Teheran telah mengundang Amerika Serikat, Ukraina, Kanada, dan negara lain untuk bergabung dalam penyelidikan kecelakaan sesuai aturan internasional.
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·3 menit baca
KIEV, SABTU — Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuntut Iran menghukum pihak yang bertanggung jawab, membayar kompensasi, dan meminta maaf karena telah salah menembak pesawat komersial, Ukraine International Airlines, pada Rabu (8/1/2020) pagi. Iran akhirnya mengaku bertanggung jawab atas insiden yang membunuh 176 orang tersebut.
”Kami menuntut pengakuan bersalah sepenuhnya. Kami berharap Iran menjamin kesiapan untuk penyelidikan penuh dan terbuka, membawa mereka yang bertanggung jawab ke pengadilan, mengembalikan jenazah, membayar kompensasi, dan meminta maaf resmi melalui saluran diplomatik,” kata Zelensky, dikutip dari laman Facebook, Sabtu (11/1/2020).
Pesawat Boeing 737-800 dengan kode penerbangan PS 752 tersebut jatuh tak lama setelah lepas landas dari Bandara Internasional Imam Khomeini, Teheran. Pesawat terjatuh setelah dihantam rudal yang ditujukan ke pangkalan militer yang dipimpin Amerika Serikat di Irak.
Pesawat ini membawa penumpang dari Teheran menuju ibu kota Ukraina, Kiev. Korban terdiri dari 167 penumpang dan 9 kru dari sejumlah negara, antara lain Ukraina, Iran, dan Kanada.
Zelensky juga mengimbau agar investigasi segera berlangsung tanpa hambatan apa pun. Ia menyerukan agar Teheran memberikan akses penuh kepada 45 ahli dari Ukraina. Pekan lalu, sejumlah ahli dari Ukraina yang tiba di Iran telah mendapatkan akses ke kotak hitam pesawat, puing-puing pesawat, rekaman percakapan pilot dan menara kontrol bandara, serta lokasi kecelakaan.
”Kami tidak pernah ragu kru kami dan pesawat kami bisa menjadi penyebab bencana mengerikan ini. Mereka adalah yang terbaik,” kata Kepala Ukraine International Airlines (UIA) Yevhenii Dykhne.
Insiden pesawat jatuh akibat rudal di Teheran ini mengulang insiden serupa yang terjadi pada pesawat Malaysia Airlines MH17 pada 2014. Dalam insiden tersebut, Rusia membantah bahwa rudal BUK Rusia telah mengenai pesawat yang sedang berada di timur Ukraina, wilayah yang dikuasai separatis pro-Rusia.
”Iran telah menunjukkan dirinya lebih beradab daripada Rusia. Teheran telah mengakui kesalahannya dalam tiga hari, sementara Rusia terus berusaha untuk kabur,” ucap anggota Parlemen Ukraina, Volodymyr Ariev, di Facebook.
Sangat menyesal
Presiden Iran Hassan Rouhani menyampaikan rasa belasungkawa pada Sabtu, 11 Januari. ”Republik Islam Iran sangat menyesali kesalahan yang menghancurkan ini. Pikiran dan doa saya ditujukan kepada semua keluarga yang berkabung. Saya mengucapkan belasungkawa yang tulus,” ujarnya, melalui Twitter.
Teheran telah mengundang AS, Ukraina, Kanada, dan negara lain untuk bergabung dalam penyelidikan kecelakaan sesuai aturan internasional. Pesawat Boeing 737 dibuat oleh perusahaan AS dan mesin pesawat dibangun oleh perusahaan konsorsium AS-Perancis. Undangan terhadap AS diberikan di tengah perselisihan sengit di antara kedua negara.
Rudal yang menghantam pesawat UIA itu merupakan bagian dari serangan balas dendam Iran kepada AS atas kematian pemimpin pasukan Quds Iran, Mayor Jenderal Qassem Soleimani. Dalam serangan tersebut, ironisnya, tidak ada korban jiwa dari pihak militer AS ataupun koalisinya.
Pernyataan Garda Revolusi Iran (IRGC) yang dirilis media pemerintah menyebutkan, pesawat itu dikira sebagai target musuh setelah berbalik arah pusat militer yang penting. Pada waktu itu, militer sedang berada dalam tingkat kesiapan tertinggi.
”Dalam kondisi seperti itu, karena kesalahan manusia dan dalam cara yang tidak disengaja, penerbangan itu tertembak. Kami meminta maaf dan akan meningkatkan sistem untuk mencegah tragedi di masa depan,” bunyi pernyataan tersebut.
IRGC menambahkan, pihak yang bertanggung jawab atas serangan pesawat tersebut akan dituntut.
Mantan penyelidik kecelakaan dari Badan Penerbangan Federal AS (FAA), Mike Daniel, mengatakan, penyelidikan akan mengungkapkan fakta mengenai insiden tersebut. ”Ketika fakta dan bukti mulai keluar, saya pikir tidak dapat dihindari bahwa Pemerintah Iran (akan) menerima kesalahan,” ujarnya. (AFP/AP/REUTERS)