24 orang tewas akibat banjir dan tanah longsor di sebagian wilayah RI dan puluhan ribu orang lainnya mengungsi. Indonesia belum siap menghadapi hujan ekstrem.
JAKARTA, KOMPAS —Hujan lebat mengguyur sebagian Indonesia sejak Selasa (31/12/2019) sore hingga Rabu (1/1/2020) tengah hari. Hingga Rabu malam, sesuai data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Humas Polda Metro Jaya, tercatat 24 orang tewas akibat terseret arus banjir, tersetrum listrik, dan terkena longsor. Ke-24 korban itu ialah 10 orang dari Jakarta, Depok, Bekasi, dan Tangerang, 12 orang asal Bogor, dan 2 orang dari Labuhan Batu Utara. Tiga korban lain di Labuhan Batu Utara hingga Rabu malam masih hilang.
Di wilayah Jakarta, sesuai data Posko Banjir Jakarta hingga Rabu pukul 19.00, terdapat 31.232 pengungsi yang ditampung di 269 pengungsian. Jakarta dan sekitarnya juga nyaris lumpuh karena banyak akses jalan reguler dan tol terhalang banjir, juga rel kereta api. Akibatnya, layanan kereta komuter dan bus Transjakarta terganggu sepanjang Rabu. Diharapkan Kamis ini, saat sebagian warga mulai beraktivitas setelah libur Tahun Baru, ada solusi untuk isu mobilitas warga.
Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten menunjukkan, banjir merendam 60 desa/kelurahan yang tersebar di lima kabupaten/kota. Kabupaten Lebak dan Kota Tangerang merupakan wilayah yang paling terdampak.
Sampai Rabu sekitar pukul 21.00, Tim Kompas menerima informasi banyak permintaan evakuasi dari warga yang terjebak banjir dan belum direspons petugas. Di Bekasi, misalnya, di Kemang Pratama dan kawasan Giant dekat Wisma Asri, lebih dari 100 orang belum dievakuasi. Evakuasi harus dengan perahu karet karena ketinggian air lebih dari satu meter.
Data dari Peta Listrik Jakarta atau Pelita, terhitung sampai pukul 21.45, ada 1.407 wilayah padam karena banjir di Jakarta dan sekitarnya.
Nur Hidayati, karyawati yang tinggal di Ciledug, Kota Tangerang, Rabu malam, mengatakan, listrik, jaringan internet, dan air di rumahnya mati sejak pukul 08.00 sampai lewat pukul 20.00. Di Kelurahan Bintara, Bekasi Barat, Kota Bekasi, listrik padam mulai pukul 06.00 dan hingga lewat pukul 21.00 juga belum menyala.
Di Tegal, Jawa Tengah, banjir merendam sedikitnya 150 hektar lahan pertanian bawang merah. Total kerugian akibat banjir Rp 7,5 miliar. Di Brebes, banjir merendam sedikitnya 300 hektar lahan tanam bawang merah, dengan kerugian mencapai Rp 15 miliar.
Curah terekstrem
Di Jabodetabek, tercatat curah hujan tertinggi sepanjang sejarah pencatatan di kota ini. Hujan ekstrem terjadi merata dengan intensitas tertinggi mencapai 377 milimeter per hari, terekam di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, kemarin.
”Curah hujan 377 mm per hari yang terjadi kali ini yang tertinggi di Jakarta dan sekitarnya sejak tercatat pada 1866,” kata Kepala Subbidang Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG Siswanto.
Kepala Pusat Meteorologi Publik Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Fachri Radjab menambahkan, cuaca ekstrem kali ini tidak terprediksi sebelumnya dalam prakiraan cuaca skala 10 harian dan bulanan. ”Peluang hujan lebat masih tinggi sampai tujuh hari ke depan. Masyarakat masih harus waspada,” katanya.
Presiden Joko Widodo menyampaikan, keselamatan warga semestinya menjadi fokus utama dalam penanganan bencana. ”Pertama, urusan banjir yang paling penting ini adalah yang berkaitan dengan keselamatan warga dinomorsatukan,” kata Presiden di Istana Kepresidenan Yogyakarta.
Presiden menginstruksikan agar fasilitas umum yang rusak atau terdampak banjir segera dinormalisasi mengingat banjir melanda obyek vital, seperti Jalan Tol Jakarta-Cikampek dan Bandara Halim Perdanakusuma. Kepala BNPB Doni Monardo mengatakan, sudah ada koordinasi dengan BPBD DKI Jakarta serta langkah-langkah kesiapsiagaan.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang memantau banjir bersama Doni mengatakan, ketinggian muka air laut perlu menjadi perhatian dalam menghadapi banjir, sebab di beberapa hilir sungai di DKI bisa lebih rendah hingga tiga meter dari muka air laut.
Selama Rabu, sesuai data Pemprov DKI, terdapat 400 titik genangan di Jakarta, meski pada Rabu malam disebutkan titik genangan tinggal 120. Ia memastikan 120.000 petugas dikerahkan di semua lokasi banjir. ”Tempat tinggal sementara, pengungsian, makanan, obat-obatan, dan tenaga medis sudah siap,” katanya.
Silang pendapat
Anies bersilang pendapat dengan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono terkait banjir Jakarta. Basuki meyakini kunci mengatasi banjir Jakarta secara permanen adalah dengan normalisasi sungai. Ini ia simpulkan setelah memantau banjir dari helikopter. Di seluruh aliran Ciliwung yang sudah dinormalisasi sepanjang 16 kilometer (km) dari total panjang 33 km, terlihat tak mengalami luapan.
Menurut Anies, kunci penanganan banjir Jakarta adalah pengendalian air dari kawasan hulu. Selama tidak ada penanganan di bagian hulu, selebar apapun sungainya, tidak akan menuntaskan masalah banjir.
Di sisi lain, Anies mengapresiasi Kementerian PUPR yang mulai membangun dua bendungan di hulu di Puncak, Bogor, yaitu Ciawi dan Sukamahi. Mereka juga siap duduk bersama memastikan sinkronisasi rencana induk penyelesaian banjir jangka panjang.