Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe berencana melakukan lawatan ke Timur Tengah di tengah tensi memanas menyusul terbunuhnya salah satu pucuk pimpinan militer Iran, Qassem Soleimani, oleh serangan Amerika Serikat.
Oleh
Adhitya Ramadhan
·3 menit baca
TOKYO, SELASA — Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe berencana melakukan lawatan ke Timur Tengah di tengah tensi yang kian memanas menyusul terbunuhnya salah satu pucuk pimpinan militer Iran, Mayor Jenderal Qassem Soleimani, oleh serangan Amerika Serikat. Beberapa negara yang menurut rencana akan dikunjungi Abe adalah Arab Saudi, Oman, dan Uni Emirat Arab.
Seorang juru bicara Abe dari Partai Demokrat Liberal mengumumkan, lawatan Abe di Timur Tengah akan berlangsung 12-15 Januari 2020.
PM Abe juga mengumumkan detail rencana lawatannya ketika bertemu dengan para pengurus Partai Demokrat Liberal.
”Saya sangat prihatin dengan tensi di Timur Tengah,” kata Abe seperti dikutip stasiun televisi NHK. ”Saya harap bisa berkontribusi pada perdamaian dan stabilitas di kawasan melalui langkah-langkah diplomatik untuk menurunkan tensi.” kata Abe.
Saya sangat prihatin dengan tensi di Timur Tengah.
Pembunuhan Soleimani oleh AS minggu lalu memicu kekhawatiran akan terjadinya konflik terbuka. Terlebih Presiden AS Donald Trump mengancam akan ”membalas kembali” jika Teheran melakukan pembalasan terhadap pembunuhan tersebut.
Dalam beberapa bulan terakhir, Abe berupaya menjadi mediator antara AS yang merupakan sekutu Jepang dan Iran yang memiliki hubungan lama dengan Tokyo.
Tokyo dan Teheran tetap mempertahankan hubungan diplomatik selama beberapa dekade melalui fase krisis dengan Barat yang dipicu oleh revolusi Islam tahun 1979 dan gesekan soal program nuklir.
Pada Juni ketika tensi meningkat menyusul sikap Trump menarik diri dari kesepakatan nuklir dengan Iran, Abe mengunjungi Iran untuk bertemu dengan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dan Presiden Hassan Rouhani.
Namun, kunjungan Abe saat itu bertepatan dengan dugaan serangan terhadap dua kapal tanker di Laut Oman di lepas pantai Iran sehingga ketegangan di Teluk justru semakin meningkat.
Khamenei pun dengan tegas menolak mengadakan pembicaraan dengan Trump meski Abe berusaha agar hal itu berjalan lancar.
Upaya lanjut
Kemudian Abe bertemu dengan Rouhani di salah satu acara di sela-sela Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa. Pada Desember 2019, Abe menyambut kedatangan pemimpin Iran itu di Jepang. Ini merupakan kunjungan kepala negara Iran yang pertama dalam dua dekade terakhir.
Upaya Jepang dalam menyeimbangkan hubungannya dengan sekutu kuncinya, Washington, serta hubungan jangka panjang dan kepentingannya dengan Teheran telah berjalan mulus.
Sebelum Washington secara sepihak menerapkan sanksi bagi Iran setelah mundur dari kesepakatan nuklir Mei 2018, Jepang merupakan salah satu importir utama minyak mentah Iran. Namun, sejak sanksi AS diberlakukan, impor Jepang dihentikan.
Senin lalu, Abe kembali mengumumkan bahwa Jepang akan mengirimkan pasukan bela dirinya ke Timur Tengah untuk memperkuat penggalian informasi dan mengamankan jalur kapal-kapal Jepang.
Rencana itu telah disampaikan Pemerintah Jepang sejak bulan lalu. Seorang pejabat di Kementerian Pertahanan Jepang menyatakan bahwa pengoperasian pesawat patroli di Teluk akan dimulai bulan ini, sementara pengoperasian kapal perusak akan dimulai pada Februari 2020. (AFP/REUTERS)