Tim penolong bekerja keras menjangkau sejumlah lokasi bencana. Mereka berjalan kaki mendistribusikan bantuan dan menolong warga korban longsor di Kecamatan Sukajaya, Bogor, Jawa Barat.
Oleh
Wisnu Wardhana Dhany
·2 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Lokasi longsor di Kecamatan Sukajaya, Bogor, Jawa Barat, masih sulit diakses. Material longsor masih menutup badan jalan hingga Sabtu (4/1/2020). Tim penolong harus berjalan kaki untuk mendistribusikan logistik dan menyelamatkan warga terdampak bencana.
Setidaknya 6 orang meninggal, 3 orang hilang, 34 luka-luka, dan 766 rumah rusak akibat longsor. Sebanyak 4.146 warga mengungsi ke tempat-tempat aman. Berdasarkan pantauan Kompas, di Kecamatan Sukajaya, warga mengungsi di seputaran kantor kecamatan setempat. Warga memilih area itu karena dianggap aman dan berupa tanah lapang.
Sejauh ini mereka sudah mendapatkan bantuan logistik yang dibawa petugas melalui jalur darat. Petugas berjalan kaki mulai dari titik jalan yang tertimbun longsor hingga desa-desa.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Nasional Doni Monardo mengerahkan satu helikopter untuk mempermudah distribusi logistik dan evakuasi korban. ”Pastikan distribusi lancar agar tidak ada korban jiwa lagi,” ujar Doni. Pihaknya juga mengupayakan sewa ekskavator untuk membuka akses jalan yang tertimbun longsor.
Wilayah kecamatan itu merupakan perbukitan dengan tanah labil. Banyak rumah dibangun di tebing dan lereng. Bahkan, pada area tersebut tidak banyak pohon kayu yang ditanam.
Selain mendirikan bangunan, warga juga memanfaatkan area tersebut untuk menanam tanaman musiman dan hortikultura. Untuk meminimalkan korban, Pemerintah Kabupaten Bogor memerintahkan pengosongan bangunan di area tebing dan lereng. Warga diminta untuk tidak tinggal di situ karena rentan bencana. Pada area-area itu dipasangi tali agar tidak ada orang yang melintas.
Wakil Bupati Bogor Iwan Setiawan mengatakan, sebagian area di wilayah kecamatan itu merupakan hak guna usaha (HGU). Meski demikian, pemilik belum menggunakan areanya. ”Karena kosong, warga memanfaatkan untuk menanam tanaman,” ujar Iwan. Dia akan menyerahkan data HGU kepada pemerintah pusat guna ditindaklanjuti.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendi meminta pemerintah daerah untuk menyiapkan sekolah darurat agar aktivitas sekolah dapat berjalan.
”Aktivitas belajar-mengajar tidak boleh berhenti. Laporkan segala kekurangan supaya kami bantu, termasuk tenaga pengajar,” ujar Muhadjir. Dia juga menyerahkan bantuan uang tunai untuk penanganan korban banjir dari pemerintah pusat.
Mitigasi
Untuk mitigasi, Doni meminta warga mulai menanami area lereng dan tebing dengan pohon kayu, seperti akar wangi. Tujuannya meminimalkan potensi bencana.
Selain menanam pohon, Doni meminta agar warga dicarikan lokasi yang ideal untuk tinggal. Sebab, masih banyak rumah berdiri di area tebing dan lereng.
”Sewaktu-waktu bisa terjadi bencana. Sangat berbahaya,” kata Doni.