Lima kejuaraan yang termasuk kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020 menjadi tumpuan terakhir para lifter untuk lolos ke pesta olahraga dunia itu. Para atlet diminta menjaga motivasi dan semangat bertanding.
Oleh
DENTY PIAWAI NASTITIE
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tim angkat besi Indonesia memasuki tahun sibuk dengan mengikuti lima kejuaraan sebelum Olimpiade Tokyo 2020. Dengan jadwal yang padat dan persaingan yang semakin berat, para lifter diminta menjaga konsentrasi, pikiran positif, dan keyakinan untuk mencapai hasil terbaik.
Pelatih tim angkat besi Indonesia Muhammad Rusli menegaskan, segala kebutuhan atlet mulai dari program latihan, pemulihan, nutrisi, hingga akomodasi sudah dipenuhi manajer dan tim pelatih. ”Tugas atlet menjaga konsentrasi dan semangat berlomba. Atlet harus giat berlatih, memperhatikan istirahat, memperhatikan makanan yang dikonsumsi, dan menjaga motivasi,” katanya di Jakarta, Sabtu (11/1/2020).
Rusli menjelaskan, padatnya agenda kejuaraan mempunyai dampak berbeda untuk atlet senior dan yunior. Bagi atlet berusia di bawah 19 tahun, seperti Rahmat Erwin Abdullah dan Windy Cantika Aisah, padatnya agenda tidak berisiko terlalu besar. Atlet-atlet muda masih punya semangat dan motivasi tinggi untuk berlomba. Mereka juga senang berlomba di luar negeri karena bisa menambah pengalaman dan jam terbang.
Suasana hati yang positif membuat proses pemulihan tubuh untuk atlet muda lebih cepat. Selain itu, berat badan atlet juga relatif stabil sehingga tidak mengganggu penampilan. Sementara itu, agenda kejuaraan yang terlalu padat bisa mengganggu penampilan atlet senior. Tubuh mereka lebih rawan cedera dan memengaruhi mental.
”Kami tidak berani memasang jadwal kejuaraan yang terlalu padat untuk atlet senior karena mereka membutuhkan waktu pemulihan tubuh yang lebih lama dari yunior. Kalau atlet yunior, pemulihan tubuh hanya membutuhkan waktu sepekan. Adapun untuk atlet senior, waktu satu bulan saja belum tentu cukup untuk pemulihan,” tutur Rusli.
Lima kejuaraan yang juga menjadi kualifikasi untuk lolos ke Olimpiade Tokyo 2020 akan diikuti atlet-atlet Indonesia. Kejuaraan terdekat adalah International Fajr Cup di Rasht, Iran, pada 1-5 Februari 2020. Lifter senior Eko Yuli Irawan (kelas 61 kg), Deni (67 kg), dan Triyatno (73 kg) akan turun dalam kejuaraan ini.
Sementara itu, lifter yunior Mohammad Yasin (67 kg) dan lifter senior Nurul Akmal (+87 kg) akan tampil pada International Solidarity Championship di Tashkent, Uzbekistan, pada 8-12 Februari. Di kota yang sama, enam atlet yunior di bawah 19 tahun berlaga pada Kejuaraan Asia Yunior, 13-19 Februari. Mereka adalah Rahmat Erwin Abdullah (73 kg), Muhammad Faathir (61 kg), Windy Cantika Aisah (49 kg), Juliana Klarisa (55 kg), Putri Aulia (59 kg), dan Tsabitha Alfiah Ramadani (71 kg).
Setelah itu, Yasin, Rahmat, Faathir, Windy, Juliana, dan Putri akan turun pada Kejuaraan Dunia Yunior di Bucharest, Romania, 14-24 Maret. Kejuaraan terakhir yang diikuti para lifter adalah Kejuaraan Asia yang bergulir di Nur Sultan, Kazakhstan, 16-25 April. Delapan atlet akan bersaing pada ajang kualifikasi terakhir tim angkat besi menuju Olimpiade, yakni Windy, Juliana, Putri, Nurul, Eko Yuli, Deni, Rahmat Erwin, dan Triyatno.
Lolos ke Olimpiade
Pelatih kepala tim angkat besi Indonesia Dirdja Wihardja mengatakan, target utama tim angkat besi adalah meloloskan atlet-atlet ke Olimpiade. ”Saat ini, yang posisinya relatif aman adalah Eko Yuli dan Windy Cantika. Tetapi, kami masih punya peluang dari Deni, Triyatno, Rahmat Erwin, dan Nurul Akmal. Kita lihat saja nanti di kejuaraan siapa yang performanya paling baik,” ujarnya.
Sementara itu, Yasin mengatakan, dirinya akan memanfaatkan penampilan di International Solidarity Championship sebagai pemanasan menuju Kejuaraan Dunia Yunior 2020. ”Ini akan menjadi kesempatan terakhir saya di level yunior. Saya akan memanfaatkan kesempatan dengan sebaik-baiknya,” lanjutnya.
Yasin merupakan lifter yang disiapkan untuk menggantikan posisi seniornya, Deni. Bermain pada kelas yang sama dengan Deni, menurut Yasin, memberikan tantangan dan motivasi untuk minimal bisa menyamai total angkatan senior. ”Saya menargetkan agar tahun ini bisa setidaknya mendekati jumlah angkatan Deni. Sekarang angkatan saya masih terpaut sekitar 10 kg,” ujarnya.