Persidangan pemakzulan Presiden Amerika Serikat Donald Trump diperkirakan berlangsung pada Januari 2020. Pada Desember 2019, DPR sepakat mendakwa Trump melakukan penyalahgunaan kewenangan dan perintangan penyelidikan.
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·4 menit baca
Persidangan pemakzulan Presiden Amerika Serikat Donald Trump diperkirakan berlangsung pada Januari 2020. Pada Desember 2019, DPR sepakat mendakwa Trump melakukan penyalahgunaan kewenangan dan perintangan penyelidikan oleh parlemen.
Seperti diketahui, pada 25 Juli 2019, Trump menelepon Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk meminta penyelidikan terhadap Joe Biden dan Hunter Biden atas sebuah kasus korupsi. Joe merupakan bakal calon presiden terpopuler Demokrat. Sebelum menelepon, Trump menahan pengiriman bantuan internasional untuk Ukraina senilai 391 juta dollar AS.
”Trump tidak memberi kami pilihan. Apa yang kami bahas hari ini adalah fakta bahwa presiden melanggar konstitusi. Faktanya adalah presiden merupakan ancaman berkelanjutan terhadap keamanan nasional kita dan integritas pemilu kita, dasar dari demokrasi kita,” kata Ketua DPR Nancy Pelosi, beberapa waktu lalu.
Dalam sejarah AS, hanya ada dua presiden yang pernah mengalami persidangan pemakzulan, yakni Andrew Johnson pada 1868 dan Bill Clinton pada 1998. Namun, keduanya menang di Senat. Ada potensi hasil serupa akan diperoleh Trump.
Persidangan pemakzulan Trump akan dilakukan di Senat yang dikuasai oleh Republik, partai pengusung Trump. Saat ini, Senat terdiri dari 53 Republikan, 45 Demokrat, dan 2 independen yang biasanya memilih dengan Demokrat.
Untuk melengserkan Trump dari jabatannya, Demokrat membutuhkan suara mayoritas sebesar dua pertiga. Kemungkinan untuk memperoleh suara mayoritas sangat kecil dalam kasus ini. Hingga saat ini, belum ada senator dari Republik yang mengindikasikan mereka akan mendukung pemakzulan.
Apabila semua 100 senator melakukan pemungutan suara dalam persidangan, setidaknya perlu 20 senator Republikan serta seluruh senator Demokrat dan independen untuk menyetujui pemakzulan.
Dalam pemungutan suara untuk penetapan dakwaan di level DPR saja, 195 anggota DPR dari Republik memilih menentang dua dakwaan terhadap Trump. Hanya 2 anggota DPR dari Republik yang tidak ikut memilih.
”Donald Trump sekarang akan identik dengan pemakzulan. Ini bukan lencana kehormatan, ini medali rasa malu. Tetapi, jika dia menang, upaya pemakzulan ini akan terlihat kecil. Hal ini berarti ia mampu melawan dan membentuk Partai Republik dan membuat mereka (Republikan) setia,” ujar sejarawan dari Rice University, Douglas Brinkley.
Pemain penting
Persidangan pemakzulan di Senat nantinya melibatkan sejumlah unsur. Ketua Mahkamah Agung menjadi wasit, anggota DPR bertindak sebagai jaksa penuntut, dan senator sebagai anggota juri. Secara historis, pengacara presiden diizinkan untuk memanggil saksi dan meminta dokumen.
Ada sejumlah ”pemain” penting dalam persidangan yang akan menentukan masa depan Trump.
Tokoh pertama adalah Ketua Mahkamah Agung AS John Roberts sebagai hakim persidangan. Ia adalah seorang konservatif. Namun, Roberts dikenal kerap mengejutkan para pengamat peradilan. Sebagai contoh, ia pernah bergabung dengan kaum liberal terkait kasus aborsi dan kasus layanan kesehatan yang digagas oleh Presiden Barack Obama, seorang Demokrat.
Sosok penting lainnya adalah tim pengacara Trump. Sejauh ini, Gedung Putih belum mengumumkan siapa yang akan membela Trump di Senat. Namun, Penasihat Gedung Putih Pat Cipollone (53) diperkirakan akan menjadi pengacara utama. Cipollone sejauh ini telah bekerja dengan rekannya, Patrick Philbin dan Michael Purpura.
Tokoh penting berikutnya adalah jaksa penuntut dari DPR yang saat ini dikuasai oleh Demokrat. Ketua DPR Nancy Pelosi belum menunjuk siapa yang akan memainkan peran tersebut. Namun, kemungkinan besar Demokrat akan menunjuk Ketua Komite Kehakiman DPR Jerrold Nadler dan Ketua Komite Intelijen Adam Schiff. Kedua orang ini adalah pelopor upaya pemakzulan Trump.
Berdebat aturan
Menjelang persidangan, Ketua Fraksi Republik di Senat Mitch McConnell dan Ketua Fraksi Demokrat di Senat AS Chuck Schumer tengah berselisih mengenai aturan persidangan tersebut.
McConnell berupaya agar persidangan hanya terdiri dari argumen dari DPR untuk dakwaan dan argumen dari pengacara Gedung Putih untuk pembelaan. Menurut rencana, tidak ada saksi yang akan memberikan testimoni. Ia juga mengklaim tengah berkoordinasi dengan Gedung Putih.
Sedangkan Schumer menginginkan pengadilan penuh dan terbuka. Artinya, empat saksi penting dari Gedung Putih yang selama ini menolak diperiksa harus bersaksi, di antaranya Pelaksana Tugas Kepala Staf Gedung Putih Mick Mulvaney dan mantan Penasihat Keamanan Nasional AS (NSA) John Bolton.
”Ketika menyangkut persidangan pemakzulan, sebenarnya tidak ada aturan substantif. Akibatnya, ada banyak langkah yang bisa diambil Senat, termasuk membentuk komite untuk mendengarkan saksi dan bukti dalam persidangan,” kata Senator Republik John Kennedy yang membela Trump.
Terlepas apakah Trump akan menang atau kalah di Senat, Konstitusi AS telah menetapkan wakil presiden akan menggantikan presiden yang dimakzulkan. Dengan demikian, Wakil Presiden AS Mike Pence akan menjadi presiden selama sisa masa jabatan Trump yang berakhir pada 20 Januari 2021. (REUTERS/AP)