FR (34) dibekuk polisi setelah membunuh ibu kandungnya, ES (60), di Desa Tumbang Sangai, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, Rabu (8/1/2020). Dugaan sementara, kejahatan sadis itu dipicu pengaruh narkoba.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — FR (34) dibekuk polisi setelah membunuh ibu kandungnya, ES (60), di Desa Tumbang Sangai, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, Rabu (8/1/2020). Dugaan sementara, kejahatan sadis itu dipicu pengaruh narkoba.
Kepala Desa Tumbang Sangai Toto mengungkapkan, peristiwa itu terjadi setelah korban menyelesaikan shalat tahajud pada Selasa (7/1) tengah malam. Seusai shalat, ia melihat anaknya belum tidur dan berbincang.
”Dari informasi yang saya dapat, ibunya menasihati pelaku karena dugaan kami, ibunya mengetahui bahwa anaknya ini mengonsumsi narkoba. Pelaku tidak terima (dinasihati) lalu mengambil parang dan menganiaya ibunya sendiri,” kata Toto, saat dihubungi dari Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
Kami langsung memanggil polisi lalu menyerahkan pelaku.
Toto menambahkan, masyarakat dan perangkat desa mengetahui kejadian tersebut setelah pelaku sendiri yang mengumumkannya di masjid melalui pengeras suara. ”Seperti bikin pengumuman orang meninggal itu,” katanya.
Setelah membuat pengumuman, lanjut Toto, pelaku pulang ke rumah. Saat itu, beberapa perangkat desa dan warga mengikuti pelaku ke rumahnya dan menemukan ibu pelaku sudah bersimbah darah tak bernyawa.
”Kami langsung memanggil polisi lalu menyerahkan pelaku. Tidak ada main hakim sendiri atau apa pun. Pelaku kami amankan di rumahnya sampai polisi datang dan dibawa ke kantor polsek terdekat,” kata Toto.
Siang itu juga pelaku dibawa ke Markas Polres Kotawaringin Timur di Kota Sampit, yang berjarak sekitar enam jam dari Desa Tumbang Sangai. Sampai di polres, pelaku langsung diperiksa penyidik.
Kepala Kepolisian Resor Kotawaringin Timur Ajun Komisaris Besar Mohammad Rommel menjelaskan, pihaknya masih menyelidiki motif pelaku membunuh ibu kandungnya. Pihaknya sudah memeriksa tiga saksi dan berencana memeriksa dua saksi lainnya yang belum dipanggil.
”Keterangan pelaku berubah-ubah, belum stabil. Akan tetapi, dia sadar bahwa yang dibunuhnya itu adalah ibu kandungnya,” ungkap Rommel.
Rommel menambahkan, pihaknya juga menyita beberapa alat bukti, seperti pakaian korban dan juga parang yang digunakan pelaku. Polisi juga menyita baju pelaku yang dipakai saat membunuh di kamar mandi. Setelah membunuh korban, tambah Rommel, pelaku sempat kebingungan lalu mandi, berganti pakaian, baru menuju masjid untuk mengumumkan peristiwa itu.
Pelaku bahkan mengajak mereka ke rumahnya untuk menyaksikan sendiri.
”Ada dua saksi yang kami periksa. Mereka sempat menanyakan pengumuman itu kepada pelaku. Pelaku bahkan mengajak mereka ke rumahnya untuk menyaksikan sendiri,” ungkap Rommel.
Rommel mengungkapkan, dari pemeriksaan polisi terhadap jenazah, sementara ini ditemukan satu luka besar di bagian leher korban. Selain itu, terdapat beberapa luka lain di sekujur tubuh korban. Polisi masih menunggu hasil otopsi untuk kepastiannya.
Narkoba
Menurut Rommel dan Toto, ada banyak dugaan kalau pelaku sudah lama mengonsumsi narkoba. Bahkan, pada saat diperiksa siang tadi, polisi melakukan uji urine terhadap pelaku dan hasilnya positif mengandung metamfetamina (sabu).
”Saat diperiksa, omongannya kacau. Saat ditanya kenapa, ia menjawab ada bisikan, kalap, lalu berubah lagi karena emosi, dan berbagai macam alasan lain,” ungkap Rommel.
Meskipun terbukti positif mengandung narkotika dalam urine, polisi masih mencari bukti lainnya terkait penggunaan narkoba. Sementara ini, pelaku dijerat dengan Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dengan ancaman penjara maksimal 20 tahun.
Menurut Rommel, pelaku dikenal biasa saja oleh masyarakat. Apalagi, ia pernah menjabat sebagai sekretaris desa yang berakhir jabatannya pada 2013. Bahkan, pelaku juga pernah menjadi guru honorer di sebuah SMP Negeri di Kecamatan Telaga Antang.
Pelaku hanya tinggal berdua dengan korban di rumahnya. Ia merupakan anak ke-7 dari 11 bersaudara. ”Dia duda, anak-anaknya semua tinggal bersama mantan istrinya,” kata Rommel.