“Milenial” Kata Terpopuler Tahun 2019, Kalahkan Kata "Ambyar"
Kata ‘milenial’ menjadi Kata Tahun 2019. Kata "milenial" mengalahkan kata ‘ambyar’ dan ‘hoaks’ sebagai kata terpopuler. Kata “milenial” dipakai di media massa dan makalah ilmiah sebanyak 2,9 juta kali selama tahun 2019.
Oleh
Laraswati Ariadne Anwar
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan kebudayaan menetapkan kata “milenial” menjadi Kata Tahun 2019. Penggunaannya menggambarkan kondisi sosial Indonesia dan digunakan di semua lapisan masyarakat, mulai dari pejabat hingga pedagang kaki lima.
Penetapan itu diumumkan oleh Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemdikbud Dadang Sunendar di Jakarta, Senin (6/1/2020). “Kata ‘milenial’ mengalahkan kata ‘ambyar’ dan ‘hoaks’ sebagai kata terpopuler,” kata Dadang. Pemilihan Kata Tahun 2019 bertujuan untuk menunjukkan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan sekaligus memotret pergerakan bahasa yang digunakan di masyarakat.
Kata ‘milenial’ mengalahkan kata ‘ambyar’ dan ‘hoaks’ sebagai kata terpopuler.
Badan Bahasa mencatat kata “milenial” dipakai di media massa dan makalah ilmiah terbitan perguruan tinggi maupun lembaga penelitian sebanyak 2,9 juta kali sepanjang tahun 2019. Kata ini sangat populer dicari di situs Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) maupun di mesin pencari Google. Puncak pencariannya adalah pada Maret. Adapun daerah yang paling sering menggunakan kata “milenial” adalah Depok (Jawa Barat), Yogyakarta, Banjarmasin (Kalimantan Selatan), Padang (Sumatera Barat), dan Malang (Jawa Timur).
Dadang menjelaskan, di dalam KBBI “milenial” tercatat sebagai adjektiva atau kata benda. Terminologi ini dipakai untuk mengutarakan segala hal yang terkait dengan milenium. Di saat yang sama, “milenial” juga menggambarkan generasi yang lahir di tahun 1980 hingga awal tahun 2000-an serta merupakan imigran di konteks pemakaian teknologi digital. Kata “milenial” dipakai untuk membahas mulai dari pola pikir, sikap, perilaku keuangan, pilihan politik, hingga keilmuan generasi tersebut.
Pemimpin Redaksi KBBI Dora Amalia mengatakan, tidak menutup kemungkinan KBBI akan memasukkan “milenial” sebagai nomina atau kata benda. Alasannya karena istilah ini selain sebagai deskripsi juga menjadi obyek. Misalnya frasa “anak milenial” yang merupakan kata benda sekaligus menunjukkan sifat individu tersebut.
Tidak menutup kemungkinan KBBI akan memasukkan “milenial” sebagai nomina atau kata benda.
Di dalam konteks bahasa Inggris, pemilihan Kata Tahun Ini merupakan sesuatu yang rutin dilakukan. Kamus Merriam-Webster misalnya, memutuskan Kata Tahun 2019 versi mereka adalah “they” (mereka) yang sepanjang tahun lalu berubah makna dari kata ganti orang ketiga menjadi kata ganti orang kedua bagi individu yang mengindentifikasi diri sebagai jender nonbiner. Bagi mereka, kata “they” mengganti “he” (dia untuk laki-laki) dan “she” (dia untuk perempuan) guna menunjukkan netralitas jender.
“Ada pergerakan sosial yang tecermin dari kata tersebut yang menunjukkan perubahan masyarakat melihat struktur sosial dan indentitas di para penutur bahasa Inggris,” papar Dora.
Sementara itu, Kamus Oxford menetapkan frasa “climate emergency” (kedaruratan iklim) sebagai istilah terpenting di tahun 2019. Hal ini karena pembahasan isu krisis lingkungan, iklim, dan cuaca gencar dilakukan di berbagai forum berbahasa Inggris.
Mengutip Time, pada tahun 2015 Oxford memilih “emoji” sebagai Kata Tahun 2015. Istilah itu diserap dari bahasa Jepang sebagai istilah piktograf yang menjadi fitur di telepon pintar. Piktograf itu menggantikan kata, frasa, bahkan kalimat dalam komunikasi manusia.
Menurut Dora, tidak menutup kemungkinan perkembangan bahasa Indonesia bisa sepesat itu. Indonesia memiliki banyak potensi kata serapan dari berbagai bahasa daerah dan pemakaiannya akan mengungkapkan tidak hanya makna, tetapi juga perkembangan kebudayaan di dalam kisaran satu tahun.