Sedikitnya enam kecamatan di Karawang, Jawa Barat, dilanda banjir pada pergantian tahun akibat meluapnya beberapa sungai. Pemerintah membangun bendung untuk mengantisipasi musibah tahunan itu.
Oleh
MELATI MEWANGI
·2 menit baca
KARAWANG, KOMPAS — Sedikitnya enam kecamatan di Karawang, Jawa Barat, dilanda banjir pada pergantian tahun akibat meluapnya beberapa sungai. Hingga Sabtu (4/1/2020) petang, banjir telah surut di lima kecamatan, sementara Kecamatan Telukjambe Barat air masih menggenang dengan ketinggian beragam, 50-120 sentimeter.
Enam kecamatan yang terdampak banjir adalah Kecamatan Jatisari, Cikampek, Telukjambe Barat, Banyusari, Cilamaya Wetan, dan Purwasari. Pemerintah daerah dan pihak terkait membangun bendung untuk mengantisipasi musibah tahunan itu terulang.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat meninjau Desa Karangligar, Kecamatan Telukjambe Barat, Karawang, Jawa Barat, Sabtu (4/1/2020) siang, mengatakan, penanganan banjir yang terjadi di wilayah Jawa Barat membutuhkan sinergi bersama antarpemerintah daerah. Ia mencontohkan, Sungai Citarum yang melintasi 12 kabupaten atau kota memiliki sejumlah danau atau kolam retensi yang dinilai dapat mengurangi potensi banjir.
Saat ini, Pemprov Jabar dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tengah membangun dua bendung di wilayah Jawa Barat, yaitu Bendung Ciawi dan Sukamahi. Progres pengerjaan mencapai 45 persen dan ditargetkan rampung tahun 2021.
Konsep serupa akan dilakukan di wilayah Karawang dengan membangun bendung di atas Sungai Cibeet dan Cilamaya. Bendung adalah tanggul untuk menahan air di sungai, sementara bendungan merupakan bangunan penahan atau penimbun air untuk irigasi. ”Saya akan memonitor langsung pembangunan bendung itu,” ucap Kamil.
Banjir yang terjadi di Karawang mayoritas disebabkan oleh luapan sejumlah sungai. (Acep Jamhuri)
Dalam kesempatan itu, Kamil terjun langsung ke lokasi banjir untuk menyapa warga terdampak tanpa menggunakan perahu karet.
Sekretaris Daerah Karawang Acep Jamhuri menambahkan, pihaknya telah mengajukan kajian penanganan banjir kepada Pemprov Jabar dan Kementerian PUPR tahun lalu. Menurut dia, banjir yang terjadi di Karawang mayoritas disebabkan oleh luapan sejumlah sungai, antara lain Sungai Cilamaya, Ciparage, dan Cibeet. Ia berharap agar pembangunan bendung itu segera terealisasi.
Icem (46), salah satu korban banjir warga Kampung Pengasinan, mengungsi sementara ke tempat saudaranya sejak banjir menerjang rumahnya. Ia khawatir jika banjir susulan bakal datang. ”Kalau siang balik ke rumah untuk cek barang,” ucapnya. Ia mengaku tidak kesulitan mendapatkan air bersih karena sudah disediakan oleh BPBD Karawang.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Karawang Asep Wahyu menyebutkan, meski banjir telah surut, warga diimbau agar tetap waspada sebab potensi banjir susulan mungkin terjadi. Untuk kebutuhan warga terdampak, BPBD Karawang telah mengirim air bersih 15.000 liter dalam dua hari ini.