Ganda putra bulu tangkis Indonesia, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, mendapat momentum positif di awal 2020. Ini menjadi bekal bagi mereka untuk meraih tiket ke Olimpiade Tokyo 2020.
Oleh
Yulia Sapthiani
·4 menit baca
KUALA LUMPUR, JUMAT - Pertemuan pada perempat final turnamen bulu tangkis Malaysia Masters BWF Super 500 memberi hasil berlawanan bagi dua ganda putra Indonesia pada turnamen pertama 2020. Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon gagal mempertahankan gelar, sedangkan tiket semifinal bagai energi baru bagi Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.
Hasil tersebut tak terelakkan ketika mereka bertemu di Kuala Lumpur Sports City, Bukit Jalil, Malaysia, Jumat (10/1/2020). Dalam laga ketat hingga poin-poin akhir, Fajar/Rian menang, 21-19, 17-21, 23-21, dan akan bertemu dengan Kim Gi-jung/Lee Yong-dae (Korea Selatan) pada semifinal.
Kekalahan itu menggagalkan “Minions” untuk mempertahankan gelar. Ganda putra nomor satu dunia itu, juga, gagal ke final dalam tiga turnamen terakhir. Setelah menjuarai Fuzhou China Terbuka Super 750, November, Kevin/Marcus hanya bertahan hingga perempat final Hong Kong Terbuka Super 750 dan semifinal turnamen Final BWF.
Fajar/Rian, juga, membuat Kevin/Marcus untuk pertama kalinya gagal memulai awal tahun dengan gelar juara setelah 2015. Setelah bertahan hingga perempat final All England pada awal 2015, “Minions” selalu mengawali penampilan dengan gelar juara pada awal 2016-2019. Mereka menjuarai Malaysia Masters pada awal 2016, All England pada awal 2017, Indonesia Masters (2018), dan Malaysia Masters (2019).
Sebaliknya, Fajar/Rian bagai mendapat energi dalam masa perburuan poin untuk Olimpiade Tokyo 2020. Hasil tersebut menjadi kemenangan dalam dua laga beruntun melawan Kevin/Marcus meski secara keseluruhan masih tertinggal, 3-5.
Kemenangan sebelumnya didapat dalam perempat final Korea Terbuka, September 2019, yang akhirnya mengantarkan Fajar/Rian menuju gelar juara. Korea Terbuka pula menjadi momen terakhir penampilan baik Fajar/Rian pada 2019. Setelah itu, mereka tiga kali gagal melewati babak kedua dari empat turnamen.
Pelatih ganda putra Herry Iman Pierngadi mengatakan, saat bermain dengan normal, dalam arti tak banyak melakukan kesalahan, Fajar/Rian memiliki kemampuan mengalahkan pasangan-pasangan kuat, termasuk Kevin/Marcus. “Fajar/Rian sebenarnya memiliki kemampuan bermain no lob yang lebih rapi saat mereka bermain normal. Itu yang harus dijaga,” kata Herry.
Fajar/Rian membutuhkan kemenangan demi kemenangan untuk membuka peluang terpilih ke Tokyo. Mereka masih memiliki waktu hingga akhir kualifikasi Olimpiade, 26 April 2020, sejak setahun lalu.
Berdasarkan daftar peringkat yang terakhir dikeluarkan Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) pada 7 Januari, ganda putra Indonesia berpeluang besar menempatkan dua wakil di Tokyo. Ini karena nomor tersebut memenuhi syarat untuk mendapat kuota maksimal, yaitu menempatkan minimal dua wakil pada peringkat delapan besar dunia. Saat ini, Indonesia memiliki Kevin/Marcus pada posisi pertama, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (2), dan Fajar/Rian (5).
Fajar/Rian tak sekadar membutuhkan posisi delapan besar. Mereka ditutntut tampil konsisten pada persaingan papan atas karena harus bersaing dengan Hendra/Ahsan dengan penampilan yang lebih baik pada 2019. “Daddies” menjuarai empat turnamen, termasuk dari All England, Kejuaraan Dunia, dan Final BWF, dari 11 final pada 2019. Satu tiket lain hampir pasti dimiliki Kevin/Marcus.
Di Kuala Lumpur, Hendra/Ahsan juga akan tampil pada semifinal melawan Li Junhui/Liu Yuchen (China) setelah mengalahkan Lee Yang/Wang Chi Lin (Taiwan), 20-22, 21-18, 21-19. Hendra/Ahsan tertinggal, 6-8, dari Li/Liu tetapi memenangi tiga pertemuan terakhir.
Bangkit
Momen kebangkitan pada awal tahun, dibandingkan hasil buruk menjelang akhir 2019, juga didapat Greysia Polii/Apriyani Rahayu dan Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja. Semifinal yang akan mereka jalani Sabtu ini menjadi semifinal pertama sejak Taiwan Terbuka, September 2019.
Setelah semifinal di Taiwan, Greysia/Apriyani dan Hafiz/Gloria tak bisa melewati babak kedua pada empat turnamen. Tiket empat besar di Malaysia Masters pun menjadi awal baik bagi mereka.
Kemenangan atas Chang Ye-na/Kim Hye-rin (Korea Selatan), 21-19-21-19, juga menjadi kemenangan pertama Greysia/Apriyani setelah selalu kalah dalam dua pertemuan sebelumnya.
Pertandingan tersebut, juga dua pertemuan sebelumnya, menunjukkan arti persahabatan di luar lapangan tetapi tetap menjadi musuh di lapangan bagi Greysia dan Chang. “Di lapangan, kami bersaing meski bersahabat di luar lapangan. Saya tak mau memberinya poin, demikian juga dia. Kami sama-sama berjuang untuk kepentingan sendiri,” tutur Greysia dalam laman BWF.
Pada tunggal putra, langkah Jonatan Christie dihentikan Ng Ka Long Angus (Hong Kong), 21-15, 12-21, 18-21. Indonesia pun tak menyisakan lagi wakil pada semifinal tunggal putra.