Dinas Pendidikan DKI Jakarta memastikan semua sekolah negeri di Ibu Kota siap memulai pembelajaran perdana semester genap, Senin (6/1/2020). Pembersihan pascabanjir tengah dikebut.
Oleh
J Galuh Bimantara
·2 menit baca
Dinas Pendidikan DKI Jakarta memastikan seluruh sekolah negeri di Ibu Kota siap memulai pembelajaran perdana semester genap, Senin (6/1/2020). Pembersihan pasca banjir tengah dikebut.
JAKARTA, KOMPAS — Dinas Pendidikan DKI Jakarta memastikan seluruh sekolah negeri di Ibu Kota siap memulai pembelajaran perdana semester genap pada Senin (6/1/2020). Perlengkapan untuk kegiatan belajar-mengajar sudah diamankan sejak sebelum banjir menerjang sehingga kerugian akibat banjir relatif tidak signifikan.
Banjir yang datang pada Senin (1/1/2020) merendam 31 sekolah di DKI. Namun, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan DKI Syaefuloh Hidayat memastikan pembersihan yang sedang dilakukan pengelola sekolah menjamin sekolah akan siap beroperasi Senin mendatang.
Ia mencontohkan, pihaknya bekerja sama dengan pemadam kebakaran untuk penyemprotan air di SMA Negeri 8 di Tebet, Jakarta Selatan agar cepat bersih dari sisa lumpur. ”Setelah itu SMA Negeri 8 dan semua sekolah yang terdampak banjir akan diberi disinfektan,” ucap Syaefuloh pada Jumat (3/1/2020).
Syaefuloh juga menjamin sarana dan prasarana sekolah masih bisa digunakan. Sebab, sejak 17 Desember 2019, Dinas Pendidikan DKI sudah melayangkan surat edaran tentang antisipasi banjir sehingga para pengelola sekolah sudah mengamankan aset-aset yang rentan rusak jika terkena banjir dengan memindahkannya ke lantai atas.
Sarana yang dibutuhkan di kelas lantai bawah akan diturunkan saat belajar-mengajar dimulai lagi nanti. Mengingat risiko banjir masih ada sepanjang musim hujan ini, Syaefuloh juga meminta pengurus sekolah membuat jadwal piket bagi para karyawan. Mereka bertanggung jawab memantau informasi potensi banjir pada hari yang ditentukan. Jika banjir diprediksi melanda, meskipun pada malam hari, petugas piket wajib mengamankan aset-aset berharga ke lantai atas.
Soal ada 30-40 sekolah yang difungsikan sebagai pos pengungsian, Syaefuloh yakin jumlahnya bakal berkurang pada Senin depan karena makin banyak pengungsi kembali ke rumah sehingga kegiatan belajar-mengajar relatif tidak terpengaruh. ”Jika masih ada yang mengungsi, itu bisa diatur, kan sekolah masih ada tempat yang bisa dimanfaatkan, misalnya aula,” ujarnya.
Untuk kegiatan belajar-mengajar nanti, Dinas Pendidikan juga sudah menerbitkan surat edaran yang meminta sekolah mengizinkan peserta didik terdampak banjir mengikuti pembelajaran dengan pakaian bebas, tetapi rapi dan sopan.
Sekolah juga wajib melayani masyarakat yang mengalami kehilangan atau kerusakan dokumen pendidikan seperti ijazah dan rapor untuk mendapatkan surat keterangan yang bisa dipersamakan (SKYBS) asal sudah mendapat surat keterangan kehilangan dari polisi.