China Pastikan Tanda Tangan Kesepakatan "Fase Satu"
Perang dagang antara Amerika Serikat dan China berangsur-angsur mereda. Pekan depan, Wakil Perdana Menteri China Liu He akan mengunjungi Washington untuk menandatangani kesepakatan \'fase pertama" dengan Amerika Serikat.
Oleh
Benny Dwi Koestanto
·3 menit baca
Beijing, Kamis - Pemerintah China, Kamis (9/1/2020) di Beijing mengatakan, pekan depan, Wakil Perdana Menteri Liu He akan berkunjung ke Washington untuk menandatangani kesepakatan "fase satu" dengan Amerika Serikat. Pernyataan Beijing itu untuk sementara telah menurunkan ketegangan perdagangan antara dua negara dengan perekonomian ekonomi terbesar di dunia itu.
Penandatanganan kesepakatan fase satu itu akan mengakhiri pertikaian kedua negara di bidang perdagangan yang berlangsung selama hampir dua tahun terakhir. Dinamika perang dagang keduanya - melalui perang tarif impor senilai ratusan miliar dollar AS - telah mengancam laju ekonomi global.
Liu, negosiator top China dalam konflik perdagangannya dengan Washington, akan berada di ibu kota AS itu dari Senin (13/1/2020) hingga Rabu (15/1/2020) untuk menandatangani kesepakatan itu. Presiden AS, Donald Trump, mengumumkan pekan lalu bahwa kedua negara akan menandatangani perjanjian mini - bagian pertama dari pakta yang lebih luas antara keduanya - pada 15 Januari, tetapi Beijing belum mengkonfirmasi perjalanan tersebut.
Media South China Morning Post, misalnya, pekan lalu memberitakan bahwa delegasi China menjadwal ulang perjalanan mereka ke AS justru setelah Presiden Trump secara sepihak mengumumkan penandatanganan akan digelar pada tengah bulan ini. Beijing diberitakan tetap dengan pendekatan yang terukur terkait negosiasi dagangnya dengan Washington. Namun pernyataan Beijing terbaru cukup menenangkan para pelaku pasar.
"Atas undangan AS, Liu He akan memimpin delegasi ke Washington mulai 13 Januari hingga 15 Januari untuk menandatangani perjanjian fase satu," kata juru bicara Kementerian Perdagangan China, Gao Feng, pada jumpa pers mingguan. "Kedua belah pihak berkomunikasi erat mengenai pengaturan terperinci penandatanganan."
Cakupan
Para pejabat AS dan China mengatakan perjanjian itu mencakup sejumlah aspek. Antara lain perlindungan terkait kekayaan intelektual, makanan dan barang pertanian, jasa keuangan dan valuta asing, serta ketentuan-ketentuan mengenai penyelesaian sengketa kedua belah pihak.
Trump sendiri telah membatalkan rencana untuk mengenakan tarif impor senilai 160 miliar dollar AS terhadap barang-barang China pada pertengahan Desember lalu. Hal itu mencakup barang-barang konsumen seperti telepon seluler. Namun Washington tetap menerapkan tarif impor atas barang-barang senilai sekitar 250 miliar dollar AS, termasuk mesin dan aneka barang elektronika.
Perwakilan Dagang AS, Robert Lighthizer, mengatakan China berkomitmen membeli aneka produk AS minimum sebesar 200 miliar dollar AS selama dua tahun mendatang. Beijing akan membeli aneka produk dari produsen, petani, produsen energi, dan penyedia layanan AS. Namun Gao menolak untuk mengkonfirmasi angka tersebut dalam konferensi persnya di Beijing.
Para pengamat mengatakan perang dagang yang juga memiliki konsekuensi bagi ekonomi lain secara global, mungkin telah mendorong terjadinya hubungan dagang jangka panjang antara AS-China. Tekanan terhadap Beijing diharapkan turun, di tengah perlambatan ekonomi domestik dan protes pro-demokrasi di Hong Kong. (AFP/AP)