Swietenia Membangun Kolaborasi Dunia demi Laut Bersih
Cita-citanya membangun gerakan lingkungan bawah laut telah tercapai. Tahun ini, pendiri Divers Clean Action, Swietenia Puspa (25), ingin membangun kolaborasi lebih luas, sebagaimana cintanya pada lautan yang luas.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·3 menit baca
Tahun 2020 ini Swietenia baru berusia 25 tahun. Dalam usia muda itu sejumlah impiannya telah tercapai, antara lain bertemu pesepakbola idola asal Brasil, Kaka, dan juga membangun Divers Clean Action (DCA), sebuah gerakan mengurangi sampah di laut.
“Secara pribadi sudah kesampaian semua. Bertemu idola, melakukan hobi menyelam, dan membentuk organisasi lingkungan. Sudah semua,” ujar Swietenia Puspa Lestari (25), pendiri DCA, saat ditemui Kompas di Kuala Lumpur, Desember 2019.
Akan tetapi, cinta Swietenia pada lautan memang tiada batas. Bak samudera yang membentang luas di muka bumi, tahun 2020 ini, ia berkeinginan memperluas jangkauan gerakan lingkungannya sehingga ada lebih banyak lagi masyarakat ikut tergerak.
Di dalam negeri, salah satu program yang akan diperluas adalah Save Our Ocean and Small Islands. Program edukasi masyarakat pesisir dan pulau kecil ini sudah dilakukan di Kepulauan Seribu dengan massif. Di tahun 2020 Tenia ingin program ini diperluas hingga 10 provinsi.
Kurangnya edukasi terhadap masyarakat telah menyebabkan mereka tidak menyadari bahwa gaya hidup mereka juga berdampak bagi lingkungan. Itu sebabnya, sepanjang 2019, DCA telah melatih lebih dari ratusan pemuda dan telah menjangkau puluhan ribu orang yang terdampak di berbagai daerah untuk menjadi kader-kader edukasi dan aksi lingkungan.
Harapannya, semakin banyak masyarakat yang dapat mengubah gaya hidupnya dan tidak hanya berfokus pada gerakan sedotan plastik, namun mengurangi sampah plastik sekali pakai lainnya yang biasa mengotori laut.
Tenia berharap dirinya mendapatkan ide terbaik di bidang konservasi dari anak-anak muda Indonesia yang telah sadar lingkungan untuk dibawa ke Our Ocean Conference 2020 di Palau.
Selain itu, ia akan bekerja sama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Universitas Padjadjaran (Unpad) DCA mengumpulkan basis data sampah di area pesisir dan menampilkannya dalam laman marinedebris.id.
Hasil survei ini untuk mengetahui sampah apa saja yang biasa terbuang ke laut dan betulkah Indonesia merupakan salah satu negara penyumbang sampah terbesar di dunia. Tenia berharap ada lebih banyak warga yang terlibat dalam kegiatan bersih-bersih pantai.
Di tingkat dunia, dukungan dari berbagai organisasi internasional pun sudah Tenia dan DCA peroleh. Antara lain, USAID Municipal Waste Recycling Program dan Obama Foundation Leaders: Asia Pacific. Bahkan, kiprah Tenia di bidang konservasi laut juga mendapat apresiasi dari Presiden Barack Obama.
Lembaga-lembaga internasional di atas memungkinan Tenia bertemu dengan orang-orang yang satu visi yang bersedia untuk berkolaborasi dalam gerakan lingkungan yang lebih besar di tingkat regional maupun dunia. Beberapa forum internasional yang Tenia ikuti juga memberikan kesempatan baginya untuk berbagi dan belajar dari pegiat lingkungan di negara lain.
Itu sebabnya, Tenia yang termasuk dalam BBC 100 Women 2019 itu sangat ingin mengembangkan jejaringnya dan berkolaborasi dalam kegiatan menjaga kebersihan laut dan pesisir dari sampah dengan pegiat lingkungan dari negara lain.
Akan tetapi, ujar Tenia, yang tidak kalah penting untuk dilakukan dan bahkan ditingkatkan di tahun 2020 adalah menggaungkan semangat kolaborasi berbagai pihak di Tanah Air seperti pemerintah daerah, pemerintah pusat, perusahaan swasta, dan komunitas/ masyarakat untuk mencapai target Gerakan Indonesia Bersih Indonesia pada tahun 2025.