Serangan yang dilakukan oleh AS menewaskan Pemimpin Pasukan Quds Iran Qassem Soleimani. Menurut AS, Soleimani secara aktif mengembangkan rencana untuk menyerang AS di Irak dan kawasan Timur Tengah.
Oleh
A Tomy Trinugroho
·2 menit baca
WASHINGTON, KAMIS — Departemen Pertahanan Amerika Serikat mengumumkan, serangan yang dilakukan oleh militer negara itu telah menewaskan Pemimpin Pasukan Quds Iran Qassem Soleimani. Menurut AS, Soleimani secara aktif mengembangkan rencana untuk menyerang AS di Irak dan Timur Tengah.
”Atas arahan Presiden, militer AS mengambil tindakan tegas untuk melindungi personel AS di luar negeri dengan membunuh Qassem Soleimani,” ungkap pernyataan dari Pentagon, sebutan lain Departemen Pertahanan AS, Kamis (2/1/2020) waktu Washington atau Jumat (3/1/2020) pagi.
”Serangan ini bertujuan untuk menghalangi rencana serangan Iran di masa depan,” ungkap Pentagon. Menurut Pentagon, AS akan terus mengambil tindakan yang diperlukan untuk melindungi negara itu dan kepentingannya di seluruh dunia.
Militer AS mengambil tindakan tegas untuk melindungi personel AS di luar negeri dengan membunuh Qassem Soleiman.
Pentagon menyampaikan pula bahwa Soleimani telah ”mengatur” serangan terhadap pangkalan koalisi di Irak selama beberapa bulan terakhir. Ia juga menyetujui ”serangan” terhadap Kedutaan Besar AS di Baghdad pada awal pekan ini.
Pejabat AS yang memberikan keterangan secara anonim itu mengatakan bahwa Soleimani tewas dalam serangan pesawat nirawak (drone) di Baghdad.
Pemimpin milisi Irak Abu Mahdi al-Mohandis juga diyakini tewas dalam serangan ini meskipun ia bukan target utama.
AS telah mempetimbangkan kemungkinan respons dari Iran. Para pejabat militer AS pun siap untuk menghadapinya. Pejabat militer AS tidak mengesampingkan pengerahan tambahan pasukan AS atau aset militer ke wilayah tersebut.
Pasukan Quds merupakan unit di Pasukan Garda Revolusi Iran. Quds dilaporkan berfungsi melakukan kegiatan perang dan intelijen dalam operasi di luar wilayah Iran.
CNN menulis, Soleimani dan Pasukan Quds bertanggung jawab atas kematian ratusan orang AS dan kru koalisi serta melukai ribuan lainnya. Pentagon juga menyalahkan Soleimani karena telah mengatur serangan terhadap pangkalan koalisi di Irak dalam beberapa bulan terakhir, termasuk serangan pada 27 Desember 2019 yang berpuncak pada kematian personel AS dan Irak.
Adapun Abu Mahdi al-Mohandis merupakan wakil kepala milisi Mobilisasi Rakyat yang berbasis di Irak dan didukung oleh Iran. Para pendukung dan anggota milisi ini berusaha menyerbu Kedutaan Besar AS di Baghdad, beberapa hari lalu. Menurut Pentagon, Soleimani juga menyetujui serangan tersebut. (Reuters)