Di seluruh Australia tercatat 25 korban tewas dan 2.000 rumah hancur karena kobaran api. Setidaknya masih ada 135 titik kebakaran di wilayah New South Wales,
BRISBANE, KOMPAS— Setelah Sydney diselimuti asap pada awal Desember 2019, kini giliran Melbourne yang tertutup asap kebakaran hutan yang berasal dari daerah sekitarnya sejak Senin (6/1/2020). Ini diperkirakan berlangsung beberapa hari.
Asap berasal dari kebakaran hutan di East Gippsland, sekitar 300 kilometer di timur Melbourne, Negara Bagian New South Wales (NSW) dan Tasmania yang berjarak sekitar 500 kilometer di selatan Melbourne. Menurut Otoritas Perlindungan Lingkungan (EPA), kualitas udara di Melbourne dan sekitarnya ”sangat buruk” yang bisa menyebabkan sesak napas dan batuk.
”Asap ini akan ada terus sampai Rabu,” tutur Andrea Hinwood, ilmuwan lingkungan EPA pada Australian Broadcasting Corporation (ABC) . ”Bagus bila ada hujan besar. Namun, hujan yang diprediksi sekarang tak cukup untuk menghalau asap,” katanya.
Petenis dunia Novak Djokovic bahkan mengusulkan menunda pertandingan tenis Australia Terbuka bila asap terus menggayuti Melbourne. Australia Terbuka dijadwalkan berlangsung pada 14-27 Januari.
Ketua Dinas Kesehatan Negara Bagian Victoria Dr Brett Sutton mengatakan, kondisi ini bisa fatal bagi orang-orang yang rentan. ”Orang-orang yang rentan sangat disarankan untuk sedapat mungkin menjauh dari asap,” kata Sutton seperti dikutip Herald Sun.
Walau bukan solusi terbaik, ia tetap menyarankan agar warga memakai masker P2 dan n95 yang menyaring partikel, terutama bagi mereka yang beraktivitas di ruang terbuka. Beberapa hari lalu, pemerintah Australia telah membagikan lima juta masker bagi warga yang terdampak asap kebakaran hutan.
Asap yang menyelimuti Canberra sejak seminggu lalu masih terus menghantui ibu kota Australia itu. Canberra saat ini memiliki kualitas udara terburuk di dunia dengan tingkat polusi 12 kali di atas ambang batas bahaya minimum.
Kucuran dana
Pada Senin (6/1/2020) Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengumumkan pengucuran dana minimal 2 miliar dollar Australia atau sekitar Rp 19,3 triliun dalam dua tahun untuk pemulihan kerusakan akibat kebakaran hutan.
”Api masih menyala dan kebakaran akan terus terjadi selama berbulan-bulan mendatang. Itulah mengapa saya menguraikan hari ini bahwa ini adalah investasi awal, tambahan, sebesar 2 miliar dollar. Jika dana yang dibutuhkan lebih banyak dan biayanya lebih tinggi, dana lebih banyak akan disediakan,” kata Morrison.
Kucuran dana itu akan digunakan untuk membangun kembali kota-kota dan infrastruktur yang hancur karena kebakaran. Dana itu akan dikelola Badan Nasional untuk Pemulihan Kebakaran Hutan agar digunakan oleh pemerintah lokal untuk warga yang menjadi korban kebakaran, para petani, produsen makanan primer, dan program pemulihan kesehatan mental bagi yang terdampak.
Di saat Morisson mengumumkan soal kucuran dana penanggulangan kebakaran hutan, juga diumumkan bahwa korban tewas akibat bencana tersebut meningkat. Polisi menyatakan bahwa pada Senin kemarin ditemukan lagi jenazah seorang pria berusia 71 tahun di wilayah terpencil New South Wales. Rumah dan mobil milik pria tersebut telah hancur karena kebakaran. Di seluruh Australia tercatat 25 korban tewas dan 2.000 rumah hancur karena kebakaran hutan.