Ribuan Warga Lebak Masih Terisolasi Pascabanjir dan Longsor
Penderitaan warga Lebak, Banten, belum berakhir. Pascabanjir dan longsor yang membuat delapan orang meninggal, masih ada ribuan warga yang terisolasi dari akses pertolongan.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·3 menit baca
LEBAK, KOMPAS — Ribuan warga Lebak, Banten, masih terisolasi pascabanjir dan longsor. Akses jembatan antarwilayah terputus karena sapuan banjir dan material longsor. Badan Penanggulangan Bencana Nasional mengerahkan satu helikopter milik TNI untuk menjangkau wilayah-wilayah itu.
Banjir karena luapan Sungai Ciberang melanda desa-desa yang tersebar di Kecamatan Lebakgedong, Cipanas, Sajira, Curugbitung, Maja, dan Cimarga. Setidaknya delapan orang tewas, satu orang hilang, 2.000 warga harus mengungsi ke tempat aman, 1.000 rumah rusak berat, dan tiga sekolah rusak.
Pantauan Kompas di Desa Banjarsari, Lebakgedong, Sabtu (4/1/2020), ratusan warga mengungsi ke lapangan futsal. Di situ juga didirikan dapur umum dan posko kesehatan. Jembatan ke desa putus karena tersapu banjir. Bahkan, ada rumah warga dan sebagian bantaran sungai ikut hanyut. Untuk sementara dibuat jembatan darurat dari bambu yang diikat tali sepanjang 10 meter sebagai akses ke desa. Masih banyak warga yang menetap di desa karena rumahnya tidak terdampak banjir.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengerahkan satu helikopter untuk distribusi logistik dan evakuasi darurat bagi warga di area-area yang terisolasi. BNPB bersama pemerintah daerah akan mendata rumah yang rusak. Pemilik rumah akan mendapat bantuan dana Rp 10.000.000 untuk rumah rusak ringan, Rp 25.000.000 untuk rumah rusak sedang, dan Rp 50.000.000 untuk rumah rusak berat.
Doni mengatakan, tidak ada pembangunan hunian sementara bagi korban banjir dan longsor. Kepada mereka akan diberikan uang Rp 500.000 per bulan untuk indekos atau sewa rumah. ”Sambil menyewa, kami menargetkan pengerjaan hunian tetap selama enam bulan,” kata Doni.
Doni juga meminta bantuan Detasemen Zeni Bangunan TNI Angkatan Darat untuk membangun jembatan sementara guna memudahkan akses antarwilayah. Pada kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendi meminta pemerintah daerah menyiapkan sekolah darurat agar aktivitas sekolah dapat berjalan.
”Aktivitas belajar-mengajar tidak boleh berhenti. Laporkan segala kekurangan supaya kami bantu, termasuk tenaga pengajar,” ujar Muhadjir. Dia juga menyerahkan bantuan uang tunai untuk penanganan korban banjir dari pemerintah pusat.
Banjir Lebak menyisakan material bebatuan. Diduga material berasal dari longsoran bekas tambang emas di hulu sungai. Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya menyebutkan, ada satu galian tambang yang telah ditutup. Galian itu memiliki banyak lubang hingga ke bantaran sungai. ”Saat hujan deras, tambang longsor ke sungai dan menghanyutkan material bebatuan,” katanya.
Kepolisian Daerah Banten akan memastikan lagi titik-titik tambang di hulu Sungai Ciberang. Kepala Kepolisian Daerah Banten Inspektur Jenderal Tomsi Tohir akan mengecek area hulu Sungai Ciberang menggunakan helikopter guna memastikan tambang itu tidak beroperasi.
Untuk kepentingan mitigasi, Doni mengimbau warga agar tidak membangun hunian di bantaran sungai, lereng bukit, dan area rawan lainnya. Selain itu, warga juga dianjurkan menanam pohon kayu yang mampu menyerap air agar tidak terjadi longsor.