Almarhum Mien Sugandhi (85), semasa hidupnya dikenal sosok perempuan pejuang yang tangguh, tegas, serta konsisten dalam berpendapat dan memperjuangkan kesetaraan jender di Indonesia.
Oleh
Sonya Hellen Sinombor
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Siti Aminah Sugandhi (85) yang dikenal dengan nama Mien Sugandhi, tutup usia pada Minggu (5/1/2020) pukul 21.45 di RSPAD Gatot Subroto Jakarta karena sakit. Selain menjadi Menteri Urusan Peranan Wanita pada Kabinet Pembangunan VI (tahun 1993-1998), semasa hidupnya Mien pernah menjadi anggota DPR dan Ketua DPP Partai Golkar, serta berkiprah dalam berbagai organisasi yang terkait perempuan dan keluarga.
Jenasah Mien Sugandhi dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Senin (6/1/2020) siang dalam upacara yang dipimpin Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) I Gusti Ayu Bintang Darmawati. Sebelumnya jenasah almarhumah disemayamkan di Kantor Kementerian PPPA.
Semasa hidupnya, Mien Sugandhi dikenal sebagai sosok perempuan yang kuat, tangguh, dan insipiratif. Sebagai perempuan pemimpin dia dikenal berbicara terbuka dan lantang baik dalam urusan perempuan maupun urusan politik negara.
Sebagai perempuan pemimpin dia dikenal berbicara terbuka dan lantang baik dalam urusan perempuan maupun urusan politik negara.
“Bangsa Indonesia, khususnya kaum perempuan, telah kehilangan seorang tokoh perempuan Indonesia terbaik pada usianya. Seorang ibu pejuang hak-hak perempuan. Seorang pembela kemanusiaan yang tulus. Seorang ibu dari keluarga panutan, yang senantiasa memberikan inspirasi dan teladan bagi keluarganya maupun masyarakat Indonesia,” ujar Bintang Darmawati.
Mien Sugandhi dinilai telah meletakkan pondasi kuat untuk pembangunan pemberdayaan perempuan dengan menjadi Ketua Delegasi Indonesia pada Konferensi Dunia Wanita ke-4 di Beijing pada Oktober 1995, yang menghasilkan Beijing Platform for Action (BPfA). Mien juga menjadi Ketua Penyelenggara Konferensi Dunia para Menteri Negara-Negara Asia-Afrika dan Non-Blok di Beijing.
Kedua pertemuan penting tingkat internasional tersebut menjadi inspirasi bagi seluruh negara Asia-Afrika untuk melaksanakan strategi Pengarusutamaan Gender dalam pembangunan. Saat ini, strategi tersebut telah dituangkan menjadi Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional yang menjadi dasar dimulainya pembangunan gender di seluruh bidang pembangunan
Sebelum menjadi Menteri PPPA, Mien merupakan Ketua Umum Korps Wanita Indonesia (Kowani) pada tahun 1988-1993. Perempuan kelahiran Magelang (Jawa Tengah) 6 Oktober 1934, juga dikenal sebagai perempuan politisi di Partai Golkar yang mendedikasikan dirinya dalam berbagai isu, terutama perempuan dan keluarga. Sejak tahun 1967 Mien telah menjadi Ketua Umum Ikatan Kesejahteraan Keluarga Hankam (IKKH).
Politisi senior Partai Golkar Theo L Sambuaga yang juga Menteri Negara Perumahan dan Pemukiman pada Kabinet Reformasi Pembangunan (1998/1999) mengenal sosok Mien sebagai seorang perempuan pejuang yang tegas, konsisten dalam berpendapat dan memperjuangkan hal yang dianggap penting. Bahkan di tahun 1980-an Mien sudah mulai menyuarakan isu kesetaraan jender, serta menyuarakan agar tidak membeda-bedakan perempuan, terutama dalam upah.
Di tahun 1980-an Mien sudah mulai menyuarakan isu kesetaraan jender, serta menyuarakan agar tidak membeda-bedakan perempuan, terutama dalam upah.
“Hingga masa lanjut usia, almarhumah masih tetap aktif memimpin organisasi Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR) dan organisasi perjuangan perempuan. Orangnya keibuan, meskipun bicara tegas tapi memberikan perhatian terhadap perkembangan generasi muda,” kata Theo.
Mien Sugandhi yang bersuamikan RH Sugandhi Kartosubroto yang juga pendiri ormas MKGR (meninggal tahun 1990-an) meninggalkan seorang anak Sribudhi Mintorosasi yang bersuamikan Letjen Purn R Soeyono, dan tiga cucu Siti Amelia Jorjiana, M Ari Iman Santoso, dan M Iman Sidiqi.
Sebelum meninggal Mien menjalani perawatan di RSPAD sejak awal Desember 2019 karena gejala stroke. “Beliau pada waktu menjadi menteri, punya hubungan langsung dengan gubernur-gubernur seluruh Indonesia. Tapi beliau juga terkenal anti ikut miss universe,” ujar Soeyono.
Di mata anak cucunya, Mien juga adalah sosok perempuan yang tangguh, kuat, serta berani bersuara terkait isu perlindungan perempuan, tetapi juga sosok ibu yang tetap memperhatikan keluarga. “Oma itu, seperti superwoman, beliau tipe perempuan yang pantang menyerah. Sejak masa muda sudah terjun dalam organisasi perempuan, maka sampai akhir hayatnya dia tetap berjuang,” ujar Siti Amelia.