Hujan deras dan angin kencang di Surabaya dan Makassar telah membuat kerusakan rumah warga dan sejumlah infrastruktur vital bagi masyarakat.
Oleh
Reny Sri Ayu/ Ambrosius Harto/Iqbal Basyari/Runik Sri Astuti
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS - Tim terpadu Perusahaan Listrik Negara (PLN) mempercepat penanganan gangguan jaringan tegangan menengah akibat 94 tiang roboh, miring, dan patah di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik yang diterpa hujan deras dan angin kencang, Minggu (5/1/2020) sore. Kejadian itu disusul dengan pemadaman listrik di Surabaya dan Sidoarjo.
Data PLN, hingga Senin (6/1), 22 tiang dinormalkan, terutama di Surabaya sehingga pemadaman teratasi sebagian. Meski demikian, penanganan tiang roboh di Sidoarjo belum dapat terealisasi maksimal. Pemadaman listrik masih terjadi di sebagian wilayah Sidoarjo. General Manager Unit Distribusi PLN Jatim Bob Syahril, saat menerima kunjungan Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak, menyatakan, hujan dan angin berdampak pada 1.588 gardu. Namun, 1.570 gardu sudah menyala kembali.
”Penanganan pemadaman listrik karena gardu terganggu atau jaringan tegangan tumbang harus mengutamakan keselamatan publik dan petugas,” ujar Bob. Manajer Komunikasi Unit Distribusi PLN Jatim Fenny Nurhayati menambahkan, robohnya tiang tegangan menengah mengakibatkan pemadaman listrik di Surabaya Barat, Utara, Selatan, dan Krian di Sidoarjo. Untuk gangguan di Surabaya teratasi Minggu malam.
Dampak paling parah terjadi di Desa Barengkrajan, terdapat 78 tiang listrik patah, miring, dan roboh.
Hujan dan angin kemarin juga menewaskan pasangan suami-istri yang tertimpa pohon tumbang selepas pukul 17.00. Pohon sonokeling menimba mereka saat melintas menggunakan sepeda motor di Jalan Johar. Di Jalan Raya Balongbendo, Sidoarjo, pohon tumbang menimpa Suzuki Ertiga yang melaju dari arah Mojokerto ke Surabaya. Pengemudi dilarikan ke RS Citra Medika karena kakinya terjepit.
Mengantisipasi banjir, Pemkot Surabaya membangun 72 waduk atau bozem dengan luas total 1,4 juta meter persegi yang mampu menampung air hingga 6 juta meter kubik. Rekayasa lain, membangun 55 unit rumah pompa, 36 pintu air, dan 12 unit mesin penyaringan sampah di sungai. ”Sebanyak 1.200 petugas dari satuan tugas pematusan akan bekerja bergantian 24 jam mencegah banjir di Surabaya saat cuaca ekstrem,” kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
Di Sidoarjo, menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sidoarjo Dwijo Prawito, angin kencang sejak Minggu melanda sejumlah desa, seperti Banjarkemantren, Waru, Bungurasih, Sawotratap, Pabean, Ketegan, Barengkrajan, dan Bebekan. “Sedikitnya 16 rumah rusak ringan hingga sedang. Dampak paling parah terjadi di Desa Barengkrajan, terdapat 78 tiang listrik patah, miring, dan roboh,” ujarnya.
Kondisi Makassar
Dari Makassar dilaporkan, hingga Senin malam setidaknya 1.872 rumah porak-poranda diterjang angin kencang di sejumlah kabupaten di Sulawesi Selatan. Bantuan mulai disalurkan kepada warga terdampak.
Angin kencang menerjang hampir bersamaan di sejumlah kabupaten pada Minggu sore hingga malam. Angin kencang itu disertai hujan deras. Akibat listrik padam menyusul angin kencang dan hujan yang tak kunjung reda hingga malam, pendataan dampak bencana itu baru dapat dilakukan Senin.
Data hingga Senin malam, kerusakan rumah terbanyak ada di Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap) sebanyak 715 rumah. Lalu, Kota Parepare (526), Kabupaten Wajo (181), dan Kabupaten Pinrang (178). Selain itu, angin kencang juga merusak 106 rumah di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), Barru (102 rumah), dan Soppeng (64 rumah). Daerah-daerah ini terletak di wilayah tengah Sulsel dan berbatasan satu sama lain.
Kerusakan juga terjadi di kabupaten lain, seperti Bone, Jeneponto, dan Takalar. Namun, jumlahnya tak sampai ratusan rumah. Di Parepare, angin kencang menumbangkan sekitar 70 pohon. ”Hingga malam ini kami masih terus mendata. Jumlah 526 rumah yang rusak itu masih data sementara, kemungkinan bisa bertambah.
Angin kencang dirasakan merata di hampir semua kecamatan. Kami belum bisa merinci berapa rumah yang rusak berat, sedangkan maupun ringan,” kata M Rusli, Kepala BPBD Parepare. Bantuan logistik terus disalurkan bagi penyintas. Antisipasi bencanan susulan pun dilakukan.