Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersiap menghadapi cuaca buruk yang diprediksi akan kembali terjadi hingga 12 Januari 2020. Persiapan ini meliputi penyiagaan pompa-pompa dan penyiapan pos-pos hingga tingkat kelurahan.
Oleh
IRENE SARWINDANINGRUM
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersiap menghadapi cuaca buruk yang diprediksi akan kembali terjadi hingga 12 Januari 2020. Persiapan ini meliputi penyiagaan pompa-pompa dan penyiapan pos-pos hingga tingkat kelurahan.
Persiapan ini terkait dengan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang memprediksi potensi hujan sedang hingga lebat serta pasang air laut di Teluk Jakarta hingga 0,6 meter pada 9-12 Januari 2020. Kedutaan Besar Amerika Serikat pun telah mengeluarkan peringatan bagi warganya yang sedang berada di Indonesia terkait potensi cuaca buruk tersebut.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, mengantisipasi cuaca buruk itu, pompa bergerak (mobile) digerakkan ke sekitar pesisir untuk membantu jika ternyata muncul rob sehingga air bisa dialirkan.
Untuk antisipasi hujan, kata Anies, dibangun pos-pos sampai di level kelurahan sehingga sampai tingkat kelurahan terdapat sumber daya manusia yang langsung merespons jika di kelurahan itu mulai terjadi genangan. ”Sehingga baru fase genangan sudah langsung direspons,” katanya di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (8/1/2020).
Kepala Dinas Sumber Daya Air Juaini Yusuf mengatakan, saat banjir awal Januari, semua pompa berjumlah 474 pompa stasioner dan 122 pompa bergerak dalam kondisi berfungsi. Akan tetapi, beberapa pompa terpaksa dimatikan karena terendam air banjir, di antaranya di Teluk Gong dan Semanan.
Sebagai catatan, banjir di Semanan baru benar-benar surut pada hari kedelapan. Selain pompa yang dimatikan karena terendam, area itu juga merupakan daerah cekungan. Pompa bergerak digunakan di sana untuk menyurutkan air.
Menurut Juaini, guna mencegah pompa terendam, ke depan akan dikaji meninggikan lokasi pompa. Kemungkinan akan diupayakan untuk anggaran 2020. Sementara ini, akan dilakukan penjagaan di lokasi pompa untuk mencegah terendam. Sebagai cadangan juga disediakan pompa bergerak.
Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta M Ridwan mengatakan, sejumlah langkah sudah disusun untuk menghadapi curah hujan tinggi dan pasang air laut. Langkah ini mulai dari memantau peringatan dini BMKG, memantau tinggi muka air di pintu air setiap tiga jam untuk diinformasikan kepada masyarakat, hingga koordinasi dengan berbagai SKPD untuk menanggulangi banjir.
Pengangkutan sampah sisa banjir terus dilakukan Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta. ”Semuanya sedang ditangani, dengan jumlah terbanyak di Jakarta Barat,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Andono Warih.
Untuk pengangkutan setelah banjir ini, pihak Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta melakukan pengelolaan mobilisasi pengangkutan. Pengangkutan dilakukan secara bertahap dari area terkecil dan dikumpulkan terlebih dahulu di tempat penampungan sementara sebelum diangkut ke Tempat Pembuangan Sampah Terakhir (TPST) Bantargebang.
”Kalau langsung diangkut ke Bantargebang, armada juga tak bisa bolak-balik cepat karena antrean di Bantargebang juga panjang,” katanya.
Terkait permintaan Pemerintah Kota Bekasi untuk membuang sampah setelah banjir di TPST Bantar Gebang, Anies menyatakan akan memenuhi permintaan tersebut. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan membantu Bekasi, seperti peminjaman alat-alat.