Akses ke pengungsian akibat bencana di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, dan Kabupaten Lebak, Banten,masih sulit ditempuh meski upaya membuka akses jalan terus dilakukan.
Oleh
Tim Kompas
·3 menit baca
BOGOR, KOMPAS - Petugas dan sukarelawan masih berupaya mendistribusikan bantuan ke pengungsi bencana di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, dan Kabupaten Lebak, Banten, Senin (6/1/2020). Akses ke pengungsian masih sulit ditempuh meski upaya membuka akses jalan terus dilakukan.
Hingga Senin pukul 19.00, para sukarelawan terus menyalurkan bantuan kepada warga yang terdampak tanah longsor, antara lain di Kecamatan Sukajaya, Nanggung, dan Cigudeg, Kabupaten Bogor.
Di Desa Harkatjaya, Kecamatan Sukajaya, petugas gabungan membuka akses jalan yang sebelumnya tertutup timbunan tanah. Dibukanya akses tersebut memudahkan penyaluran logistik walaupun jalan sangat licin dan hanya bisa dilalui satu mobil. Pengungsi banyak menerima pakaian. Sementara kebutuhan makanan dan alat penerangan, seperti lilin atau genset, masih terbatas di pengungsian.
Fokus kami mencari tiga korban yang masih tertimbun di Desa Harkatjaya.
Indra (36), warga Harkatjaya, menjelaskan, bantuan makanan jauh dari cukup, terutama untuk ibu dan anak-anak. Selain itu, banyak juga warga luar Desa Harkatjaya datang mencari makanan. ”Beberapa desa masih terisolir sehingga warga desa seberang (Desa Urug dan Desa Kiarapandak, Kecamatan Sukajaya) ada yang datang ke sini ambil sembako. Sementara sembako atau bantuan juga kurang,” katanya.
Akses jalan ke Desa Kiarapandak dan Desa Urug, sesuai pantauan Kompas, hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki. Kepala Basarnas Jawa Barat Deden Ridwansyah mengatakan, Basarnas masih berusaha mengevakuasi warga terdampak longsor. ”Fokus kami mencari tiga korban yang masih tertimbun di Desa Harkatjaya,” ujarnya.
Kepala Bidang Pencegahan dan Mitigasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor Dede Armansyah menambahkan, bantuan ke enam desa yang terisolasi sudah dibawa ke desa-desa yang berdekatan dengan keenam desa tersebut. Namun, BPBD belum bisa mendistribusikan langsung lantaran akses tertimbun longsor.
”Bantuan logistik sudah berada di sekitar desa-desa terisolasi. Begitu akses terbuka, logistik langsung kami dorong pakai kendaraan,” kata Dede. Hingga kemarin, penyaluran logistik masih mengandalkan helikopter. Namun, distribusi lewat udara juga terkendala daya tampung helikopter yang terbatas dan kondisi cuaca.
”Hari ini, dari BPBD ada 600 kilogram bahan pokok yang akan kami kirim ke Desa Cisarua menggunakan helikopter, tetapi masih menunggu kondisi cuaca. Saat bersamaan, di Pangkalan Udara Militer Atang Sanjaya juga ada satu helikopter yang akan berangkat ke Desa Pasir Madang dengan jumlah bahan pokok sekitar 700 kilogram,” ujar Dede.
Lewat udara dan darat
Di Lebak, Banten, Kepala Pelaksana BPBD Lebak Kaprawi mengatakan, area terisolasi diakses melalui jalur udara menggunakan satu helikopter dan jalur darat. Tim evakuasi dan sukarelawan harus berjalan kaki dan menyeberangi sungai karena banyak ruas jalan rusak dan amblas. Diperparah lagi dengan putusnya jembatan.
”(Akses) sudah mulai terbuka. Petugas terus berupaya mengakses, tetapi harus berhati-hati karena masih ada aliran air dari tebing dan lereng sehingga berpotensi longsor. Arus sungai juga cukup deras sehingga perlu pengamanan ekstra,” kata Kaprawi. Area terisolasi yang sudah mulai diakses antara lain Desa Lebaksitu dan Cigobang, Lebakgedong. Adapun status tanggap darurat di Lebak ditetapkan 1-14 Januari.
Berdasarkan data Dinas Pendidikan Lebak, tiga sekolah, yakni SD Negeri 1 dan 2 Banjar Irigasi serta SD Negeri 4 Lebakgedong, hilang tersapu banjir dan material longsor. Sejumlah 19 sekolah lain rusak. Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya mengatakan, kegiatan belajar-mengajar di sejumlah sekolah itu diliburkan dua pekan, sementara pemerintah menyiapkan sekolah darurat.
Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo mengatakan, warga diminta proaktif menjemput logistik yang sudah disalurkan ke posko terdekat. ”Penduduk yang masih kuat kami minta mengambil logistik ke posko terdekat. Jangan menunggu, tetapi harus proaktif karena personel kami terbatas,” katanya.
Hingga Senin pukul 17.00, tercatat 67 orang tewas dalam musibah banjir dan longsor yang melanda Jabodetabek dan Lebak sejak 1 Januari. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengatakan, survei untuk memeriksa kondisi semua gedung sekolah mendesak dilakukan guna memastikan sekolah aman dan layak untuk belajar- mengajar. Survei melibatkan BNPB dan pemerintah daerah. (GIO/VAN/IRE/HLN/JOG/BOW/DAN/HRS/DNE)