Arena BMX Rusak karena Banjir, Tim BMX Cari Tempat Latihan Baru
Banjir yang melanda Jakarta merusak lintasan Arena BMX Pulo Mas. Yogyakarta dan Banyuwangi menjadi alternatif tempat berlatih untuk persiapan mengikuti kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020.
Oleh
Denty Piawai Nastitie
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS –Rusaknya arena BMX di Pulo Mas, Jakarta Timur, karena terendam banjir memaksa tim balap sepeda Indonesia mencari tempat latihan baru di Yogyakarta. Latihan harus segera digelar karena I Gusti Bagus Saputra dan kawan-kawan akan ikut kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020 di Australia, bulan Februari.
Pada Minggu (5/1/2020), lapisan atas arena BMX terlihat mengelupas sehingga tidak bisa digunakan. Di arena yang dibangun untuk penyelenggaraan Asian Games 2018 itu hanya tersisa lapisan kedua berupa batu dan pasir. Trek yang sudah mengantongi sertifikat internasional itu rusak setelah terendam genangan air setinggi 50 sentimeter pada Rabu (1/1/2020). Dengan situasi itu, tim balap sepeda perlu mencari tempat latihan baru.
Pelatih kepala tim nasional balap sepeda Indonesia, Dadang Haris Purnomo mengatakan, latihan balap sepeda tidak bisa ditunda karena para pebalap harus segera melatih diri untuk kualifikasi Olimpiade.
”Berdasarkan jadwal, kami harus mengikuti empat seri Piala Dunia di Australia mulai awal Februari. Melihat trek BMX di Jakarta yang sudah hancur, kami inisiatif mencari tempat latihan baru di Yogyakarta,” ujarnya di Jakarta, Minggu (5/1/2020).
Nantinya, atlet balap sepeda Indonesia akan berlatih di Youth Centre, Mlati, Yogyakarta. Menurut Dadang, fasilitas latihan di Yogyakarta tidak jauh berbeda dengan di Jakarta. Masalahnya, sama seperti di Jakarta, hujan juga hampir setiap hari turun di Yogyakarta.
”Kami berkoordinasi terus untuk mencari alternatif tempat latihan lain, seperti di Banyuwangi. Di sana hujan tidak sesering di Jakarta dan Yogyakarta, tetapi kami masih melihat kesiapan arenanya juga,” ujarnya.
Tiga andalan
Untuk menembus kualifikasi Olimpiade, tim BMX Indonesia mengandalkan tiga atlet terbaik mereka, yaitu I Gusti Bagus Saputra, Toni Syarifudin, dan Rio Akbar. Saat ini, Bagus menempati peringkat dunia ke-43, Toni ke-177, dan Rio ke-50.
Berdasarkan aturan Federasi Balap Sepeda Internasional (UCI), sebanyak 24 atlet berhak berlaga di nomor BMX. Negara dengan peringkat 1-11 berhak mengirimkan 1-3 atlet ke Olimpiade. Sebanyak tiga atlet juga berhak tampil di Olimpiade apabila mengantongi peringkat individu dan lolos kualifikasi Kejuaraan Dunia UCI 2020. Saat ini Indonesia menempati peringkat negara ke-19.
Di Australia, I Gusti Bagus Saputra dan kawan-kawan akan berlomba di Shepparton dan Bathurst pada 1 – 9 Februari 2020. Setelah ikut ajang ini, atlet akan berlomba di Kejuaraan Nasional Balap Sepeda dan Jakarta International BMX di Jakarta, 14-16 Februari.
Manajer tim balap sepeda Indonesia Budi Saputro mengatakan, rusaknya arena BMX di Pulo Mas karena terendam banjir mengganggu latihan atlet dan mengancam pelaksanaan kejuaraan Jakarta International BMX.
”Kami akan segera rapat dengan kontraktor, dan melaporkan kerusakan ini ke Dinas Pemuda dan Olahraga DKI Jakarta sebagai pemilik arena,” ujar Budi.
Menurut Budi, waktu yang dibutuhkan untuk memperbaiki arena ini sekitar dua pekan. Budi berharap kejuaraan dapat terlaksana karena sudah masuk dalam kalender kegiatan UCI. ”Sama sekali belum ada pembicaraan untuk pindah arena karena sudah masuk dalam kalendar UCI,” katanya.
Indonesia pernah mengirimkan Toni Syarifudin ke Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Ketika itu, Toni melaju ke Olimpiade setelah Brasil lolos ke Olimpiade menggunakan hak tuan rumah. Indonesia yang peringkatnya di bawah Brasil kemudian bisa tampil di Rio.
Pada Tokyo 2020, menurut Budi, pebalap I Gusti Bagus Saputra punya peluang besar karena peringkatnya menjadi yang terbaik. ”Mudah-mudahan pada seri Piala Dunia BMX, Bagus mendapatkan poin terbaik,” kata Budi. (DNA)